Kabupaten Tanah Datar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dibantu oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperbaiki dan membangun ulang irigasi serta sawah yang rusak akibat banjir lahar dingin.
Bupati Kabupaten Tanah Datar Eka Putra di Tanah Datar, Kamis, mengatakan telah mendapat arahan untuk mendata secara detail total kerusakan infrastruktur irigasi yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin pada Selasa (11/5). Setelah pendataan itu selesai, maka pemerintah segera memperbaiki atau membangun ulang irigasi yang rusak termasuk sawah-sawah milik petani yang terdampak banjir.
Pemerintah daerah berharap bantuan dari pemerintah pusat dapat mengatasi kerusakan sektor pertanian, serta memulihkan perekonomian para petani yang terdampak akibat bencana tersebut.
Karena kerusakan ratusan hektare lahan pertanian akibat terdampak banjir lahar dingin, Eka Putra khawatir hal itu dapat berimbas pada inflasi.
"Data yang kami himpun ada sekitar 400 Hektare lahan pertanian yang terdampak banjir lahar dingin, dan kami khawatir itu berefek," kata dia.
Padahal, kata Eka, selama ini Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu daerah yang terbaik dalam mengendalikan inflasi. Apalagi, selama ini wilayah itu selalu surplus beras.
Kementerian Pertanian RI mengalokasikan bantuan sebesar Rp33,34 miliar untuk memulihkan sektor pertanian pascabencana banjir dan banjir bandang di Sumatera Barat.
Rincian bantuan yang dialokasikan tersebut dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan sekitar Rp20 miliar, Ditjen Hortikultura Rp7,4 miliar, dan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp5,6 miliar.
Bantuan itu berupa benih, pupuk dan alat mesin pertanian untuk memulihkan lahan pertanian yang rusak parah akibat bencana alam.
Bupati Kabupaten Tanah Datar Eka Putra di Tanah Datar, Kamis, mengatakan telah mendapat arahan untuk mendata secara detail total kerusakan infrastruktur irigasi yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin pada Selasa (11/5). Setelah pendataan itu selesai, maka pemerintah segera memperbaiki atau membangun ulang irigasi yang rusak termasuk sawah-sawah milik petani yang terdampak banjir.
Pemerintah daerah berharap bantuan dari pemerintah pusat dapat mengatasi kerusakan sektor pertanian, serta memulihkan perekonomian para petani yang terdampak akibat bencana tersebut.
Karena kerusakan ratusan hektare lahan pertanian akibat terdampak banjir lahar dingin, Eka Putra khawatir hal itu dapat berimbas pada inflasi.
"Data yang kami himpun ada sekitar 400 Hektare lahan pertanian yang terdampak banjir lahar dingin, dan kami khawatir itu berefek," kata dia.
Padahal, kata Eka, selama ini Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu daerah yang terbaik dalam mengendalikan inflasi. Apalagi, selama ini wilayah itu selalu surplus beras.
Kementerian Pertanian RI mengalokasikan bantuan sebesar Rp33,34 miliar untuk memulihkan sektor pertanian pascabencana banjir dan banjir bandang di Sumatera Barat.
Rincian bantuan yang dialokasikan tersebut dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan sekitar Rp20 miliar, Ditjen Hortikultura Rp7,4 miliar, dan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp5,6 miliar.
Bantuan itu berupa benih, pupuk dan alat mesin pertanian untuk memulihkan lahan pertanian yang rusak parah akibat bencana alam.