Padang Aro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan membantu ibu hamil dan Balita gizi kurang serta balita gizi buruk berupa paket makanan bergizi sebagai upaya pencegahan stunting.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Joko Nugroho mengatakan, untuk ibu hamil diberikan susu prenagen 360 gram, kacang padi 1 kilogram, telur dua tray, buah jeruk 1 kilogram, buah naga 1 kilogram daging ayam 1 ekor.
Sedangkan untuk balita diberikan dua kotak susu sgm grow 400gram, satu botol curcuma plus 200 mililiter satu botol madu TJ 250gram, satu tray telur, kacang padi 1/2 kilogram.
"Pemberian paket dilakukan untuk dua bulan dan disebar disetiap Kecamatan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Solok Selatan Syamsurizaldi mengatakan, penanganan stunting ini merupakan upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia di Solok Selatan yang lebih baik lagi guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Penanganan stunting ini adalah perencanaan bagaimana memberikan keturunan yang baik, membesarkan anak-anak dengan baik, tidak hanya dari segi kesehatan, namun juga pendidikan," katanya.
Untuk itu katanya, program yang disiapkan tidak perlu banyak, tetapi harus dilaksanakan tuntas dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkannya dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak untuk mencapai target tersebut.
Adapun salah satu upaya yang sedang dilaksanakan saat ini adalah intervensi serentak pencegahan stunting guna mendeteksi dini masalah gizi di posyandu pada Juni 2024 ini.
"Dengan dilaksanakannya intervensi serentak pencegahan stunting di seluruh posyandu di setiap Nagari (Desa), penimbangan dan pengukuran nantinya akan menjadi basis data untuk selanjutnya dilakukan intervensi oleh tim percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten," ujarnya.
Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Solok Selatan telah berada di angka 14,7 persen.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Joko Nugroho mengatakan, untuk ibu hamil diberikan susu prenagen 360 gram, kacang padi 1 kilogram, telur dua tray, buah jeruk 1 kilogram, buah naga 1 kilogram daging ayam 1 ekor.
Sedangkan untuk balita diberikan dua kotak susu sgm grow 400gram, satu botol curcuma plus 200 mililiter satu botol madu TJ 250gram, satu tray telur, kacang padi 1/2 kilogram.
"Pemberian paket dilakukan untuk dua bulan dan disebar disetiap Kecamatan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Solok Selatan Syamsurizaldi mengatakan, penanganan stunting ini merupakan upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia di Solok Selatan yang lebih baik lagi guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Penanganan stunting ini adalah perencanaan bagaimana memberikan keturunan yang baik, membesarkan anak-anak dengan baik, tidak hanya dari segi kesehatan, namun juga pendidikan," katanya.
Untuk itu katanya, program yang disiapkan tidak perlu banyak, tetapi harus dilaksanakan tuntas dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkannya dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak untuk mencapai target tersebut.
Adapun salah satu upaya yang sedang dilaksanakan saat ini adalah intervensi serentak pencegahan stunting guna mendeteksi dini masalah gizi di posyandu pada Juni 2024 ini.
"Dengan dilaksanakannya intervensi serentak pencegahan stunting di seluruh posyandu di setiap Nagari (Desa), penimbangan dan pengukuran nantinya akan menjadi basis data untuk selanjutnya dilakukan intervensi oleh tim percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten," ujarnya.
Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Solok Selatan telah berada di angka 14,7 persen.