Padang (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya (Marsma) TNI Kusworo menilai Latihan Gabungan Megatrust yang digelar di Padang, Sumatera Barat untuk mengasah kewaspadaan semua pihak menghadapi potensi bencana.
"Latihan gabungan ini bukan sekadar upaya antisipasi terhadap dampak dari potensi megathrust secara teoritis, tetapi juga menjadi simulasi langsung untuk menghadapi bencana yang berpotensi nyata di wilayah Sumbar," katanya di Padang, Kamis.
Menurutnya dengan latihan gabungan itu kewaspadaan semua elemen mulai dari pemerintah hingga masyarakat bisa lebih terasah. Semangat dari simulasi itu juga diharapkan bisa terus disebarkan pada masyarakat.
Latihan gabungan itu, katanya, tidak hanya dilakukan di Sumbar tetapi juga digelar di beberapa titik rawan di Indonesia.
"Tidak hanya di Sumbar atau Kota Padang saja. Basarnas telah mengadakan latihan serupa di daerah rawan lain seperti Aceh, Yogyakarta, Selat Sunda yang meliputi Anyer, Carita, hingga Tanjung Lesung, serta wilayah timur hingga Selat Bali dan Sorong di Papua," ujarnya.
Di Indonesia, sambungnya, kawasan yang berada di pertemuan lempeng besar seperti Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik memang memiliki risiko bencana tinggi. Khususnya di Sumatera Barat, kehadiran banyak gunung berapi aktif menjadikannya salah satu wilayah paling rentan terhadap gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, kondisi cuaca yang saat ini diperkirakan oleh BMKG turut meningkatkan risiko bencana. Sumbar diperkirakan akan mengalami periode hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi singkat. Ini memperbesar peluang terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor, terutama di area rawan bencana.
"Maka, kesiapsiagaan perlu terus ditingkatkan. Kegiatan ini sangat penting untuk memperkuat upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan SAR di wilayah-wilayah yang rawan bencana itu," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, mengapresiasi upaya Basarnas dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana di Sumbar.
Ia menilai, SAR di Padang merupakan salah satu tim SAR paling aktif di Indonesia. Audy menilai, selain terlatih, SAR di Kota Padang juga berpengalaman, baik di darat maupun di laut.
"Potensi megathrust adalah ancaman nyata, dan dampaknya berpotensi meluas bagi sejumlah daerah kabupaten/kota. Ini tanggung jawab bersama, kita semua harus saling mendukung dan bersinergi. Kami berterima kasih kepada Kepala Basarnas atas dukungannya di Sumbar,” ujarnya.
Audy berharap Simulasi Latihan Gabungan ini menjadi momentum penting untuk mengasah dan memperkuat kesiapsiagaan Sumatera Barat dalam menghadapi potensi bencana.
"Dengan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah dalam mengantisipasi megathrust semakin solid dan terarah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kabasarnas: Simulasi latihan gabungan megathrust asah kewaspadaan
"Latihan gabungan ini bukan sekadar upaya antisipasi terhadap dampak dari potensi megathrust secara teoritis, tetapi juga menjadi simulasi langsung untuk menghadapi bencana yang berpotensi nyata di wilayah Sumbar," katanya di Padang, Kamis.
Menurutnya dengan latihan gabungan itu kewaspadaan semua elemen mulai dari pemerintah hingga masyarakat bisa lebih terasah. Semangat dari simulasi itu juga diharapkan bisa terus disebarkan pada masyarakat.
Latihan gabungan itu, katanya, tidak hanya dilakukan di Sumbar tetapi juga digelar di beberapa titik rawan di Indonesia.
"Tidak hanya di Sumbar atau Kota Padang saja. Basarnas telah mengadakan latihan serupa di daerah rawan lain seperti Aceh, Yogyakarta, Selat Sunda yang meliputi Anyer, Carita, hingga Tanjung Lesung, serta wilayah timur hingga Selat Bali dan Sorong di Papua," ujarnya.
Di Indonesia, sambungnya, kawasan yang berada di pertemuan lempeng besar seperti Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik memang memiliki risiko bencana tinggi. Khususnya di Sumatera Barat, kehadiran banyak gunung berapi aktif menjadikannya salah satu wilayah paling rentan terhadap gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, kondisi cuaca yang saat ini diperkirakan oleh BMKG turut meningkatkan risiko bencana. Sumbar diperkirakan akan mengalami periode hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi singkat. Ini memperbesar peluang terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor, terutama di area rawan bencana.
"Maka, kesiapsiagaan perlu terus ditingkatkan. Kegiatan ini sangat penting untuk memperkuat upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan SAR di wilayah-wilayah yang rawan bencana itu," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, mengapresiasi upaya Basarnas dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana di Sumbar.
Ia menilai, SAR di Padang merupakan salah satu tim SAR paling aktif di Indonesia. Audy menilai, selain terlatih, SAR di Kota Padang juga berpengalaman, baik di darat maupun di laut.
"Potensi megathrust adalah ancaman nyata, dan dampaknya berpotensi meluas bagi sejumlah daerah kabupaten/kota. Ini tanggung jawab bersama, kita semua harus saling mendukung dan bersinergi. Kami berterima kasih kepada Kepala Basarnas atas dukungannya di Sumbar,” ujarnya.
Audy berharap Simulasi Latihan Gabungan ini menjadi momentum penting untuk mengasah dan memperkuat kesiapsiagaan Sumatera Barat dalam menghadapi potensi bencana.
"Dengan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah dalam mengantisipasi megathrust semakin solid dan terarah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kabasarnas: Simulasi latihan gabungan megathrust asah kewaspadaan