Simpang Empat (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat Doddy San Ismail menegaskan perlunya pembatasan kapasitas kendaraan yang melewati jalan dekat polongan 6 Kecamatan Talamau karena jalan itu sudah terban dan tanahnya masih labil.
"Jalan ini merupakan jalan provinsi yang sudah terban. Jika kendaraan tidak dibatasi kapasitasnya maka bisa kan bertambah parah dan akan memutus arus transportasi," katanya usai meninjau kondisi jalan itu, Selasa.
Selain membatasi kapasitas kendaraan, pemasangan rambu-rambu peringatan perlu dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan.
"Jalan terban ini merupakan salah satu bencana alam yang terjadi di Kecamatan Talamau selain dari banjir dan longsor," katanya.
Pada kesempatan itu, dia bersama sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) juga meninjau dan menyalurkan bantuan kepada korban bencana alam.
rombongan meninjau lokasi longsor di Kelok Kaco, Nagari Talu. Akses yang sebelumnya terputus kini sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat meski dengan kehati-hatian.
Selain longsor, banjir juga melanda Benteng, Nagari Sinuruik, akibat meluapnya Sungai Batang Sinuruik ke kawasan permukiman warga. Sebanyak 30 rumah dan 30 kepala keluarga (KK) terdampak banjir tersebut.
Banjir juga terjadi di Jorong Kemakmuran, Nagari Sinuruik, ketika Sungai Aia Angek/Galanggang meluap. Data sementara mencatat 18 rumah dan 19 KK terdampak.
Sementara itu, di perbatasan Jorong Paraman Benteng, Nagari Sinuruik, material longsor dan kayu tumbang kembali menutup sebagian badan jalan lintas provinsi.
Material tanah memenuhi drainase dan membuat kondisi kawasan rawan longsor susulan. Saat ini jalan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, namun pengguna jalan diminta tetap waspada.
"Kepada masyarakat harus tetap waspada karena cuaca saat ini ekstrem. Hujan masih belum berhenti," imbaunya.