Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) akan membantu penguatan sektor pertanian di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk mencegah kebocoran pendapatan asli daerah tersebut.
"Saat ini yang harus kuta dorong adalah sektor pertanian di Kabupaten Kepulauan Mentawai agar tidak ada kebocoran pendapatan daerah," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatera Barat, Medi Iswandi di Padang, Selasa.
Medi mengkhawatirkan jika tidak ada penguatan sektor pertanian maka segala kebutuhan akan dipasok dari luar Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sebagai contoh, para turis yang datang membawa kebutuhannya dari Kota Padang karena minimnya ketersediaan barang di daerah tujuan (Mentawai).
"Jadi, kalau semua barangnya dari Kota Padang maka masyarakat Mentawai tidak dapat apa-apa kecuali sampah pengunjung," kata dia.
Oleh karena itu, sambung dia, meskipun Kabupaten Kepulauan Mentawai baru saja lepas dari status tertinggal Pemerintah Provinsi Sumbar akan tetap mendampingi dan melakukan penguatan. Bahkan, Bappeda menjamin perlakuan pemerintah provinsi akan tetap sama terutama penguatan beberapa aspek.
Sebab, tidak bisa dipungkiri kekuatan fiskal daerah yang sudah menjadi destinasi internasional tersebut masih belum kuat dan butuh sokongan provinsi maupun pusat. Selain pertanian, Sumbar juga akan mengarahkan Mentawai berani menciptakan hilirisasi produk salah satunya pisang.
Medi mengatakan selama ini Kabupaten Mentawai bisa menghasilkan berton-ton pisang dan dijual ke Kota Padang dan sekitarnya. Sayangnya, belum ada petani atau pengusaha yang mampu mengolah pisang menjadi produk turunan.
"Ke depan kita harus berpikir bagaimana menyediakan mesin kepada petani atau pelaku usaha agar mereka bisa melakukan hilirisasi pisang menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis," ujar dia.
Dengan melakukan hilirisasi produk Bappeda menyakini pendapatan masyarakat akan jauh lebih baik yang otomatis juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
"Saat ini yang harus kuta dorong adalah sektor pertanian di Kabupaten Kepulauan Mentawai agar tidak ada kebocoran pendapatan daerah," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatera Barat, Medi Iswandi di Padang, Selasa.
Medi mengkhawatirkan jika tidak ada penguatan sektor pertanian maka segala kebutuhan akan dipasok dari luar Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sebagai contoh, para turis yang datang membawa kebutuhannya dari Kota Padang karena minimnya ketersediaan barang di daerah tujuan (Mentawai).
"Jadi, kalau semua barangnya dari Kota Padang maka masyarakat Mentawai tidak dapat apa-apa kecuali sampah pengunjung," kata dia.
Oleh karena itu, sambung dia, meskipun Kabupaten Kepulauan Mentawai baru saja lepas dari status tertinggal Pemerintah Provinsi Sumbar akan tetap mendampingi dan melakukan penguatan. Bahkan, Bappeda menjamin perlakuan pemerintah provinsi akan tetap sama terutama penguatan beberapa aspek.
Sebab, tidak bisa dipungkiri kekuatan fiskal daerah yang sudah menjadi destinasi internasional tersebut masih belum kuat dan butuh sokongan provinsi maupun pusat. Selain pertanian, Sumbar juga akan mengarahkan Mentawai berani menciptakan hilirisasi produk salah satunya pisang.
Medi mengatakan selama ini Kabupaten Mentawai bisa menghasilkan berton-ton pisang dan dijual ke Kota Padang dan sekitarnya. Sayangnya, belum ada petani atau pengusaha yang mampu mengolah pisang menjadi produk turunan.
"Ke depan kita harus berpikir bagaimana menyediakan mesin kepada petani atau pelaku usaha agar mereka bisa melakukan hilirisasi pisang menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis," ujar dia.
Dengan melakukan hilirisasi produk Bappeda menyakini pendapatan masyarakat akan jauh lebih baik yang otomatis juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.