Padang (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara dwitahunan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN), salah satunya di Kota Padang, Sumatera Barat 11-15 Oktober 2023 dengan tajuk "Gerakan Kalcer Festival Pusako".
Direktur Artistik Gerakan Kalcer Festival Pusako, Mahatma Muhammad di Padang, Rabu mengatakan acara yang digelar di Fabriek Bloc, Tabing itu mengusung tema "Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan" dan diikuti oleh komunitas kreatif di Sumbar.
"Gelaran ini merupakan peristiwa kolektif, ruang tamu dari para pewaris pusako untuk merawat, mengembangkan, dan memperkaya nilai-nilai warisan budaya yang menjadi milik bersama," katanya.
Ia mengatakan pusako secara umum bisa diartikan sebagai aset kekayaan berwujud materiil atau tentang hal yang beririsan langsung dengan kebendaan yang diwariskan secara turun temurun.
"Dengan pemaknaan pusako tersebut, segenap tim kurator dan kepanitiaan bekerja sama mempertahankannya dengan langkah masing-masing. Kami berupaya menolak hilang pusako dek pancarian,” ujarnya.
Sementara itu seniman instalasi yang ikut terlibat dalam kegiatan tersebut, Kapten Moed mengatakan ia akan menampilkan karya seni berjudul “Tagurajai”.
Instalasi yang ditampilkan itu berukuran, 10x8x20 m, terbuat dari karung goni, kayu balok, bata, ijuk, kawat, tali tambang, triplek, dan tikar pandan.
“Tagurajai” dalam bahasa Minangkabau memiliki arti terjatuh/tersungkur/jatuh ke lubang.
Karya tersebut merupakan sebuah kritikan sekaligus pengingat terhadap perubahan dan perkembangan zaman.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah rangkaian acara dwitahunan yang diselenggarakan secara rutin oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2019.
Pelaksanaan PKN merupakan salah satu implementasi dari strategi untuk memajukan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia pada tahun 2018 dalam rangka mewujudkan serta menyediakan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam dan turut mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia.*
Direktur Artistik Gerakan Kalcer Festival Pusako, Mahatma Muhammad di Padang, Rabu mengatakan acara yang digelar di Fabriek Bloc, Tabing itu mengusung tema "Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan" dan diikuti oleh komunitas kreatif di Sumbar.
"Gelaran ini merupakan peristiwa kolektif, ruang tamu dari para pewaris pusako untuk merawat, mengembangkan, dan memperkaya nilai-nilai warisan budaya yang menjadi milik bersama," katanya.
Ia mengatakan pusako secara umum bisa diartikan sebagai aset kekayaan berwujud materiil atau tentang hal yang beririsan langsung dengan kebendaan yang diwariskan secara turun temurun.
"Dengan pemaknaan pusako tersebut, segenap tim kurator dan kepanitiaan bekerja sama mempertahankannya dengan langkah masing-masing. Kami berupaya menolak hilang pusako dek pancarian,” ujarnya.
Sementara itu seniman instalasi yang ikut terlibat dalam kegiatan tersebut, Kapten Moed mengatakan ia akan menampilkan karya seni berjudul “Tagurajai”.
Instalasi yang ditampilkan itu berukuran, 10x8x20 m, terbuat dari karung goni, kayu balok, bata, ijuk, kawat, tali tambang, triplek, dan tikar pandan.
“Tagurajai” dalam bahasa Minangkabau memiliki arti terjatuh/tersungkur/jatuh ke lubang.
Karya tersebut merupakan sebuah kritikan sekaligus pengingat terhadap perubahan dan perkembangan zaman.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah rangkaian acara dwitahunan yang diselenggarakan secara rutin oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2019.
Pelaksanaan PKN merupakan salah satu implementasi dari strategi untuk memajukan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia pada tahun 2018 dalam rangka mewujudkan serta menyediakan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam dan turut mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia.*