Padang (ANTARA) - Pilihan judul tulisan ini Professor Sufyarma Marsidin, M. Pd dengan Pendidik tulen adalah kristalisasi dari pandangan penulis dalam membaca riwayat hidupnya dan mengenal serta mengikuti kiprah beliau sejak lebih tiga dasawarsa lalu.

Tulen bermakna asli, sejati, kata tulen berasal dari Jawa (Indonesia), tulen  yang disandingkan dengan pendidik maksudnya menyatakan bahwa Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP) ini adalah sosok pendidik yang sejati, teguh dan kukuh dengan kepribadian keguruannya, walau kiprahnya lintas batas profesi, sebagai politisi, birokrat, aktivis dan pimpinan ormas Islam yang lahir dari bumi Minangkabau, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI). 

Membaca jejak langkah kehidupan Prof.Dr.H. Sufyarma  Marsidin, M.Pd.yang lahir 9 Februari 1954 dari segi akademis ia menyelesaikan pendidikan Strata satu S1, Strata Dua S2, dan pendidikan tertinggi Doktor S3 dan sampai pada puncak karir kependidikan Guru Besar Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia pada Universitas Negeri Padang. 

Bersamaan dengan ketekunannya sebagai pendidik, ia juga memberikan pengabdian terbaik dalam dunia birokraksi kampus diberi amanah sebagai ketua program studi  Prodi S2 dan S3 Administrasi Pendidikan, Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan, Dekan FIP UNP, Ketua Senat Akademik UNP, Kepala Dinas Pendidikan Kabupatan Agam, masih sedang diembannya adalah Rektor Universitas Eka Sakti (UNES) Sumatera Barat.

Di luar akademik dan pejabat struktur kampus,  Professor Pendidikan yang memiliki bawaan tenang ini juga aktif dalam kegiatan politik praktis. Sebagai politisi ia adalah Pengurus Partai Golkar, pernah menjadi Anggota DPRD dari Fraksi Golkar. 

Dalam dunia keorganisasian kiprah tokoh senior PERTI Sumatera Barat yang dipanggil Abang Sufyarma, ia adalah ketua alumni Dewan Mahasiswa IKIP Padang, Ketua Alumni UNP, Wakil Ketua PII Sumbar, Wakil Ketua Badko HMI Sumbar dan Riau, Wakil Ketua FKPPI Sumbar, Wakil Ketua  KNPI Sumbar, Ketua AMPI Sumbar, Ketua ISPI Sumbar dan terakhir ketua Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah (BAN SM) Sumatera Barat.

Jejak langkah dan kiprah beliau yang sudah  torehkan di atas rasanya lengkap dan lintas komunitas dengan segala dinamikanya, jarang sekali akademisi dan pendidik yang bisa diterima menjadi pimpinan pada  Partai Politik, birokrat dan ormas. 

Ulet dan Tabah
Kesan yang begitu kuat melekat dalam diri penulis berinteraksi dengan Abang Sufyarma adalah keuletan dan ketabahannya menghadapi dinamika, perbedaan pendapat dan bahkan perselisihan yang cukup tajam. Beliau teguh, ulet dan tidak mudah berubah pendiriannya dalam menyelesaikan perbedaan pandangan, lebih lagi dalam mengambil keputusan strategis, misalnya ketika menjadi formatur dalam penentuan sikap dan figur yang didukungnya. 

Negosiasi, tukar menukar ide, turun naik pendapat, dan pada waktu merespon atau menolak pendapat lawan bicara ia tetap saja dengan bahasa datar, tenang dan menimal sekali wajah emosi atau suara meninggi. Penghargaannya terhadap lawan diskusi, pandangan orang lain dan kepentingan bersama menjadi mudah ditemukan dari pendapat dan argumen yang disampaikan. 

Keuletan, ketenangan dan sedikit melelahkan berdebat dengan beliau, adalah buah dari kekuatan karakter akademik dan pengalaman politik yang berhimpun pada diri beliau. Sulit orang membaca arah pikiran dan tekhnik loby yang dipakainya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 

Dalam memberikan penghargaan dan apresiasi kepada tokoh yang lebih senior atau memiliki kedudukan beliau adalah figur yang pantas dijadikan teladan. Sebutan ketua, panggilan gelar adat Datuk, atau sebutan haji dan kadang-kadang menyebut gelar akademis adik-adik, kader-kadernya adalah fakta Bang Sufyarma menjadi sosok mengayomi dan membuat ia menjadi disegani dengan tulus. 

Tokoh Pemersatu dan Peduli Pendidikan Islam
Secara subyektif dan obyektif penulis ingin menempatkan beliau adalah tokoh pemersatu. Tokoh pemersatu yang penulis maksudkan dapat diikuti dengan perjuangan beliau, ketika dengan kerja keras, pikiran tenang, dan sikap hati-hati menyatukan kembali (Ishlah) Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang disingkat dengan Tarbiyah dengan PERTI. 

Kedudukan Bang Syufyarma sebagai Ketua Pembina Tarbiyah bersama Bapak Rusli Nas Datuk Pado Saih sebagai Ketua Mustasyar PERTI, almarhum Boy Lestari Datuk Palindih, Ketua Tarbiyah dan penulis Ketua PERTI Sumatera Barat, kami terlibat aktif  berkali-kali dalam pertemuan mencari titik temu pikiran, cara dan rumusan yang tepat, akhirnya PERTI dan Tarbiyah menjadi pelopor percepatan Ishlah Nasional PERTI dan Tarbiyah. 

Sejak Munas Muktamar bersama November 2016 di Jakarta dengan dihadiri Presiden Joko Widodo, Ishlah Tarbiyah PERTI ditanda tangani dan seterusnya bergerak sampai ke Proivinsi, Kabupaten Kota di seluruh Indonesia. 

Ishlah Tarbiyah Perti adalah titik awal  masa-masa suram Perti itu sudah berakhir. Kelompok 'Tarbiyah' dan kelompok 'Perti' telah bersatu kembali melalui proses islah dalam Munas 2016, dengan nomenklatur nama yang masih dipakai ketika itu ialah Tarbiyah-Perti. Artinya, nama yang digunakan masih mencerminkan dua kelompok berbeda yang baru bersatu. Dalam Muktamar Okotober tahun 2022, proses ishlah tersebut terus diperkuat dengan juga disepakati bahwa nomenklatur nama organisasi dikembalikan pada nama awal, yaitu PERTI. Lambang yang digunakan ialah gabungan lambang yang pernah dipakai dua kelompok berbeda di tubuh Perti dengan mengambil warna dasar putih.

Realitas sejarah Perti dan Tarbiyah dalam pergerakkannya sejak lahir 05 Mei 1928 Pimpinan Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah pihak yang memiliki peran strategis. Daerah lain di Indonesia menunggu arah dan sikap Sumatera Barat, termasuk dalam Ishlah. Sebelum Ishlah  Tarbiyah Perti tahun 2015 yang dilakukan Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau dan daerah lain sudah melakukan, namun belum mampu menggetarkan Pimpinan Pusat kedua induk organisasi. 

Testimoni penulis beliau sebagai pemersatu  dan sekaligus  tokoh yang sangat peduli dengan Pendidikan Islam adalah buah pengalaman bersama dalam menggerakkan umat dan dunia pendidikan di Sumatera Barat. 

Keiikutsertaan penulis selama dua priode (2010-2020) menjadi Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Barat bersamaan dengan Abang Sufyarma, sebagai narasumber, diskusi internal, eksternal, dan kunjungan ke Bali, Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat dan beberapa daerah di Indonesia beliau adalah pakar yang dapat memberikan solusi dan pandangan tentang pendidikan lebih baik. 

Ketika beliau menjadi Ketua Tim Pengembangan Madrasah kerjasama Kementrian Agama dengan AuSAID Australia, penulis salah seorang anggota tim berkunjung mendampingi akreditasi Madrasah-Madrasah di Sumatera Barat, terasa sekali sumbangan pikiran dan bimbingannya bagi pengelola Madrasah di Sumatera Barat. 

Kepedulian Professor Mantan Ketua Senat UNP ini begitu nyata dalam keberpihakan pada bimbingan dan kemudahan yang diberikannya pada saat  akreditasi Madrasah Negeri dan Swasta, ketika beliau diberi amanah menjadi Ketua Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah Provinsi Sumatera Barat. 

Keterlibatan penulis bersama Bang Sufyarma, walau tidak sebagai kader beliau langsung ketika menjadi Mahasiswa atau ormas kemahasiswaan, izinkan penulis meminta dan menyatakan bahwa beliau adalah guru dan mentor yang besar konstribusinya bagi pengambilan sikap menghadapi situasi yang sulit. 

Sebagai mitra akademis, Bang Sufyarma Marsidin,  guru besar dari UNP yang menjadi penguji utama dari Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Negeri UIN Imam Bonjol, penulis harus nyatakan beliau adalah seorang penguji yang paham sekali kualitas dan kondisi psikologis Mahasiswa yang diujinya.

Hemat penulis dengan tetap memperhatikan kualitas Doktor yang diuji, Bang Sufyarman juga Professor Pendidik yang menempatkan Mahasiswa dalam proporsi yang tepat. Misalnya dalam menilai hasil kerja mahasiswa,  Disertasi dan Ujian Promotor, kritik dan pertanyaanya bernas dan membuat mahasiswa berkeringat dingin, namun dalam pemberian angka penilaian beliau sangat menghargai kerja keras mahasiswa. 

Penulis juga sadar sebagai insan yang tak luput dari kekeliruan dan kesalahan beliau adalah tokoh yang kesalahan dan kelemahannya dalam memory penulis, kesalahan dan kelemahannya sudah ditutupi oleh kebaikan, kepiawaian dan kesantunannya dengan semua pihak setahu penulis. 

Memasuki usia purna tugas sebagai guru besar, Professor Pendidikan, Abang Sufyarma Marsidin yang sudah menekuni keilmuan pendidikan begitu luas, penerapan ilmu di dunia birokrasi Kepala Dinas Pendidikan, adalah asset bangsa dan sekaligus tokoh umat yang tentu akan diminta nasehat dan bimbingan oleh semua yang cinta pendidikan dan kemuliaan umat. 

Selamat memasuki masa purna tugas Abang, doa kami Abang sehat, bahagia dan terus membimbing kami, umat dan anak bangsa untuk investasi abadi di alam akhirat sana. Ilmu yang bermanfaat adalah amal kebaikan yang terus mengalir pahalanya tiada henti.amin. Padang, 23072023.Jln. Ambon I/4 Wisma Indah Siteba Padang.(Penulis:Guru Besar dan Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol)
 

Pewarta : Prof.Dr.Duski Samad
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024