Batusangkar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat bakal menggelar simulasi bagi sekolah di delapan kecamatan yang berpotensi terdampak bencana Gunung Marapi.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Devira Purnama di Batusangkar Jum'at, mengaku telah memanggil Kepala Sekolah yang ada di delapan kecamatan tersebut.
"Ada delapan kecamatan yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang berpotensi terdampak, dan 8 orang kepala sekolah di kecamatan itu telah kami undang ke dinas pendidikan rapat terkait apa tindakan yang diambil jika terjadi erupsi," kata dia.
Dia mengharapkan kepada kepala sekolah harus bisa mendapatkan informasi yang akurat sebelum menyebar luaskan nya pada jajaran sekolah.
Pihak sekolah juga harus melakukan koordinasi dengan pihak nagari setempat dan harus menentukan titik kumpul bagi pelajar jika sewaktu waktu terjadi letusan yang lebih besar.
"Harus ada SOP nya, seperti apa penanganannya dan jika terjadi letusan berkumpulnya dimana. Dan kami juga mengaktifkan kembali tim satgas bencana di sekolah yang sebelumnya disebut Tim satgas COVID-19," kata dia.
Terkait dengan simulasi bencana kata dia, Dinas Pendidikan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bakal bekerjasama untuk melakukan simulasi di sekolah yang berpotensi terdampak.
"Pihak BPBD sudah datang ke Dinas Pendidikan terkait simulasi bencana, nanti kita bekerjasama akan datangi sekolah yang berpotensi terdampak melakukan simulasi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yusnen, mengatakan bahwa Gunung Marapi masih berstatus Level III (Siaga).
Dia meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki, pengunjung ataupun wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi.
"Untuk masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," kata dia.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Devira Purnama di Batusangkar Jum'at, mengaku telah memanggil Kepala Sekolah yang ada di delapan kecamatan tersebut.
"Ada delapan kecamatan yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang berpotensi terdampak, dan 8 orang kepala sekolah di kecamatan itu telah kami undang ke dinas pendidikan rapat terkait apa tindakan yang diambil jika terjadi erupsi," kata dia.
Dia mengharapkan kepada kepala sekolah harus bisa mendapatkan informasi yang akurat sebelum menyebar luaskan nya pada jajaran sekolah.
Pihak sekolah juga harus melakukan koordinasi dengan pihak nagari setempat dan harus menentukan titik kumpul bagi pelajar jika sewaktu waktu terjadi letusan yang lebih besar.
"Harus ada SOP nya, seperti apa penanganannya dan jika terjadi letusan berkumpulnya dimana. Dan kami juga mengaktifkan kembali tim satgas bencana di sekolah yang sebelumnya disebut Tim satgas COVID-19," kata dia.
Terkait dengan simulasi bencana kata dia, Dinas Pendidikan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bakal bekerjasama untuk melakukan simulasi di sekolah yang berpotensi terdampak.
"Pihak BPBD sudah datang ke Dinas Pendidikan terkait simulasi bencana, nanti kita bekerjasama akan datangi sekolah yang berpotensi terdampak melakukan simulasi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yusnen, mengatakan bahwa Gunung Marapi masih berstatus Level III (Siaga).
Dia meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki, pengunjung ataupun wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi.
"Untuk masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," kata dia.