Jakarta (ANTARA) - Pertandingan pertama Grup D yang diadakan di Volksparkstadion Hamburg pada Minggu malam pukul 20.00 WIB ini bisa disebut sebagai pertemuan antara dua tim bertradisi sepak bola menyerang, tapi salah satu tim itu pincang karena jimat mereka, Robert Lewandowski, tak bisa menjadi starter karena cedera.
Belanda berusaha mengeksploitasi kecacatan Polandia akibat ketidakhadiran satu pemain terbesar dalam sejarah sepak bola Polandia itu.
Dengan 82 gol untuk timnasnya, Lewandowski adalah pencetak gol terbanyak keempat di dunia setelah Cristiano Ronaldo (130), Romelu Lukaku (85) dan Ferenc Puskás (84).
Ketidakhadiran Lewandowski memperberat beban Polandia yang susah payah mencapai putaran final Euro 2024 setelah menang adu penalti penalti melawan Wales dalam laga playoff.
Sebaliknya, Belanda lolos sebagai runner up Grup B di bawah Prancis yang dua kali mengalahkan mereka dalam kualifikasi Euro 2024. Kedua negara kembali satu kandang dalam putaran final Euro 2024 ini.
Belanda lebih diunggulkan menang, apalagi Oranye memiliki catatan istimewa dalam hampir semua turnamen sepak bola utama dunia yang diikutinya.
Sering disebut sebagai tim terbesar yang tak pernah menjuarai Piala Dunia dan acap menghasilkan generasi emas sepak bola, Belanda sudah 10 kali mengikuti Piala Eropa yang satu di antaranya berakhir manis pada Euro 1988.
Tim yang kini dilatih Ronald Koeman ini juga sudah tiga kali tampil dalam final Piala Dunia, namun hanya berujung runner up pada 1974, 1978 dan 2010.
Sedangkan pencapaian terbaik Polandia dalam Piala Eropa adalah perempatfinal Euro 2016 ketika Lewandowksi berperan sentral untuk timnya.
Total, Polandia yang kini diarsiteki Michal Probierz sudah lima kali lolos ke putaran final Piala Eropa, termasuk sebagai tuan rumah edisi 2012.
Frekuensi penampilan mereka dalam Piala Dunia hampir menyamai Belanda, sebanyak sembilan kali. Mereka dua kali menjadi peringkat ketiga pada Piala Dunia 1974 dan 1982 yang merupakan era emas sepak bola Polandia.
Halaman berikut: gejolak antara kekhawatiran dan keyakinan tinggi Antara khawatir dan keyakinan tinggi
Polandia menghadapi Belanda di bawah kenangan buruk dalam 12 pertemuan dengan Oranye yang tak pernah bisa menang. Terakhir kali mereka mengalahkan Belanda adalah pada kualifikasi Euro 1980.
Bagi Belanda sendiri, Piala Eropa di Jerman bisa membawa berkah, karena di negeri itu mereka mengakhiri kutukan spesialis turnamen tanpa pernah menjadi juara.
Di Jerman pada 1988, Belanda akhirnya merasakan trofi juara turnamen utama sepak bola dunia setelah gol Marco van Basten dalam final melawan Uni Soviet di Stadion Olimpiade, Munchen, pada 25 Juni 1988, memastikan mereka mengangkat trofi Euro untuk pertama kalinya.
Saat itu, pelatih Belanda saat ini, Ronald Koeman, menjadi salah satu koreografer di balik sukses Oranye pada 1988.
Kini, Koeman diharapkan Belanda mengulang kenangan indah itu, dalam status berbeda, sebagai pelatih tim nasional Belanda.
Dia adalah satu dari dua pelatih timnas di Euro 2024 yang pernah menjuarai turnamen ini ketika masih berstatus pemain. Satunya lagi adalah pelatih Prancis, Didier Deschamps.
Tapi sejak itu, Belanda tak pernah bisa mencapai final Euro, bahkan pada 2016 gagal mengikuti turnamen ini karena penampilan buruk selama kualifikasi.
Kini, skuad Ronald Koeman memiliki bekal cukup yang meyakinkan mereka dapat mengalahkan Polandia, yakni penampilan terakhirnya sebelum kickoff Euro 2024.
Mereka menang 4-0 atas Kanada pekan lalu dan disusul Islandia dengan skor sama empat hari kemudian, walau akhir Maret lalu menyerah 1-2 kepada Jerman dalam laga persahabatan. Kapten Virgil van Dijk mencetak gol dalam laga melawan Kanada dan Islandia itu.
Kendati begitu, Belanda harus tahu persiapan Polandia ke Jerman juga sangat bagus. Oranye patut ekstra hati-hati.
"Si Rajawali" memenangkan dua pertandingan pemanasan Euro 2024 setelah menaklukkan Ukraina dan Turki masing-masing dengan 3-1 dan 2-1. Dua kemenangan ini adalah bagian dari lima kemenangan berturut-turut Polandia dalam semua kompetisi, termasuk kualifikasi Euro 2024 melawan Estonia dan Wales.
Mereka berharap petualangan mereka dalam Piala Eropa kelima kali berturut-turutnya mulus sampai babak gugur.
Tapi Polandia memiliki alasan untuk khawatir bisa melewati fase grup Piala Eropa karena hanya menang dua kali dari total 14 pertandingannya pada empat Euro sebelumnya.
Halaman berikut: Adu pola strategi 4-3-3 versus tiga bek tengah
4-3-3 versus tiga bek tengah
Ronald Koeman kemungkinan menurunkan skuad lengkap dalam formasi 4-3-3 untuk Belanda, sedangkan Michal Probierz memasang lima pemain sejajar di tengah guna membarikade tiga bek tengah Polandia dalam formasi 3-5-2.
Melalui 4-3-3, Koeman berharap Belanda mendikte lawan seperti biasa mereka lakukan dan memastikan fluida sepak bola "total football".
Dalam formasi ini, Koeman mungkin memasang Memphis Depay sebagai ujung tombak serangan, atau mungkin Brian Brobbey. Si ujung tombak akan didampingi Cody Gakpo dan Xavi Simmons di kedua sayap serangan.
Mereka semua dikenal memiliki kemampuan dalam konstan menyerang pertahanan lawan. Jan Bednarek yang menggalang lini belakang Polandia harus awas dengan manuver tim serang Oranye ini.
Belanda sendiri tidak pernah mengandalkan gol hanya kepada penyerang-penyerangnya. Semua pemain bisa mencetak gol, termasuk bek tengah Virgil van Dijk, dan dua kedua full back yang biasanya aktif membantu serangan, termasuk Nathan Ake dan Denzel Dumfries yang kemungkinan menjadi starter.
Untuk meredam ofensif Belanda, Polandia meletakkan kedua bek sayapnya lebih maju ke tengah untuk sejajar dengan tiga gelandang yang mungkin terdiri dari Piotr Zielinski, Bartosz Slisz, dan Jakub Moder.
Walau tanpa Lewandowski, Micha Probierz tetap memasang dua striker, sedangkan kiper berpengalaman Wojciech Szczesny akan ketat dijaga Bednarek, bersama dua bek tengah lainnya, Bartosz Salamon dan Jakub Kiwior.
Namun, jika melihat statistik dan tingkat kemampuan anggota skuad, Belanda lebih diunggulkan memenangkan laga ini. Superkomputer Opta menjagokan Belanda menang dengan kemungkinan 55,22 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polandia vs Belanda: Oranye hadapi lawan pincang tanpa Lewandowski
Belanda berusaha mengeksploitasi kecacatan Polandia akibat ketidakhadiran satu pemain terbesar dalam sejarah sepak bola Polandia itu.
Dengan 82 gol untuk timnasnya, Lewandowski adalah pencetak gol terbanyak keempat di dunia setelah Cristiano Ronaldo (130), Romelu Lukaku (85) dan Ferenc Puskás (84).
Ketidakhadiran Lewandowski memperberat beban Polandia yang susah payah mencapai putaran final Euro 2024 setelah menang adu penalti penalti melawan Wales dalam laga playoff.
Sebaliknya, Belanda lolos sebagai runner up Grup B di bawah Prancis yang dua kali mengalahkan mereka dalam kualifikasi Euro 2024. Kedua negara kembali satu kandang dalam putaran final Euro 2024 ini.
Belanda lebih diunggulkan menang, apalagi Oranye memiliki catatan istimewa dalam hampir semua turnamen sepak bola utama dunia yang diikutinya.
Sering disebut sebagai tim terbesar yang tak pernah menjuarai Piala Dunia dan acap menghasilkan generasi emas sepak bola, Belanda sudah 10 kali mengikuti Piala Eropa yang satu di antaranya berakhir manis pada Euro 1988.
Tim yang kini dilatih Ronald Koeman ini juga sudah tiga kali tampil dalam final Piala Dunia, namun hanya berujung runner up pada 1974, 1978 dan 2010.
Sedangkan pencapaian terbaik Polandia dalam Piala Eropa adalah perempatfinal Euro 2016 ketika Lewandowksi berperan sentral untuk timnya.
Total, Polandia yang kini diarsiteki Michal Probierz sudah lima kali lolos ke putaran final Piala Eropa, termasuk sebagai tuan rumah edisi 2012.
Frekuensi penampilan mereka dalam Piala Dunia hampir menyamai Belanda, sebanyak sembilan kali. Mereka dua kali menjadi peringkat ketiga pada Piala Dunia 1974 dan 1982 yang merupakan era emas sepak bola Polandia.
Halaman berikut: gejolak antara kekhawatiran dan keyakinan tinggi Antara khawatir dan keyakinan tinggi
Polandia menghadapi Belanda di bawah kenangan buruk dalam 12 pertemuan dengan Oranye yang tak pernah bisa menang. Terakhir kali mereka mengalahkan Belanda adalah pada kualifikasi Euro 1980.
Bagi Belanda sendiri, Piala Eropa di Jerman bisa membawa berkah, karena di negeri itu mereka mengakhiri kutukan spesialis turnamen tanpa pernah menjadi juara.
Di Jerman pada 1988, Belanda akhirnya merasakan trofi juara turnamen utama sepak bola dunia setelah gol Marco van Basten dalam final melawan Uni Soviet di Stadion Olimpiade, Munchen, pada 25 Juni 1988, memastikan mereka mengangkat trofi Euro untuk pertama kalinya.
Saat itu, pelatih Belanda saat ini, Ronald Koeman, menjadi salah satu koreografer di balik sukses Oranye pada 1988.
Kini, Koeman diharapkan Belanda mengulang kenangan indah itu, dalam status berbeda, sebagai pelatih tim nasional Belanda.
Dia adalah satu dari dua pelatih timnas di Euro 2024 yang pernah menjuarai turnamen ini ketika masih berstatus pemain. Satunya lagi adalah pelatih Prancis, Didier Deschamps.
Tapi sejak itu, Belanda tak pernah bisa mencapai final Euro, bahkan pada 2016 gagal mengikuti turnamen ini karena penampilan buruk selama kualifikasi.
Kini, skuad Ronald Koeman memiliki bekal cukup yang meyakinkan mereka dapat mengalahkan Polandia, yakni penampilan terakhirnya sebelum kickoff Euro 2024.
Mereka menang 4-0 atas Kanada pekan lalu dan disusul Islandia dengan skor sama empat hari kemudian, walau akhir Maret lalu menyerah 1-2 kepada Jerman dalam laga persahabatan. Kapten Virgil van Dijk mencetak gol dalam laga melawan Kanada dan Islandia itu.
Kendati begitu, Belanda harus tahu persiapan Polandia ke Jerman juga sangat bagus. Oranye patut ekstra hati-hati.
"Si Rajawali" memenangkan dua pertandingan pemanasan Euro 2024 setelah menaklukkan Ukraina dan Turki masing-masing dengan 3-1 dan 2-1. Dua kemenangan ini adalah bagian dari lima kemenangan berturut-turut Polandia dalam semua kompetisi, termasuk kualifikasi Euro 2024 melawan Estonia dan Wales.
Mereka berharap petualangan mereka dalam Piala Eropa kelima kali berturut-turutnya mulus sampai babak gugur.
Tapi Polandia memiliki alasan untuk khawatir bisa melewati fase grup Piala Eropa karena hanya menang dua kali dari total 14 pertandingannya pada empat Euro sebelumnya.
Halaman berikut: Adu pola strategi 4-3-3 versus tiga bek tengah
4-3-3 versus tiga bek tengah
Ronald Koeman kemungkinan menurunkan skuad lengkap dalam formasi 4-3-3 untuk Belanda, sedangkan Michal Probierz memasang lima pemain sejajar di tengah guna membarikade tiga bek tengah Polandia dalam formasi 3-5-2.
Melalui 4-3-3, Koeman berharap Belanda mendikte lawan seperti biasa mereka lakukan dan memastikan fluida sepak bola "total football".
Dalam formasi ini, Koeman mungkin memasang Memphis Depay sebagai ujung tombak serangan, atau mungkin Brian Brobbey. Si ujung tombak akan didampingi Cody Gakpo dan Xavi Simmons di kedua sayap serangan.
Mereka semua dikenal memiliki kemampuan dalam konstan menyerang pertahanan lawan. Jan Bednarek yang menggalang lini belakang Polandia harus awas dengan manuver tim serang Oranye ini.
Belanda sendiri tidak pernah mengandalkan gol hanya kepada penyerang-penyerangnya. Semua pemain bisa mencetak gol, termasuk bek tengah Virgil van Dijk, dan dua kedua full back yang biasanya aktif membantu serangan, termasuk Nathan Ake dan Denzel Dumfries yang kemungkinan menjadi starter.
Untuk meredam ofensif Belanda, Polandia meletakkan kedua bek sayapnya lebih maju ke tengah untuk sejajar dengan tiga gelandang yang mungkin terdiri dari Piotr Zielinski, Bartosz Slisz, dan Jakub Moder.
Walau tanpa Lewandowski, Micha Probierz tetap memasang dua striker, sedangkan kiper berpengalaman Wojciech Szczesny akan ketat dijaga Bednarek, bersama dua bek tengah lainnya, Bartosz Salamon dan Jakub Kiwior.
Namun, jika melihat statistik dan tingkat kemampuan anggota skuad, Belanda lebih diunggulkan memenangkan laga ini. Superkomputer Opta menjagokan Belanda menang dengan kemungkinan 55,22 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polandia vs Belanda: Oranye hadapi lawan pincang tanpa Lewandowski