Padang (ANTARA) - Tim dosen Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), Universitas Negeri Padang (UNP), mendukung penguatan keselamatan listrik, lewat pencegahan korsleting melalui instalasi yang benar, di Nagari Talang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
"Korsleting listrik masih menjadi penyebab utama kebakaran rumah tangga di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat. Masalah ini kerap terjadi akibat instalasi yang tidak sesuai standar, penggunaan kabel di luar kapasitas, maupun ketiadaan perangkat pengaman listrik," kata Ketua Tim Pengabdian, Prof. Dr. Sukardi, M.T., di Padang, Kamis.
Kegiatan pengabdian digelar di Jorong Tabek Pala, Nagari Talang, pada Rabu, 27 Agustus kemarin.
Kegiatan yang diketuai oleh Prof. Dr. Sukardi, M.T., juga melibatkan dosen lainnya, yakni Fivia Eliza, M.Pd. dan Novi Febrianti, S.ST., M.Pd.T.,.
Acara dibuka oleh Dr. Mukhlidi Muskhir, S.Pd., M.Kom., selaku Kepala Departemen Teknik Elektro, Universitas Negeri Padang.
Peserta utama kegiatan adalah Kelompok Yasinan Jorong Tabek Pala, yang dipilih karena perannya strategis sebagai komunitas religius, sekaligus agen sosial yang rutin berinteraksi dengan masyarakat luas.
Prof. Sukardi menegaskan bahwa upaya pencegahan korsleting, harus dimulai dari rumah tangga.
“Penggunaan kabel sesuai kapasitas, pemasangan saklar yang tepat, serta pemanfaatan perangkat pengaman seperti MCB dan ELCB adalah langkah sederhana, namun krusial dalam mencegah kebakaran," jelasnya.
Dengan pemahaman yang benar, masyarakat dapat melindungi rumah tangga mereka dari risiko kecelakaan listrik.
Selain Prof. Sukardi, kegiatan ini juga menghadirkan tim pengabdi berkompeten, yaitu Dr. Mahesi Agni Zaus, M.Pd.T., Arinda Frismelly, S.Pd., M.Pd.T., Fenti Amelia Sari, M.Pd.T., Hafiz Usri, S.Pd., M.Pd.T., Dr. Andrian, M.Pd.T., serta Drs. Hambali, M.Kes..
Melalui kombinasi ceramah interaktif, diskusi kelompok, dan simulasi praktik, peserta dilatih mengenali potensi bahaya listrik, memahami instalasi standar, hingga mampu melakukan tindakan preventif sederhana.
Usmiarti, perwakilan Kelompok Yasinan Jorong Tabek Pala, mengaku sangat terbantu dengan materi yang diberikan.
“Selama ini kami hanya tahu menggunakan listrik, tetapi tidak paham bahaya dari instalasi yang salah. Kini kami mengerti pentingnya memilih kabel dan saklar yang tepat, serta memakai MCB. Ilmu ini akan kami sebarkan kepada keluarga dan jamaah yasinan lainnya," katanya.
Hal senada juga disampaikan Wiwi , peserta lainnya.
“Biasanya kalau ada masalah listrik di rumah, kami hanya memanggil tukang tanpa tahu apakah sesuai standar atau tidak. Setelah kegiatan ini, saya bisa membedakan mana instalasi yang aman. Ini sangat bermanfaat untuk mencegah musibah," sebutnya.
Sementara itu, Dr. Syaiful Islami, M.Pd.T. menambahkan bahwa keselamatan listrik sering kali diabaikan, padahal korsleting adalah penyebab utama kebakaran di Indonesia.
"Edukasi sederhana seperti ini dapat menjadi langkah awal pencegahan yang sangat efektif,” katanya.
Program ini juga memiliki keterkaitan yang erat dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui edukasi keselamatan listrik, kegiatan ini mendukung SDGs poin 3 (Good Health and Well-being), dengan mencegah kecelakaan listrik yang berpotensi mengancam jiwa.
Sekalian mewujudkan SDGs poin 4 (Quality Education) melalui pemberian literasi praktis, mengenai instalasi yang benar.
Selain itu, praktik instalasi yang aman dan efisien menjadi bagian dari SDGs poin 7 (Affordable and Clean Energy).
Sedangkan penguatan budaya keselamatan listrik, di tingkat nagari berkontribusi pada SDGs poin 11 (Sustainable Cities and Communities).
Tidak kalah penting, program ini juga mencerminkan SDGs poin 17 (Partnerships for the Goals), karena terlaksananya kegiatan ini berkat kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah nagari, dan komunitas masyarakat.
Dengan demikian, tim pengabdi berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat Nagari Talang menjadi lebih sadar, tanggap, dan mandiri dalam menjaga keselamatan listrik.
Pengetahuan yang diperoleh diharapkan tidak berhenti pada peserta saja, melainkan menyebar ke keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar, sehingga mampu meningkatkan literasi teknis, memperkuat ketahanan sosial, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan.