Sawahlunto (ANTARA) -
Pemkot Sawahlunto, Sumatera Barat menyatakan nilai total kerugian dari bencana banjir dan longsor di Kecamatan Silungkang pada Jum'at (03/05) lalu mencapai Rp6.630.137.236,-.
 
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto Dedi Ardona, di Sawahlunto, Kamis menyampaikan total kerugian itu dihitung dari sektor pertanian, perikanan, rumah/pemukiman, sekolah, jalan dan irigasi.
 
"Pada sektor pertanian tercatat kerugian Rp173.500.000,-, sektor perikanan Rp600.000,-, kemudian rumah/pemukiman Rp1.657.470.000,-," ujarnya merinci.
 
Kemudian dari kerugian di sekolah tercatat Rp10.500.000,-, dari sektor jalan Rp4.593.967.236,-, dan irigasi Rp194.100.000,-.
 
Sementara untuk korban manusia dari bencana banjir dan longsor tersebut yakni 1 orang meninggal dunia dan korban luka sebanyak 10 orang.
 
"Tercatat rumah terdampak bencana 416 unit, fasilitas umum 3 unit dan 8 titik, jalan longsor 49 ruas, lahan pertanian 12,9 ha dan irigasi 1 unit," kata dia merinci.
 
Kemudian untuk masyarakat terdampak berjumlah sebanyak 433 Kepala Keluarga (KK) atau 1641 jiwa.
 
"Untuk masyarakat yang mengungsi tercatat 33 KK atau 139 jiwa," kata dia.
 
Untuk status tanggap darurat bencana diberlakukan sejak 05 Mei 2024 dan kemudian diperpanjang sampai 01 Juni 2024.
 
Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan menyampaikan Pemkot telah melakukan upaya-upaya penanganan bencana itu secara terpadu dan diusahakan semaksimal mungkin.
 
"Kita telah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di Pemkot dan juga didukung Pemerintah Provinsi sampai Pemerintah Pusat. Sampai-sampai kita mengerahkan juga jajaran ASN untuk bergotong royong ke lokasi fasilitas umum dan rumah-rumah warga yang terdampak bencana," kata dia.
 
Sekarang ini untuk langkah penanganan bencana yang masih dilakukan yakni bergotong royong membersihkan dan membenahi rumah yang terdampak serta penyaluran bantuan-bantuan. 

Pewarta : Yudha Ahada
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024