Menhub resmikan politeknik pelayaran Sumbar

id Menteri Perhubungan,Budi Karya Sumadi,Politeknik Pelayaran

Menhub resmikan politeknik pelayaran Sumbar

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) yang didampingi oleh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto Danusubroto (tiga kiri), Staf Ahli Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Shadiq Pasadigoe (kiri) menggunting pita pertanda diresmikannya Politeknik Pelayaran Sumatera Barat di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, Jumat (9/2). (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M S)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan Politeknik Pelayaran Sumatera Barat (Sumbar) yang sebelumnya bernama Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Kabupaten Padang Pariaman.

"Dengan diresmikan menjadi sekolah tinggi maka dapat meningkatkan kemampuan peserta didik," kata dia saat meresmikan Politeknik Pelayaran Sumbar di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Jumat.

Ia mengatakan dengan meningkatnya kemampuan peserta didik tersebut maka lulusan pelayaran asal Indonesia semakin diminati oleh perusahaan internasional.

Meski saat ini lulusan pelayaran asal Indonesia diminati kedua setelah Filipina, namun ia menekankan agar lulusan sekolah tersebut semakin diminati maka peserta didiknya harus menguasai bahasa Asing.

"Dengan keterampilan semakin memadai, menguasai bahasa asing, dan semangat untuk bekerja maka lulusan Politeknik akan lebih mudah mencari kerja ke luar negeri dengan gaji yang menggiurkan," ujarnya.

Penetapan menjadi Politeknik Pelayaran tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 5 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pelayaran Sumbar.

Baca juga: Menhub meletakkan batu pertama pembangunan terminal tipe a pertama Padang

Politeknik tersebut atau yang sebelumnya BP2IP dibangun semenjak 2011 di atas lahan seluas 37,175 hektare dengan anggaran Rp509,82 miliar yang saat ini dapat menampung 500 peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) kelas reguler dan 100 peserta Diklat pendek.

Politeknik tersebut memiliki program Diklat Pembentukan (DP-IV) Nautika dan Teknika, DP-V Nautika dan Teknika, Diklat Keterampilan Keahlian Pelaut, Basic Safety Training, Advance Fire Fighting, Medical First Aids, dan Security Awareness Training.

Selain itu, sejak berdiri hingga 2017, Diklat tersebut telah mengeluarkan 9.285 sertifikat pelaut sesuai dengan standart yang ditetapkan International Maritime organization.

Serta pada 2018 akan menyelenggarakan Program Diklat Pemberdayaan Masyarakat dengan kuota sebanyak 3.470 peserta dari 100 ribu peserta yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia perhubungan.

Politeknik Pelayaran tersebut nantinya juga terbuka untuk lulusan dari berbagai pesantren yang menempuh pendidikan formal maupun paket C di kejuruan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Sementara itu, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto Danusubroto mengajak pemuda Indonesia untuk mengembalikan kejayaan kemaritiman Indonesia.

"Lihat sejarah, Indonesia dikenal dengan kemaratimannya," ujarnya.

Ia berharap dengan ditingkatkannya status dari Diklat menjadi Politeknik Pelayaran maka peluang masyarakat Sumbar untuk berkarya jauh lebih baik lagi terlebih provinsi itu dikenal sebagai daerah yang melahirkan tokoh-tokoh nasional dan orang-orang cerdas. (*)