Solok (ANTARA) - Kampus Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok, Sumatera Barat (Sumbar), kembali berhasil meloloskan 82 mahasiswanya yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Rektor UMMY Solok Prof Syahro Ali Akbar di Solok, Selasa, jumlah mahasiswa yang ikut dalam program Kemendikbudristek tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 62 mahasiswa.
Ia menjelaskan dari dari 82 mahasiswa yang lulus, sebanyak 62 orang akan mengikuti Program Kampus Mengajar di lima daerah di Sumbar sesuai dengan program studi (prodi) masing-masing.
Selain itu 10 orang lainnya akan mengikuti Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di perusahaan dan sejumlah lembaga selama satu semester.
“Yang tidak kalah membanggakan, ada 10 mahasiswa UMMY yang lulus Program Pertukaran Mahasiswa Pelajar di berbagai perguruan tinggi negeri ternama. Mulai dari Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), hingga ISI Yogyakarta,” ujarnya.
Hal itu membuktikan, kata dia, mahasiswa UMMY mampu bersaing dengan perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya.
Syahro juga meminta agar seluruh mahasiswa peserta Program MBKM menjalani program dari Kemendikbudristek tersebut dengan baik. Apalagi seluruh biaya ditanggung pemerintah serta juga ada uang saku selama program.
“Melalui program ini mahasiswa UMMY bisa memperluas jaringan, memperkaya pengalaman, dan juga pengetahuan. Manfaatkan dengan baik, kemudian tukarkan kembali saat kembali ke kampus,” pesannya.
Sementara itu Sekretaris Badan Pengurus Yayasan UMMY Solok Muhammad mengapresiasi capaian kampus UMMY Solok dalam meraih program dari pusat. Bahkan, prestasi-prestasi tersebut kian meningkatkan kepercayaan publik terhadap UMMY.
“Mahasiswa UMMY harus diperhitungkan. Makanya, ikuti dan jalani program dengan sungguh-sungguh serta usahakan jadi yang terbaik. Prinsipnya, amati, tiru, dan modifikasi,” kata Muhammad.
Alumni Program Pertukaran Mahasiswa asal UMMY, Elvi Amril juga sempat berbagi pengalaman dengan mahasiswa yang akan berangkat Program MBKM. Di tahun sebelumnya Elvi merupakan wakil UMMY dalam program pertukaran mahasiswa di UPN Veteran Jawa Timur.
Menurutnya, pertukaran mahasiswa merupakan kesempatan langka dalam pengembangan diri. Mahasiswa bisa belajar banyak hal tentang sistem pendidikan di kampus lain, serta juga membangun relasi dengan banyak mahasiswa dari daerah lain di Indonesia.
“Kuncinya adalah bagaimana kita bisa saling berbagi, menghormati. Nanti kita akan dipertemukan dengan mahasiswa dengan latar budaya dan agama yang berbeda. Manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menambah nilai diri dan juga relasi,” katanya.
Rektor UMMY Solok Prof Syahro Ali Akbar di Solok, Selasa, jumlah mahasiswa yang ikut dalam program Kemendikbudristek tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 62 mahasiswa.
Ia menjelaskan dari dari 82 mahasiswa yang lulus, sebanyak 62 orang akan mengikuti Program Kampus Mengajar di lima daerah di Sumbar sesuai dengan program studi (prodi) masing-masing.
Selain itu 10 orang lainnya akan mengikuti Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di perusahaan dan sejumlah lembaga selama satu semester.
“Yang tidak kalah membanggakan, ada 10 mahasiswa UMMY yang lulus Program Pertukaran Mahasiswa Pelajar di berbagai perguruan tinggi negeri ternama. Mulai dari Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), hingga ISI Yogyakarta,” ujarnya.
Hal itu membuktikan, kata dia, mahasiswa UMMY mampu bersaing dengan perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya.
Syahro juga meminta agar seluruh mahasiswa peserta Program MBKM menjalani program dari Kemendikbudristek tersebut dengan baik. Apalagi seluruh biaya ditanggung pemerintah serta juga ada uang saku selama program.
“Melalui program ini mahasiswa UMMY bisa memperluas jaringan, memperkaya pengalaman, dan juga pengetahuan. Manfaatkan dengan baik, kemudian tukarkan kembali saat kembali ke kampus,” pesannya.
Sementara itu Sekretaris Badan Pengurus Yayasan UMMY Solok Muhammad mengapresiasi capaian kampus UMMY Solok dalam meraih program dari pusat. Bahkan, prestasi-prestasi tersebut kian meningkatkan kepercayaan publik terhadap UMMY.
“Mahasiswa UMMY harus diperhitungkan. Makanya, ikuti dan jalani program dengan sungguh-sungguh serta usahakan jadi yang terbaik. Prinsipnya, amati, tiru, dan modifikasi,” kata Muhammad.
Alumni Program Pertukaran Mahasiswa asal UMMY, Elvi Amril juga sempat berbagi pengalaman dengan mahasiswa yang akan berangkat Program MBKM. Di tahun sebelumnya Elvi merupakan wakil UMMY dalam program pertukaran mahasiswa di UPN Veteran Jawa Timur.
Menurutnya, pertukaran mahasiswa merupakan kesempatan langka dalam pengembangan diri. Mahasiswa bisa belajar banyak hal tentang sistem pendidikan di kampus lain, serta juga membangun relasi dengan banyak mahasiswa dari daerah lain di Indonesia.
“Kuncinya adalah bagaimana kita bisa saling berbagi, menghormati. Nanti kita akan dipertemukan dengan mahasiswa dengan latar budaya dan agama yang berbeda. Manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menambah nilai diri dan juga relasi,” katanya.