Pulau Punjung, (AntaraSumbar) - Buah duku di Kabupaten Dharmasraya akan bersertifikat dari Kementrian Pertanian (Kementan) RI, sebagai pengakuan komiditas buah asli daerah itu.
"Pemerintah pusat telah memberi rekomendasi untuk hal itu, karena duku daerah dinilai memiliki perbedaan dengan duku di luar daerah, seperti Palembang dan Bengkulu, kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Dharamasraya, Afdal Jp Tamsin di Pulau Punjung, Jumat.
Menurut dia, komoditas duku merupakan kearifan lokal Dharmasraya yang harus dipatenkan, sehingga masyarakat dapat menilai perbedaan duku Dharmasraya dengan daerah lainnya.
Berdasarkan hasil Balai Penelitian Buah dan Tropika (Balitbu) Tsumani, Kota Solok, kata dia, buah duku Dharmasraya lebih manis dengan kadar gula mencapai 25 persen.
"Jadi harus ada pengakuan untuk buah duku asli daerah, sebab duku yang dijual di luar daerah itu asalnya dari Dharmasraya," ujarnya.
Ia menilai komoditas duku mempunyai potensi besar dalam peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Secara ekonomis, sebut dia letak daerah strategis karena dilalui jalan lintas Sumatera dan dukungan daerah yang cukup luas serta akses pemasaran ke daerah tetangga cukup dekat.
"Duku diharapkan akan menjadi andalan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya.
Dia menambahkan pemerintah setempat pada 2016 akan membagikan 3.000 bibit duku gratis keenam kelompok tani di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Koto Baru, Tiumang, Koto Salak.
Saat ini ratusan warga setempat "menyulap" atau memanfaatkan pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) menjadi pasar buah duku musiman.
Salah satu pedagang, Hesty (38) mengungkapkan momentum musim buah ini sudah menjadi tradisi tahunan bagi warga sekitar untuk berjualan di pinggir Jalinsum.
Musim duku di tahun ini membawa berkah tersendiri bagi masyarakat, mengingat saat musim hujan ini warga tidak dapat bekerja, karena sebagian besar bermata pencaharian sebagai penyadap getah karet, ujar dia.
Sementara pedagang lainnya, Neni (39) menyebutkan hal sama jika musim buah duku membawa berkah tersendiri bagi dirinya.
"Lumayan untuk tambahan belanja kelengkapan dapur," ujarnya.
Rudi (34), salah satu pembeli asal Medan, mengatakan keberadaan pedagang yang berjualan di pinggir jalan cukup membantu untuk memilih bekal oleh-oleh.
Pembeli lainnya asal Jambi Tina Aryani (40) yang singga berbelanja mengakui harga duku di Dharmasraya cukup murah, buahnya cukup bagus dan rasanya manis.
"Saya beli untuk dimakan di mobil dan untuk anak di Padang," kata ibu yang mengaku berangkat ke Padang untuk mengunjungi anaknya yang sedang kuliah. (*)
