Timika, (Antara) - Dua kelompok warga di Kampung Kimbeli dan Utikini Lama, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua terlibat bentrok menggunakan senjata tradisional sejak Selasa (21/1) hingga Rabu.
Kapolsek Tembagapura, AKP Sudirman yang dihubungi dari Timika, Rabu mengatakan bentrok antarkelompok warga di Distrik Tembagapura dipicu oleh kematian Ruben Alom alias Wili Ngame alias Magai di Kampung Mulia Kencana-SP7, Distrik Iwaka pada Selasa (21/1).
Ruben Alom tewas akibat dipanah oleh warga dari kelompok lainnya. Mendengar informasi itu, kaum kerabat korban yang bermukim di Kampung Utikini Lama menyerang kelompok warga dari Kampung Kimbeli yang diduga merupakan kaum kerabat dari pihak pelaku.
"Sejak kemarin sore mereka sudah saling serang. Tadi siang juga sempat saling serang, namun tidak berlangsung lama karena aparat Polri dan TNI segera menengahi kedua kelompok massa," jelas Sudirman.
Meski terlibat aksi saling serang dengan panah dan benda tajam lainnya, namun sejauh ini belum jatuh korban jiwa maupun luka-luka dari kedua kelompok.
Menurut Sudirman, aparat Polsek Tembagapura dibantu TNI dari kesatuan Batalyon Infanteri 754 Eme Neme Kangasi masih terus berjaga-jaga di lokasi untuk mencegah bentrok susulan.
Kematian Ruben Alom juga memicu ketegangan antardua kelompok warga di Kampung Mulia Kencana-SP7, Distrik Iwaka. Hingga saat ini aparat Polres Mimika masih bersiaga di Kampung Limau Asri-SP5 dan Kampung Mulia Kencana.
Jenazah Ruben Alom sudah dibakar oleh kaum kerabatnya pada Selasa (21/1).
Kapolres Mimika, AKBP Jermias Rontini mengatakan polisi terus berupaya mencegah kedua kelompok warga kembali terlibat bentrokan agar masalah tersebut tidak semakin meluas.
Polres Mimika juga akan mengumpulkan para tokoh masyarakat dari kedua kelompok untuk membicarakan penyelesaian secara damai kasus kematian Ruben Alom dan korban lainnya yakni Atinus Tabuni yang tewas akibat ditikam oleh rekannya saat usai pesta minuman beralkohol di Kampung Utikini Lama, Distrik Tembagapura, Minggu (19/1). (*/jno)