Bukittinggi (ANTARA) - Politisi senior Sumatera Barat, Nofrizon menilai pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kota Bukittinggi akan berlangsung panas, beberapa lobi politik menurutnya berakhir kandas di tengah jalan.
"Dari 37 tahun saya berkecimpung di dunia politik Sumbar, Kota Bukittinggi adalah daerah paling menarik situasi politiknya. Pilkada 2024 ini saya prediksi lebih panas," kata Nofrizon di Bukittinggi, Selasa.
Nofrizon menjadi Anggota DPRD selama tiga periode bersama Partai Demokrat. Di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini, ia berpindah partai ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan kembali meraih suara untuk menjadi legislator kali keempat.
Nofrizon menegaskan lobi-lobi politik yang saat ini melibatkan beberapa nama tokoh dengan partai politik di Bukittinggi akan tidak menemui kesepakatan hingga kandas di tengah jalan.
"Saya mendengar adanya lobi-lobi politik yang sudah berlangsung yang kemudian disebut dengan istilah Lobi Bandung dan Lobi Balcone. Saya yakini itu tidak akan membuahkan hasil kesepakatan politik, kandas di tengah jalan," kata Nofrizon
Menurutnya, di Kota Bukittinggi saat ini ada tiga kategori calon kepala daerah yang bertarung untuk memimpin daerah dengan luas 25 kilometer persegi itu.
Ketiganya adalah incumbent atau petahana saat ini, pendatang baru dan terakhir kandidat dari mereka yang kalah di Pilkada sebelumnya dan menurut Nofrizon sangat bernafsu kembali meraih suara terbanyak.
"Saya melihat nafsunya yang lebih besar sekarang terutama bagi mereka yang gagal di Pilkada sebelumnya, jarang mereka yang pernah kalah bisa menang lagi. Jejak digital penyebab kekalahan akan menjadi bahan bagi simpatisan dan masyarakat," kata Nofrizon.
Untuk jumlah pasangan calon peserta Pilkada Bukittinggi, ia menyebut paling sedikit akan diikuti oleh tiga pasangan.
"Menurut hitungan saya, akan ada tiga atau empat pasang calon. Jika hanya ada dua pasang calon akan tidak baik bagi masyarakat Kota Bukittinggi dengan head to head yang berpotensi membuat kisruh," kata dia.
"Harap dicatat lagi, banyak tokoh di Sumbar ini yang sudah menjadi korban kegagalan Pilkada tapi masih bernafsu berkuasa kembali, mereka sudah berpengalaman menikmati kekuasaan dan berjudi kembali meraihnya di kontestasi politik," kata Nofrizon menegaskan.
Manurutnya, pendatang baru di Pilkada Bukittinggi kemungkinan akan banyak berguguran sebelum meraih kepastian pencalonan.
"Hanya akan tersisa satu saja calon dari pendatang baru. Partai politik juga harus melakukan pendekatan ke semua kandidat. Jangan hanya ke satu calon," kata Nofrizon.
Ia menambahkan Kota Bukittinggi memerlukan kepala daerah yang berani dan memiliki banyak jaringan di pemerintah pusat serta mampu berkomunikasi dengan segala pihak.
"Dari 37 tahun saya berkecimpung di dunia politik Sumbar, Kota Bukittinggi adalah daerah paling menarik situasi politiknya. Pilkada 2024 ini saya prediksi lebih panas," kata Nofrizon di Bukittinggi, Selasa.
Nofrizon menjadi Anggota DPRD selama tiga periode bersama Partai Demokrat. Di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini, ia berpindah partai ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan kembali meraih suara untuk menjadi legislator kali keempat.
Nofrizon menegaskan lobi-lobi politik yang saat ini melibatkan beberapa nama tokoh dengan partai politik di Bukittinggi akan tidak menemui kesepakatan hingga kandas di tengah jalan.
"Saya mendengar adanya lobi-lobi politik yang sudah berlangsung yang kemudian disebut dengan istilah Lobi Bandung dan Lobi Balcone. Saya yakini itu tidak akan membuahkan hasil kesepakatan politik, kandas di tengah jalan," kata Nofrizon
Menurutnya, di Kota Bukittinggi saat ini ada tiga kategori calon kepala daerah yang bertarung untuk memimpin daerah dengan luas 25 kilometer persegi itu.
Ketiganya adalah incumbent atau petahana saat ini, pendatang baru dan terakhir kandidat dari mereka yang kalah di Pilkada sebelumnya dan menurut Nofrizon sangat bernafsu kembali meraih suara terbanyak.
"Saya melihat nafsunya yang lebih besar sekarang terutama bagi mereka yang gagal di Pilkada sebelumnya, jarang mereka yang pernah kalah bisa menang lagi. Jejak digital penyebab kekalahan akan menjadi bahan bagi simpatisan dan masyarakat," kata Nofrizon.
Untuk jumlah pasangan calon peserta Pilkada Bukittinggi, ia menyebut paling sedikit akan diikuti oleh tiga pasangan.
"Menurut hitungan saya, akan ada tiga atau empat pasang calon. Jika hanya ada dua pasang calon akan tidak baik bagi masyarakat Kota Bukittinggi dengan head to head yang berpotensi membuat kisruh," kata dia.
"Harap dicatat lagi, banyak tokoh di Sumbar ini yang sudah menjadi korban kegagalan Pilkada tapi masih bernafsu berkuasa kembali, mereka sudah berpengalaman menikmati kekuasaan dan berjudi kembali meraihnya di kontestasi politik," kata Nofrizon menegaskan.
Manurutnya, pendatang baru di Pilkada Bukittinggi kemungkinan akan banyak berguguran sebelum meraih kepastian pencalonan.
"Hanya akan tersisa satu saja calon dari pendatang baru. Partai politik juga harus melakukan pendekatan ke semua kandidat. Jangan hanya ke satu calon," kata Nofrizon.
Ia menambahkan Kota Bukittinggi memerlukan kepala daerah yang berani dan memiliki banyak jaringan di pemerintah pusat serta mampu berkomunikasi dengan segala pihak.