Parik Malintang (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra Ade Rezki Pratama meminta masyarakat waspada terhadap, jamu, obat, dan kosmetik yang menawarkan efek sembuh dan putih yang langsung instan karena berpotensi mengandung bahan berbahaya. 

"Kan ada kosmetik yang menawarkan kulit putih dalam satu hari, lalu obat yang menawarkan penyakit langsung sembuh, bahkan obat kuat untuk bapak-bapak," kata Ade Rezki Pratama saat sambutan pada Komunikasi Informasi dan Edukasi di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis. 

Ia mengatakan jamu, obat, dan kosmetik yang menawarkan efek yang cepat tersebut mudah ditemukan karena tidak saja dijual di pasar-pasar tradisional namun juga di marketplace.  

Ia menyampaikan obat-obatan dan kosmetik tersebut dapat berdampak pada kesehatan manusia tidak saja pada kulit jika menggunakan kosmetik namun juga kesehatan tubuh salah satunya kunker. 

"Akhirnya apa? cuci darah yang biayanya besar," katanya. 

Hal tersebut, lanjutnya karena bahan-bahan yang digunakan mengandung bahan berbahaya atau melebihi ambang batas yang telah ditentukan. 

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk saling menyebarkan informasi terkait bahaya obat dan kosmetik tersebut kepada masyarakat lainnya agar tidak ada lagi yang menjadi korban. 

Menurutnya kontribusi masyarakat diperlukan karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) sebagai lembaga yang ditujuk pemerintah untuk mengawasi obat dan kosmetik tidak dapat banyak dapat mengawasi secara maksimal karena juga memiliki keterbatasan. 

Sementara itu, Kepala Balai Besar POM di Padang M. Suhendri mengatakan banyak kosmetik, obat, dan jamu yang beredar di tengah masyarakat yang mungkin ilegal sehingga dapat membahayakan penggunanya. 

Ia menyampaikan perlunya masyarakat mengetahui aman atau tidaknya, jamu, kosmetik, dan obat dengan menerapkan kebiasaan cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa (KLIK). 

Meskipun kosmetik tersebut telah memiliki izin namun belum tentu cocok untuk semua orang sehingga diperlukan pengujian ke organ tubuh lainnya dengan kadar yang rendah. 


Pewarta : Aadiaat MS
Editor :
Copyright © ANTARA 2025