Kota Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi mengingatkan masyarakat terkait pentingnya diversifikasi pangan serta memaksimalkan pemanfaatan potensi pangan lokal agar mengurangi ketergantungan terhadap beras di daerah itu.
"Konsumsi beras di Sumbar masih tinggi sehingga diversifikasi pangan harus terus didorong," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam kegiatan Smart Food Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis potensi sumber daya lokal di Padang, Rabu.
Gubernur juga menyatakan pentingnya untuk mulai memanfaatkan potensi pangan lokal misalnya ubi, labu, sagu dan pisang sebagai sumber karbohidrat yang sehat, bergizi dan ekonomis.
"Misalnya di Kabupaten Kepulauan Mentawai bisa makan pisang dengan gulai ikan," ujarnya.
Mahyeldi mengatakan, menjaga ketahanan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan sehari-hari, melainkan juga merupakan bagian dari menjaga stabilitas bangsa.
"Jadi, menjaga ketahanan pangan itu sama dengan menjaga ketahanan bangsa," ujar dia.
Secara umum, eks Wali Kota Padang itu mengajak seluruh pihak untuk terus mengembangkan potensi pangan lokal agar Ranah Minang dapat menjadi daerah yang mandiri dan cukup pangan.
Terkait program Smart Food B2SA, ia menyampaikan hal itu sebagai langkah penting untuk membangun masyarakat yang sehat, mandiri dan peduli gizi. Selain itu, perhatian pemerintah terhadap urusan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga keamanan dan kehalalan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Sumbar lqbal Ramadi Payana menyampaikan kegiatan Smart Food B2SA dilaksanakan untuk mendukung Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang percepatan diversifikasi pangan.
Apalagi, tambah lqbal, Sumbar saat ini menempati posisi delapan besar nasional dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) 89,0 pada 2024 yang merupakan bukti kemajuan dalam keberagaman konsumsi pangan masyarakat.