Padang (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Albert Hendra Lukman menyebut integrasi dan kolaborasi bisa menjadi kunci utama pemajuan sektor pariwisata di Ranah Minang termasuk di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
"Persoalan utama itu, pariwisata di Sumatera Barat tidak terintegrasi," kata anggota DPRD Provinsi Sumbar Albert Hendra Lukman di Padang, Kamis.
Tidak adanya integrasi yang jelas dalam pengelolaan sektor pariwisata dapat dilihat dari kemampuan pemerintah provinsi maupun daerah dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Padahal, pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia tersebut sudah menjadi destinasi pariwisata internasional. Sayangnya, pemangku kepentingan belum bisa menangkap peluang itu.
Menurut Albert, selama ini wisatawan asing yang datang ke Mentawai untuk berburu ombak terbaik hanya transit sementara di Kota Padang kemudian kembali melanjutkan perjalanan ke Bumi Sikerei (julukan Mentawai).
Padahal, jika pemerintah provinsi maupun Kota Padang sigap maka hal itu seharusnya ditangkap sebagai peluang ekonomi. Namun, kurangnya integrasi pariwisata menyebabkan Kota Padang tidak mendapatkan pemasukan dari kunjungan turis ke Mentawai.
"Padang tidak menyambut potensi Mentawai ini dengan baik. Seharusnya, Kota Padang menyiapkan sarana dan prasarana pariwisata agar wisatawan ini bertahan beberapa hari sebelum bertolak ke Mentawai," jelas dia.
Menurutnya, Sumbar harus belajar banyak ke Yogyakarta maupun Bali yang sudah terkenal dalam pengembangan sektor pariwisata. Harapannya, dengan mencontoh gagasan daerah yang lebih maju, maka pariwisata dan ekonomi kreatif di Ranah Minang terakselerasi dengan cepat.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumbar Sugeng Arianto menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk lewat Bandara Internasional Minangkabau periode Agustus 2024 mencapai 6.685 jiwa.
"Kunjungan wisatawan asing mengalami peningkatan sebesar 12,62 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata Sugeng.
Wisatawan asing asal Malaysia, Australia, Perancis, Singapura dan Amerika Serikat masih menjadi lima negara terbanyak penyumbang kunjungan pelancong ke Ranah Minang. Pada periode itu, Malaysia tercatat sebagai negara dengan kunjungan turis terbanyak ke Ranah Minang yakni 4.900 orang.
"Persoalan utama itu, pariwisata di Sumatera Barat tidak terintegrasi," kata anggota DPRD Provinsi Sumbar Albert Hendra Lukman di Padang, Kamis.
Tidak adanya integrasi yang jelas dalam pengelolaan sektor pariwisata dapat dilihat dari kemampuan pemerintah provinsi maupun daerah dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Padahal, pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia tersebut sudah menjadi destinasi pariwisata internasional. Sayangnya, pemangku kepentingan belum bisa menangkap peluang itu.
Menurut Albert, selama ini wisatawan asing yang datang ke Mentawai untuk berburu ombak terbaik hanya transit sementara di Kota Padang kemudian kembali melanjutkan perjalanan ke Bumi Sikerei (julukan Mentawai).
Padahal, jika pemerintah provinsi maupun Kota Padang sigap maka hal itu seharusnya ditangkap sebagai peluang ekonomi. Namun, kurangnya integrasi pariwisata menyebabkan Kota Padang tidak mendapatkan pemasukan dari kunjungan turis ke Mentawai.
"Padang tidak menyambut potensi Mentawai ini dengan baik. Seharusnya, Kota Padang menyiapkan sarana dan prasarana pariwisata agar wisatawan ini bertahan beberapa hari sebelum bertolak ke Mentawai," jelas dia.
Menurutnya, Sumbar harus belajar banyak ke Yogyakarta maupun Bali yang sudah terkenal dalam pengembangan sektor pariwisata. Harapannya, dengan mencontoh gagasan daerah yang lebih maju, maka pariwisata dan ekonomi kreatif di Ranah Minang terakselerasi dengan cepat.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumbar Sugeng Arianto menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk lewat Bandara Internasional Minangkabau periode Agustus 2024 mencapai 6.685 jiwa.
"Kunjungan wisatawan asing mengalami peningkatan sebesar 12,62 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata Sugeng.
Wisatawan asing asal Malaysia, Australia, Perancis, Singapura dan Amerika Serikat masih menjadi lima negara terbanyak penyumbang kunjungan pelancong ke Ranah Minang. Pada periode itu, Malaysia tercatat sebagai negara dengan kunjungan turis terbanyak ke Ranah Minang yakni 4.900 orang.