Sarilamak, (Antara Sumbar) - Bupati Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), Irfendi Arbi mengajak masyarakat setempat, terlebih generasi muda agar meneladani nilai kepahlawanan sebagai wujud peringatan Hari Pahlawan serta mengisi kemerdekaan.
"Peristiwa tersebut memberikan pelajaran moral bahwa warisan terbaik para pahlawan bangsa bukanlah politik, ketakutan, melainkan politik harapan," kata dia saat upacara peringatan Hari Pahlawan yang bertempat di Sarilamak, Kamis.
Ia mengatakan beberapa nilai kepahlawanan yang patut diteladani itu adalah rela dan semanat berjuang dengan penuh idealisme, serta mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Kemudian juga nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pantang menyerah, jujur dan adil, percaya kepada kemampuan diri sendiri, serta bekerja keras untuk membangun Indonesia yang sejahtera.
"Nilai-nilai tersebut dimiliki para pahlawan yang berjuang hingga Bangsa Indonesia dapat merdeka dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia," kata dia saat membacakan sambutan tertulis Menteri Sosial RI sebagai momentum refleksi dalam kegiatan upacara peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016.
Menurutnya, nilai-nilai tersebut harus terus ditumbuhkan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi bangsa yang besar.
Irfendi menyebutkan untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, harus mengembangkan bangsa untuk mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam bidang politik, serta berkepribadian dalam budaya.
"Sejalan dengan orientasi trisakti, pemerintah hadir dengan menawarkan visi transpormatif terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotongroyong," kata dia.
Upacara peringatan Hari Pahlawan di kabupaten tersebut dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Usai upacara dilanjutkan pembacaan dan penandatanganan ikrar Forum Tiga Pilar serta ziarah ke makam pahlawan di Lurah Kincia Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari.
Sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat menjadi pahlawan dalam bentuk kerja nyata sekecil apapun sesuai kemampuan, bidang tugas, dan profesi masing-masing.
Khofifah kerja nyata tersebut dapat dilakukan apapun posisinya, apakah sipil atau militer, pejabat atau non pejabat, rakyat biasa atau pemimpin.
Menurutnya konteks berperang saat ini tidak lagi mengangkat senjata melawan penjajah, namun berperang untuk mengatasi berbagai masalah bangsa, seperti kemiskinan, pengangguran, ketelantaran, ketunaan sosial, korban bencana, dan berbagai masalah sosial lainnya.
Untuk itu, semangat dan nilai-nilai kepahlawanan harus dapat diimplementasikan dan didayagunakan untuk hal tersebut. (*)
