Padang (ANTARA) - Departemen Kebidanan FK UNAND gelar evaluasi dan finalisasi Standar Operasiobal Prosedur (SOP) Manajemen Pelayanan Model Praktik Kebidanan tahun 2023 karena terpilih sebagai salah satu Center of Excellent (CoE) pendidikan kebidanan.
Program Center of Excellent (CoE) Pendidikan Kebidanan yang dibina oleh Direktorat Penyediaan Tenaga Kesehatan, Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan melalui program kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dengan United Nations Population Fund (UNFPA) dan Global Affairs Canada (GAC) dalam upaya mencetak pendidikan kebidanan yang berkualitas tinggi.
Kegiatan bertemakan “Improving The Quality Of Midwifery Services Through Standard Operational Procedures Evaluation” berlangsung pada Jumat dan Sabtu tanggal 24-25 November 2023 pukul 08.30 Wib – 16.00 Wib yang digelar secara online melalui zoom meeting.
Hari pertama kegiatan diikuti sebanyak 30 orang peserta meliputi Dekan FK Unand, tim AIPKIND, perwakilan UNFPA, perwakilan Kemenkes, Ketua PP IBI, Dosen Depertemen Kebidanan FK UNAND, perwakilan alumni Departemen Kebidanan dan perwakilan mahasiswa profesi Kebidanan.
Kegiatan dibuka oleh Dekan FK Unand Prof. Dr. dr. Afriwardi, SH, Sp. KO, MA, dan menyampaikan apresiasi pada Departemen Kebidanan dalam upaya melaksanakan evaluasi dan finalisasi SOP Manajemen Pelayanan Model Praktik Kebidanan yang mengkaji semua siklus kehidupan, mulai dari masa pranikah dan prakonsepsi, remaja, kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan balita, lansia, serta tentang Keluarga Berencana.
Kata sambutan diberikan dari Ketua AIPKIND Pusat oleh Dra. Jumiarni Ilyas, M.Kes, yang selalu mensupport kemajuan Departemen Kebidanan Unand, begitu juga dari Ketua Pengurus Pusat IBI yang baru dilantik, Dr. Ade Zubaedah, S.SiT, MM, M.KM yang berharap untuk kemajuan profesi bidan.
Jumiyarni ilyas, M.Kes menyampaikan agar SOP ini dapat di implementasikan dengan benar harus ada data fokusnya dari setiap SOP dan sesuai keadaan dan kebutuhan pasien.
"Karena ini klinik model profesi jadi harus muncul model-model profesi tersebut,” ujarnya.
Selanjutnya Dwi Izzati Budiyono, S.Keb., Bd., M.Sc menambahkan harus dibuat kontrak dengan bidan dan tim untuk pemberi asuhan agar engagement-nya jelas sehingga contiunity of care nya tidak terputus sehingga tergambar sistem dan alur SOP yang telah dipaparkan sebelumnya jelas” ujar Diza.
Dalam kesempatan itu, Dina Taufia S.SiT, M.Keb sebagai penanggungjawab siklus pranikah dan prakonsepsi telah memaparkan hasil evaluasi dan diskusi siklus tersebut.
Mulai dari anamnesa, pengkajian, skrining kesehatan, skrining psikologis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, konseling, imunisasi TT serta melakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi.
Selanjutnya penjelasan dari penanggungjawab siklus kehamilan oleh Rahmayani Afrah, S.Keb., Bd, mengenai hasil evaluasi dan diskusi siklus tersebut.
Mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pengelolaan kelas ibu hamil, senam ibu hamil, komplementer, skrining gangguan psikologis pada kehamilan, skirining masalah dan gangguan gizi pada ibu hamil, skrining dan tatalaksana awal kegawatdaruratan pada kehamilan dengan kolaborasi dan rujukan, melakukan promosi dan edukasi kesehatan pada ibu hamil, pemberian suplementasi serta pendokumentasi kebidanan pada kehamilan.
Kemudian penjelasan siklus persalinan disampaikan oleh Prety Zinta Aprila mengenai hasil evaluasi dan SOP siklus Persalinan. Mulai dari pengertian, kebijakan, prosedur, ruangan dan dokumentasi pada persalinan. Dipaparkan juga terkait teknik accupresure persalinan, teknik cunter pressure, teknik hypnobirthing, panduan kerja anamnesa ibu bersalin, panduan kerja pemeriksaan fisik ibu bersalin.
SOP Pemulangan pasien, SOP penerimaan pasien lama, SOP rujukan, SOP manajemen nyeri non farmakologis.
Penjelasan mengenai siklus nifas dipaparkan oleh Erda Mutiara Halida, S.SiT., M.Keb. Paparan yang disampaikan mengenai SOP anamnesa pada ibu nifas lanjut, pengkajian fisik dan psikologis ibu nifas, penatalaksanaan pijat oksitosin, penatalaksanaan senam nifas, pemeriksaan diastasis recti, penatalaksanaan bendungan ASI, perawatan luka, teknik menyusui dan SOP memerah ASI.
Terkait dengan pemaparan SOP pada masa nifas ini, tidak ada masukan dan semua setuju dengan yang telah disampaikan oleh penanggung jawab.
Feni andriani, Bd., M.Keb. sebagai penanggung jawab siklus Keluarga Berencana telah memaparkan hasil evaluasi dan diskusi siklus tersebut.
Adapun paparan yang disampaikan yaitu mengenai SOP dari masing-masing pemasangan kontrasepsi, seperti Kontrasepsi pil, suntik, implant, AKDR.
dr. Elvira Liyanto, perwakilan dari UNFPA Indonesia, memberikan tanggapan terkait pedoman konseling dan pelayanan kontrasepsi KB bisa merujuk pada laman repository.kemkes.go.id.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini sedang dibuat instrument pemantauan kualitas layanan KB oleh Kementerian Kesehatan.
Hindun Mila Hudzaifah, M.Tr.Keb sebagai penanggung jawab siklus bayi balita dan anak prasekolah memaparkan hasil evaluasi dan diskusi dari siklus tersebut yang membahas tentang SOP pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri, resusitasi pada bayi baru lahir, memandikan bayi, perlekatan ibu dan bayi dengan menggunakan metode kangguru, imunisasi dasar dan lanjutan, screening pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP.
Selanjutnya penjelasan dari penanggungjawab siklus lansia oleh Uliy Iffah, S.ST., M.Keb, memaparkan hasil evaluasi dan diskusi siklus tersebut.
Mulai dari pendaftaran pasien baru dan lama, perawatan rawat jalan, wawancara medis, pemeriksaan fisik pada lansia, skrining risiko penyakit tidak menular, penerimaan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Hb, pemeriksaan gula darah, kunjungan rumah (home care lansia), senam lansia, pendidikan kesehatan, KIE kepada lansia dan sistem pencatatan dan pelaporan klinik.
"Untuk SOP pada lansia ini telah diuji coba pada puskesmas dan relevan semua hasilnya,"ujar Uliy.
Ketua Departemen Kebidanan, Yulizawati, SST., M.Keb memberikan tanggapan terkait kebijakan dan regulasi SOP agar semua siklus menggunakan kebijakan dan referensi yang terbaru sehingga update dengan perubahan yang berlaku saat sekarang.
Kegiatan dilanjutkan oleh Laila Rahmi, S.SiT., M.Keb sebagai penanggung jawab siklus remaja, memaparkan hasil evaluasi dan diskusi siklus tersebut mengenai pemeriksaan kesehatan umum pada remaja, pemeriksaan kesehatan reproduksi remaja, konseling masalah kesehatan remaja, tes infeksi menular seksual (IMS) pada remaja, kesehatan jiwa remaja, voluntary counselling and testing (VCT) HIV, skrining TT, pencegahan dan penanggulangan NAPZA, deteksi dan penanganan tuberkulosis, kekerasan, anemia dan posyandu remaja.
Semua rangkaian kegiatan pada hari pertama berjalan lancar. Hindun Mila Hudzaifah, M.Tr.Keb yang juga berperan sebagai pembawa acara pada kegiatan ini merangkum kegiatan dan menyampaikan kepada tim penanggungjawab SOP agar bisa memperbaiki SOP yang sudah dibuat sesuai masukan dari berbagai pihak, sehingga menjadi sempurna.
Kegiatan hari kedua nanti bisa menampilkan kembali perubahan yang telah direvisi, sehingga menghasilkan SOP yang betul- betul memberikan kecirian dari Departemen Kebidanan Unand.***