Jakarta (ANTARA) - Pengembangan Kilang Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) dibidik untuk meningkatkan kapasitas kilang dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari, serta memperbaiki kualitas produk dan menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak.
"Pemerintah terus mendukung Pertamina dalam menyelesaikan proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan. Kami yakin proyek ini akan memberikan manfaat yang besar bagi bangsa dan negara," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia menegaskan bahwa proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diprioritaskan pemerintah.
Agus meyakini proyek Kilang Pertamina Balikpapan akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak, dan membantu mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan (current account deficit/CAD) dengan menurunkan impor produk BBM dan petrokimia secara signifikan.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa proyek ini mengusung aspek keberlanjutan dan lingkungan dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi berstandar Euro 5 yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.
Pada sisi lain, Direktur Pengembangan Kilang Pertamina Balikpapan Djoko Koen Soewito menjelaskan kenaikan kualitas bahan bakar minyak yang ramah lingkungan.
"Proyek ini juga mengusung aspek keberlanjutan dan lingkungan, di mana produk yang dihasilkan tergolong berkualitas tinggi berstandar Euro 5, yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan," kata Djoko.
Sebagai salah satu proyek investasi terbesar di Indonesia, kata Djoko lagi, proyek Balikpapan akan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan perusahaan lokal, menciptakan lapangan kerja lokal, dan menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30-35 persen.
Selain itu, dengan penambahan produksi BBM, LPG, dan petrokimia nasional, diharapkan dapat menghemat defisit neraca perdagangan Indonesia hingga 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahunnya.
Kilang Refinery Unit (RU) V Balikpapan merupakan salah satu unit operasi kilang Pertamina Internasional yang produknya disalurkan ke kawasan Indonesia bagian timur, serta beberapa produk disalurkan ke Indonesia bagian barat dan diekspor.
Kilang ini telah beroperasi sejak 1922 dan saat ini memasok hingga 26 persen total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kilang Balikpapan meningkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel per hari
"Pemerintah terus mendukung Pertamina dalam menyelesaikan proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan. Kami yakin proyek ini akan memberikan manfaat yang besar bagi bangsa dan negara," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia menegaskan bahwa proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diprioritaskan pemerintah.
Agus meyakini proyek Kilang Pertamina Balikpapan akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak, dan membantu mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan (current account deficit/CAD) dengan menurunkan impor produk BBM dan petrokimia secara signifikan.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa proyek ini mengusung aspek keberlanjutan dan lingkungan dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi berstandar Euro 5 yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.
Pada sisi lain, Direktur Pengembangan Kilang Pertamina Balikpapan Djoko Koen Soewito menjelaskan kenaikan kualitas bahan bakar minyak yang ramah lingkungan.
"Proyek ini juga mengusung aspek keberlanjutan dan lingkungan, di mana produk yang dihasilkan tergolong berkualitas tinggi berstandar Euro 5, yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan," kata Djoko.
Sebagai salah satu proyek investasi terbesar di Indonesia, kata Djoko lagi, proyek Balikpapan akan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan perusahaan lokal, menciptakan lapangan kerja lokal, dan menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30-35 persen.
Selain itu, dengan penambahan produksi BBM, LPG, dan petrokimia nasional, diharapkan dapat menghemat defisit neraca perdagangan Indonesia hingga 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahunnya.
Kilang Refinery Unit (RU) V Balikpapan merupakan salah satu unit operasi kilang Pertamina Internasional yang produknya disalurkan ke kawasan Indonesia bagian timur, serta beberapa produk disalurkan ke Indonesia bagian barat dan diekspor.
Kilang ini telah beroperasi sejak 1922 dan saat ini memasok hingga 26 persen total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kilang Balikpapan meningkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel per hari