Solok (ANTARA) - Kelompok binaan pabrik AQUA Solok, Sumatera Barat berhasil mengembangkan pertanian ramah lingkungan bertujuan untuk memenuhi pangan keluarga sekaligus ikut melestarikan lingkungan.
Salah seorang petani binaan AQUA Solok Ira (36) di Solok, Rabu mengatakan dirinya ingin menjadi petani yang mandiri tanpa ketergantungan terhadap pupuk kimia atau bahan berbahaya lainnya.
"Ini adalah sebuah langkah untuk mengembalikan kondisi lahan pertanian agar kembali alamiah dan hasilnya pun lebih menyehatkan,” ujar Ira yang menjadi pelopor Kelompok Kayu Aro Lestari.
Ira merupakan seorang ibu rumah tangga di Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok sedang memanen sayur-mayur yang akan diolah menjadi konsumsi keluarganya.
Ira dan kawan-kawan memang giat bercocok tanam dengan cara budidaya tanaman hortikultura sistem tumpang sari. Mereka menanam jagung, cabe, terong, bayam, singkong, dan kacang tanah.
“Untuk menjaga kesuburan tanaman diberikan bahan-bahan organik yang kami buat sendiri, seperti kompos, pupuk organik cair (POC), tricoderma dan zat nabati lainnya serta untuk kebutuhan unsur NPK oleh tanaman sayuran,” kata dia.
Kelompok Kayu Aro Lestari kemudian disatukan dengan kelompok Air Badak Makmur pada September 2021 di bawah sebuah wadah bernama Rumah Pangan lestari.
Di samping itu, Koordinator CSR Pabrik AQUA Solok Jon Betrit mengatakan penyatuan kedua kelompok merupakan upaya penguatan kelompok binaan Pabrik AQUA Solok dalam wadah Rumah Pangan Lestari.
"Di sini para petani dapat saling belajar dan saling memotivasi untuk terus menerapkan pertanian ramah lingkungan,” ucap dia.
Selain budidaya sayur-sayuran di Rumah Pangan Lestari juga dibangun kolam sederhana untuk memelihara ikan nila dan lele.
Tujuannya adalah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi hewani keluarga, tetapi air kolam ikan dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sehingga tanaman mereka tumbuh lebih subur.
Hasil budidaya yang dikembangkan di Rumah Pangan Lestari ini dibagi-bagikan untuk semua anggota kelompok dan sebagian dijual ke warung-warung terdekat, ataupun dijual secara daring berdasarkan pesanan.
“Melalui Rumah Pangan Lestari Pabrik AQUA Solok terus mendorong para petani agar dapat memanfaatkan lahan masing-masing secara ramah lingkungan," katanya.
Dengan demikian hasilnya dapat mendatangkan keuntungan baik secara ekonomis yaitu tidak ada pengeluaran untuk membeli pupuk kimia, hasil pertanian dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan makanan sehari-hari, dan menambah pendapatan keluarga melalui penjualan hasil pertanian.
DI sisi lain, upaya para petani menggunakan bahan-bahan alamiah dari lingkungan sekitar juga membawa dampak positif untuk pelestarian lingkungan. Hasil pertanian pun sangat baik untuk kesehatan,” kata Jon Betrit.
Sekarang semua anggota Rumah Pangan Lestari merasa senang melihat usaha mereka sangat menguntungkan, karena mereka bisa bertani tanpa harus mengeluarkan dana yang besar untuk membeli bahan-bahan kimia.
Hasil pertanian pun dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan keluarga secara lebih sehat.
Pada tahun ini kelompok yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga ini sedang mencoba budidaya galo-galo (kenceng) untuk mengembangkan usaha kelompok sekaligus ikut melestarikan lingkungan.
Salah seorang petani binaan AQUA Solok Ira (36) di Solok, Rabu mengatakan dirinya ingin menjadi petani yang mandiri tanpa ketergantungan terhadap pupuk kimia atau bahan berbahaya lainnya.
"Ini adalah sebuah langkah untuk mengembalikan kondisi lahan pertanian agar kembali alamiah dan hasilnya pun lebih menyehatkan,” ujar Ira yang menjadi pelopor Kelompok Kayu Aro Lestari.
Ira merupakan seorang ibu rumah tangga di Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok sedang memanen sayur-mayur yang akan diolah menjadi konsumsi keluarganya.
Ira dan kawan-kawan memang giat bercocok tanam dengan cara budidaya tanaman hortikultura sistem tumpang sari. Mereka menanam jagung, cabe, terong, bayam, singkong, dan kacang tanah.
“Untuk menjaga kesuburan tanaman diberikan bahan-bahan organik yang kami buat sendiri, seperti kompos, pupuk organik cair (POC), tricoderma dan zat nabati lainnya serta untuk kebutuhan unsur NPK oleh tanaman sayuran,” kata dia.
Kelompok Kayu Aro Lestari kemudian disatukan dengan kelompok Air Badak Makmur pada September 2021 di bawah sebuah wadah bernama Rumah Pangan lestari.
Di samping itu, Koordinator CSR Pabrik AQUA Solok Jon Betrit mengatakan penyatuan kedua kelompok merupakan upaya penguatan kelompok binaan Pabrik AQUA Solok dalam wadah Rumah Pangan Lestari.
"Di sini para petani dapat saling belajar dan saling memotivasi untuk terus menerapkan pertanian ramah lingkungan,” ucap dia.
Selain budidaya sayur-sayuran di Rumah Pangan Lestari juga dibangun kolam sederhana untuk memelihara ikan nila dan lele.
Tujuannya adalah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi hewani keluarga, tetapi air kolam ikan dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sehingga tanaman mereka tumbuh lebih subur.
Hasil budidaya yang dikembangkan di Rumah Pangan Lestari ini dibagi-bagikan untuk semua anggota kelompok dan sebagian dijual ke warung-warung terdekat, ataupun dijual secara daring berdasarkan pesanan.
“Melalui Rumah Pangan Lestari Pabrik AQUA Solok terus mendorong para petani agar dapat memanfaatkan lahan masing-masing secara ramah lingkungan," katanya.
Dengan demikian hasilnya dapat mendatangkan keuntungan baik secara ekonomis yaitu tidak ada pengeluaran untuk membeli pupuk kimia, hasil pertanian dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan makanan sehari-hari, dan menambah pendapatan keluarga melalui penjualan hasil pertanian.
DI sisi lain, upaya para petani menggunakan bahan-bahan alamiah dari lingkungan sekitar juga membawa dampak positif untuk pelestarian lingkungan. Hasil pertanian pun sangat baik untuk kesehatan,” kata Jon Betrit.
Sekarang semua anggota Rumah Pangan Lestari merasa senang melihat usaha mereka sangat menguntungkan, karena mereka bisa bertani tanpa harus mengeluarkan dana yang besar untuk membeli bahan-bahan kimia.
Hasil pertanian pun dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan keluarga secara lebih sehat.
Pada tahun ini kelompok yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga ini sedang mencoba budidaya galo-galo (kenceng) untuk mengembangkan usaha kelompok sekaligus ikut melestarikan lingkungan.