Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menyebut pihaknya menyebar 4.000-5.000 stup lebah madu "galo-galo" atau trigona setiap tahun sejak 2021 untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan.
"Ini menunjukkan keseriusan Pemprov Sumbar untuk menjaga lingkungan sekaligus membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan," katanya di Padang, Jumat.
Ia mengatakan itu saat membuka Konferensi Internasional ke-2 dan Kongres Masyarakat Entomologi Indonesia ke-11 (ICCESI 2023) di Padang.
Menurutnya, pembagian stup lebah madu galo-galo itu merupakan upaya untuk memanfaatkan potensi hutan tanpa merusak hutan.
"Lebih dari 80 persen nagari atau desa di Sumbar berada di sekitar kawasan hutan. Agar masyarakat tidak memanfaatkan kawasan hutan dengan cara ilegal, maka penting untuk memberikan alternatif mata pencarian bagi masyarakat, salah satunya dengan beternak lebah madu galo-galo," katanya.
Ia menyebut, hasil evaluasi dari bantuan stup lebah madu galo-galo itu cukup bagus. Pendapatan masyarakat sekitar hutan bisa meningkat. Bahkan ada peternak lebah madu galo-galo yang meninggalkan pekerjaannya sebagai honorer di kantor pemerintahan untuk fokus pada usaha madu tersebut.
Ia mengatakan, saat ini Pemprov Sumbar juga tengah merancang untuk mengembangkan produk Minang Propolis guna menampung hasil panen dari madu galo-galo yang telah disebar kepada masyarakat itu.
Gubernur mengatakan program yang telah dilakukan oleh Pemprov Sumbar sejak 2021 itu sejalan dengan tema Konferensi Internasional tersebut yaitu "Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Pemanfaatan Serangga Bermanfaat untuk Mendukung Ekosistem Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan".
Terkait Konferensi tersebut, Gubernur berharap akan ada hasil yang bisa memberikan manfaat untuk mendukung pembangunan khususnya di Sumbar ke depan.
Konferensi itu dihadiri oleh peserta dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Jepang Australia, India, Arab, Pakistan dan Amerika Serikat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sumbar sebar 4.000 stup lebah madu trigona setiap tahun
"Ini menunjukkan keseriusan Pemprov Sumbar untuk menjaga lingkungan sekaligus membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan," katanya di Padang, Jumat.
Ia mengatakan itu saat membuka Konferensi Internasional ke-2 dan Kongres Masyarakat Entomologi Indonesia ke-11 (ICCESI 2023) di Padang.
Menurutnya, pembagian stup lebah madu galo-galo itu merupakan upaya untuk memanfaatkan potensi hutan tanpa merusak hutan.
"Lebih dari 80 persen nagari atau desa di Sumbar berada di sekitar kawasan hutan. Agar masyarakat tidak memanfaatkan kawasan hutan dengan cara ilegal, maka penting untuk memberikan alternatif mata pencarian bagi masyarakat, salah satunya dengan beternak lebah madu galo-galo," katanya.
Ia menyebut, hasil evaluasi dari bantuan stup lebah madu galo-galo itu cukup bagus. Pendapatan masyarakat sekitar hutan bisa meningkat. Bahkan ada peternak lebah madu galo-galo yang meninggalkan pekerjaannya sebagai honorer di kantor pemerintahan untuk fokus pada usaha madu tersebut.
Ia mengatakan, saat ini Pemprov Sumbar juga tengah merancang untuk mengembangkan produk Minang Propolis guna menampung hasil panen dari madu galo-galo yang telah disebar kepada masyarakat itu.
Gubernur mengatakan program yang telah dilakukan oleh Pemprov Sumbar sejak 2021 itu sejalan dengan tema Konferensi Internasional tersebut yaitu "Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Pemanfaatan Serangga Bermanfaat untuk Mendukung Ekosistem Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan".
Terkait Konferensi tersebut, Gubernur berharap akan ada hasil yang bisa memberikan manfaat untuk mendukung pembangunan khususnya di Sumbar ke depan.
Konferensi itu dihadiri oleh peserta dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Jepang Australia, India, Arab, Pakistan dan Amerika Serikat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sumbar sebar 4.000 stup lebah madu trigona setiap tahun