Simpang Empat (ANTARA) - Pabrik kelapa sawit PT Berkat Sawit Sejahtera (BSS) di Simpang Tiga Alin Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) upaya mengatasi kemiskinan dan stunting di daerah itu di momen HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

"CSR senilai Rp43 juta itu telah kita serahkan ke Pemkab Pasaman Barat usai upacara memperingati HUT RI di halaman kantor bupati pada Minggu (17/8)," kata Manager PT BSS David Fernanda di Simpang Empat, Senin.

Menurutnya CSR itu nantinya akan dipergunakan Pemkab Pasaman Barat untuk membantu warga miskin dan stunting.

"Kita siap berkolaborasi dengan Pemkab Pasaman Barat dalam upaya pengentasan kemiskinan dan stunting. Di momen hari kemerdekaan ini mudah-mudahan Pasaman Barat kedepannya lebih maju," katanya.

Selain CSR terkait kemiskinan, PT BSS juga terus menyalurkan CSR ke sektor pendidikan, sosial kemasyarakatan dan pemuda.

Bupati Pasaman Barat Yulianto mengatakan penanggulangan kemiskinan dan stunting harus melibatkan semua pihak. Salah satunya bantuan CSR perusahaan di momen HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Penyerahan CSR oleh beberapa perusahaan sawit dengan total Rp 304.950.000 kepada Pemkab Pasaman Barat dan selanjutnya disaat yang sama diserahkan langsung kepada 10 keluarga penerima manfaat.

Pelaksana tugas Kepala Bappelitbang Pasaman Barat Ikhwanri menyampaikan bahwa pelibatan perusahaan sawit dalam penanganan kemiskinan dan stunting merupakan inovasi daerah yang ada di Bappelitbangda dengan nama "Brondol Sawit" yaitu berkolaborasi kendalikan dan nolkan stunting melalui intervensi sensitif terpadu.

Menurutnya inovasi ini diharapkan mampu mempercepat pencapaian target daerah dalam penurunan kemiskinan dan stunting di Pasaman Barat.

Angka kemiskinan diakhir tahun 2024 sebesar 7 perse yaitu sekitar 34.600 jiwa sedangkan target di tahun 2025 diharapkan turun menjadi 5,75 persen.

Begitu pula kemiskinan ekstrem diakhir tahun 2024 sebesar 0,70 persen atau sekitar 3.410 jiwa sedangkan target diakhir tahun 2025 adalah 0 persen.

Lalu untuk angka prevalensi stunting Pasaman Barat diakhir tahun 2024 yaitu 26,6 persen sedangkan target tahun 2025 adalah 13,5 persen 

"Pemkab Pasaman Barat optimis target tersebut bisa dicapai dengan kolaborasi yang baik dengan semua pihak. Bukan hanya perusahaan sawit, namun pihak lain seperti perbankan, Baznas, tokoh agama, tokoh adat, bahkan Tanoto Foundation juga menjadi bagian yang digandeng guna percepatan pencapaian target penurunan kemiskinan dan stunting di Pasaman Barat," jelasnya. 

Dia mengucapkan terima kasih kepada perusahaan kelapa sawit yang telah berpartisipasi membantu Pemkab Pasaman Barat dalam menanggulangi kemiskinan dan stunting.


Pewarta : Altas Maulana
Editor : Jefri Doni
Copyright © ANTARA 2025