Bukittinggi (ANTARA) - Rumah Sakit Otak Mohammad Hatta (RSOMH) Bukittinggi, Sumatera Barat menegaskan melakukan pelayanan maksimal kepada pasien secara profesional diiringi semangat sosial.
Hal itu disampaikan jajaran direksi RSOMH dalam kegiatan monitoring bersama pelayanan di RSOMH dengan puluhan wartawan Kota Bukittinggi, Senin.
"Sesuai panduan pelayanan praktek klinik, RSOMH melayani dengan profesional dan semangat sosial. Hal ini kami buktikan salah satunya dengan perawatan pasien BPJS yang sudah berlangsung hingga 65 hari," kata Direktur Perencanaan Keuangan dan Layanan Operasional, Hilda Roza.
Ia mengungkap meskipun tanggungan biaya maksimal dari BPJS sudah mencapai limit batas, pasien tetap diberikan perawatan maksimal.
"Kebijakan ini diambil karena RSOMH berkomitmen tidak akan membiarkan pasien pulang dalam keadaan butuh perawatan intensif. RSOMH tidak semata hanya melihat dari sisi keuntungan," kata Hilda.
Plt. Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang, Sofni Sarmen mengatakan RSOMH selalu menerima pasien rujukan BPJS yang telah diatur oleh sistem sebelumnya sesuai dengan kelas masing-masing.
"Kami tidak akan menolak pasien, bahkan ada yang dirawat di ruang VIP meskipun pasien hanya Kelas 3, kebijakan diambil jika ruang penuh di kelasnya, terpenting pasien dirawat maksimal," kata Sofni.
Sementara itu Kepala Instalasi Promkes dan Pemasaran, Refdenis menyebut RSOMH yang memiliki 500-an tenaga kerja turut menyampaikan program layanan pencegahan penyakit yang bisa digunakan oleh masyarakat.
"Ada beberapa paket Medical Check Up (MCU) dan Stroke Check Up (SCU) untuk mendeteksi gejala penyakit, mengetahui resiko dan memastikan langkah pengobatan yang harus ditempuh. Stroke datang seperti pesawat (cepat) dan pergi dengan berjalan (lama), langkah pencegahan menjadi sangat penting," kata Refdenis.
Hal itu disampaikan jajaran direksi RSOMH dalam kegiatan monitoring bersama pelayanan di RSOMH dengan puluhan wartawan Kota Bukittinggi, Senin.
"Sesuai panduan pelayanan praktek klinik, RSOMH melayani dengan profesional dan semangat sosial. Hal ini kami buktikan salah satunya dengan perawatan pasien BPJS yang sudah berlangsung hingga 65 hari," kata Direktur Perencanaan Keuangan dan Layanan Operasional, Hilda Roza.
Ia mengungkap meskipun tanggungan biaya maksimal dari BPJS sudah mencapai limit batas, pasien tetap diberikan perawatan maksimal.
"Kebijakan ini diambil karena RSOMH berkomitmen tidak akan membiarkan pasien pulang dalam keadaan butuh perawatan intensif. RSOMH tidak semata hanya melihat dari sisi keuntungan," kata Hilda.
Plt. Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang, Sofni Sarmen mengatakan RSOMH selalu menerima pasien rujukan BPJS yang telah diatur oleh sistem sebelumnya sesuai dengan kelas masing-masing.
"Kami tidak akan menolak pasien, bahkan ada yang dirawat di ruang VIP meskipun pasien hanya Kelas 3, kebijakan diambil jika ruang penuh di kelasnya, terpenting pasien dirawat maksimal," kata Sofni.
Sementara itu Kepala Instalasi Promkes dan Pemasaran, Refdenis menyebut RSOMH yang memiliki 500-an tenaga kerja turut menyampaikan program layanan pencegahan penyakit yang bisa digunakan oleh masyarakat.
"Ada beberapa paket Medical Check Up (MCU) dan Stroke Check Up (SCU) untuk mendeteksi gejala penyakit, mengetahui resiko dan memastikan langkah pengobatan yang harus ditempuh. Stroke datang seperti pesawat (cepat) dan pergi dengan berjalan (lama), langkah pencegahan menjadi sangat penting," kata Refdenis.