Tradisi masak apam di Pasaman Barat tetap lestari

id Tradisi Memasak Apam

Tradisi masak apam di Pasaman Barat tetap lestari

Kaum ibu-ibu sedang memasak bersama yang dinamakan tradisi ma-apam yang dilakukan setiap memasuki bulan rajab di halaman kantor bupati, Senin (26/3). (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Tradisi memasak makanan oleh ibu-ibu yang terbuat dari tepung beras yang dinamakan ma-apam menjelang memasuki Bulan Rajab di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) tetap terus dilestarikan.

"Benar, tradisi ma-apam hingga saat ini terus berlanjut setiap memasuki Bulan Rajab. Tradisi ini perlu dilestarikan dalam rangka memupuk kebersamaan," kata Ketua Tim Penggerak PKK Pasaman Barat, Yunisra Syahiran saat memasak apam di halaman rumah Wakil Bupati Pasaman Barat, Senin.

Ia mengatakan kegiatan ma-apam tersebut merupakan tradisi yang sudah puluhan tahun berlangsung. Saat memasak apam itu nilai kebersamaan sangat terlihat.

"Memasak apam itu asik, penuh canda tawa dan kebahagian. Tradisi ini akan terus lestari jika semua ibui-ibu bisa melanjutkan tradisi ini. Selain itu, ada doa yang tersemat di balik tradisi tersebut," ujarnya.

Menurutnya tradisi yang sudah turun dan temurun tersebut selain mempererat tali silaturahmi masyarakat, juga ikut mengajak meningkatkan persatuan dan kesatuan.

Puluhan tungku untuk memasak apam tersebut dikerumunani oleh ibu-ibu. Sambil memasak apam terlihat tertawa bersama sambil mengaduk bumbu dan santan kental sebagai bahan dasar apam sebelum di masak. Semua bahan dan cara yang digunakan terlihat masih sangat tradisional.

Memasak apam merupakan salah satu tradisi masyarakat Pasaman Barat yang dilakukan sekali dalam setahun, tepatnya saat bulan Rajab. Biasanya setelah di masak apam disantap bersama-sama atau dibagikan kepada masyarakat dan sanak keluarga.

Salah seorang peserta memasak apam, Baidah berharap ke depan generasi muda bisa mengenali dan melestarikan tradisi ini.

Mulai dari tata cara mencari bahan, mengolah dan memasak apam. Sehingga tradisi memasak apam bisa terus dilestarikan oleh generasi penerus ke depan.

"Kami berharap apa yang kami lakukan hari ini bisa ditiru oleh generasi penerus, agar tradisi ini tidak hilang begitu saja di tengah kemajuan zaman," ujarnya.

Ia menambahkan, sejak puluhan tahun lalu, saat memasuki bulan Rajab masyarakat Pasaman Barat melakukan tradisi maapam alias memasak apam secara berkelompok di halaman rumah atau di tempat yang lapang.

Mereka memilih ruang terbuka, karena asap yang ditimbulkan dari bahan bakar alami berupak daun kelapa kering cukup banyak. Jika memasak dilakukan di ruangan terbuka akan lebih mudah.

"Bahan dasar pembuat apam terbilang sangat mudah didapat, seperti tepung beras yang sudah ditumbuk, santan kelapa, garam, gula, dan sejumlah pemanis alami seperti gula aren. Setelah di siapkan semua bahan diaduk menjadi satu dan berbentuk cairan putih," ujarnya.

Kegiatan memasak apam bersama ini dihadiri langsung oleh Ketua Penggerak PKK Kabupaten Pasaman Barat Yunisra Syahiran, dan Ketua GOW Pasaman Barat Sifrowati Yulianto, Ketua DWP Harnina Manus Handri.

Selain melestarikan tradisi, kegiatan maapan ini diharapkan mampu menjalin silaturahmi antara sesama di Pasaman Barat.