Lubuk Basung (ANTARA) - Pemberdayaan ekonomi keluarga menjadi fokus utama mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Universitas Negeri Padang (UNP) melalui sosialisasi dan pelatihan bertajuk Home Industry Cinnamon di Kantor Wali Nagari Malalak Barat Kabupaten Agam Sumatera Barat, Selasa (19/8).
Kegiatan tersebut diikuti 39 orang ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dinilai memiliki potensi dalam mengembangkan produk olahan berbasis kayu manis.
“Selama ini kami hanya tahu kayu manis sebagai bumbu masakan, ternyata dapat diolah menjadi produk yang bisa dijual untuk menambah penghasilan keluarga,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Nagari Malalak Barat, Hartati, di Malalak, Selasa (19/8).
Wali Nagari Malalak Barat, Zamri, menyampaikan dukungan penuh dari pemerintah nagari terhadap kegiatan tersebut.
“Pemerintahan Nagari Malalak Barat sangat mendukung kegiatan ini karena berdampak positif bagi masyarakat, khususnya Ibu-Ibu PKK,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri dosen pembimbing PKM-PM UNP, Lailatur Rahmi dan bersama pihak nagari memberikan dukungan nyata terhadap upaya pemberdayaan ekonomi keluarga melalui pemanfaatan kayu manis.
Kemudian, para narasumber dari tim PKM-PM UNP yang diketuai Fikra Wais Alkani bersama anggota Wahyu Hidayati, Sintia Anugra Ananda, Risky Juliani, dan Ilma Hidayat memaparkan inovasi olahan kayu manis, seperti kukis, pai, lilin, sirup, hingga teh.
Program ini merupakan bagian dari hibah Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang mendukung kegiatan mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat.
Sebagai tindak lanjut, pada minggu keenam dan ketujuh kegiatan akan dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan lanjutan berbahan dasar kayu manis, pengemasan, strategi pemasaran, digital marketing, perhitungan harga pokok produksi (HPP), serta teknik pengambilan foto produk.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan baru tersebut, para Ibu PKK diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi kreatif tingkat keluarga. Inovasi ini diyakini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi desa.*