Bukittinggi (ANTARA) - Ribuan warga di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengikuti Festival Pentas Seni Nagari Tabek Panjang Art Show yang ditujukan sebagai wadah mengangkat kembali tradisi Minangkabau di daerah setempat, Rabu.
Wali Nagari Tabek Panjang, Dony Suhendri di Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu mengatakan pentas seni diadakan untuk mengangkat tradisi Minangkabau dengan diawali arak-arakan layaknya pawai alegoris hari kemerdekaan.
Ribuan warga dan utusan dari instansi yang berada di empat Jorong Nagari Tabek Panjang tampak antusias mengikuti kegiatan yang baru pertama kali diadakan.
"Momennya memang bertepatan dengan HUT RI ke 77, sudah lama sekali adat budaya di Nagari tidak termunculkan, padahal banyak potensi yang ada serta sejarah yang disimpan warga," katanya.
Ia mengatakan dalam rangkaian kegiatan pentas seni juga diperlombakan ragam kesenian masyarakat untuk memunculkan potensi dari sanggar seni di daerah.
"Kami bersyukur sekali dengan tampilan yang dilombakan, saya akan mematenkan Nagari Tabek Panjang Art Show ini, yang pasti dengan ini akan muncul potensi seni dan inovasi baru dalam menampilkan budaya Minangkabau ke masyarakat luas," ujarnya.
Salah satu bukti sejarah lama yang dimunculkan dalam festival seni ini adalah pakaian adat Minangkabau yang telah berusia ratusan tahun.
Pakaian berupa penutup kepala dengan sebutan Tingkuluak itu diklaim sudah berumur 200 tahun dengan pemilik terakhir yang wafat saat berusia 104 tahun.
"Tingkuluak Katia dan Tingkuluak Cabuik namanya, ini hanya dimiliki dan dipakai oleh keturunan Datuak di Minangkabau khususnya di Sungai Janiah kampuang kami, usianya 200 tahun, hanya dipakai di acara adat," kata seorang warga, Siti Jamilah.
Ia mengatakan bangga dengan festival seni yang diselenggarakan agar dapat memberikan edukasi sejarah kepada generasi muda di Sumatera Barat.
"Banyak yang terlupakan oleh anak muda saat ini, kami mendukung kegiatan seni ini agar budaya adat tidak hilang ditelan jaman," katanya.
Ketua Panitia Festival Seni Nagari Tabek Panjang Art Show, Elia Roza menyebutkan ada puluhan perwakilan satuan pendidikan dan lembaga yang mengikuti kegiatan dan perlombaan kesenian.
"Ada Lomba Tari, Tambua Tansa dan lainnya, ada 18 perwakilan yang ikut, antaranya Bundo Kandung masing-masing Jorong, Sekolah, PKK dan grup kesenian," kata dia.
Ia mengatakan kegiatan ini akan diadakan rutin setiap tahunnya yang diselingi dengan pengukuhan 56 orang pengurus Karang Taruna di daerah setempat.
Nagari Tabek Panjang memiliki empat jorong yang memiliki potensi daerah masing-masing mulai dari Jorong Sungai Janiah dengan potensi pariwisatanya, Jorong Baso dengan perdagangan, Jorong Sungai Cubadak dengan pendidikan serta Jorong Tabek Panjang dengan potensi unggulan di bidang pertanian.
Wali Nagari Tabek Panjang, Dony Suhendri di Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu mengatakan pentas seni diadakan untuk mengangkat tradisi Minangkabau dengan diawali arak-arakan layaknya pawai alegoris hari kemerdekaan.
Ribuan warga dan utusan dari instansi yang berada di empat Jorong Nagari Tabek Panjang tampak antusias mengikuti kegiatan yang baru pertama kali diadakan.
"Momennya memang bertepatan dengan HUT RI ke 77, sudah lama sekali adat budaya di Nagari tidak termunculkan, padahal banyak potensi yang ada serta sejarah yang disimpan warga," katanya.
Ia mengatakan dalam rangkaian kegiatan pentas seni juga diperlombakan ragam kesenian masyarakat untuk memunculkan potensi dari sanggar seni di daerah.
"Kami bersyukur sekali dengan tampilan yang dilombakan, saya akan mematenkan Nagari Tabek Panjang Art Show ini, yang pasti dengan ini akan muncul potensi seni dan inovasi baru dalam menampilkan budaya Minangkabau ke masyarakat luas," ujarnya.
Salah satu bukti sejarah lama yang dimunculkan dalam festival seni ini adalah pakaian adat Minangkabau yang telah berusia ratusan tahun.
Pakaian berupa penutup kepala dengan sebutan Tingkuluak itu diklaim sudah berumur 200 tahun dengan pemilik terakhir yang wafat saat berusia 104 tahun.
"Tingkuluak Katia dan Tingkuluak Cabuik namanya, ini hanya dimiliki dan dipakai oleh keturunan Datuak di Minangkabau khususnya di Sungai Janiah kampuang kami, usianya 200 tahun, hanya dipakai di acara adat," kata seorang warga, Siti Jamilah.
Ia mengatakan bangga dengan festival seni yang diselenggarakan agar dapat memberikan edukasi sejarah kepada generasi muda di Sumatera Barat.
"Banyak yang terlupakan oleh anak muda saat ini, kami mendukung kegiatan seni ini agar budaya adat tidak hilang ditelan jaman," katanya.
Ketua Panitia Festival Seni Nagari Tabek Panjang Art Show, Elia Roza menyebutkan ada puluhan perwakilan satuan pendidikan dan lembaga yang mengikuti kegiatan dan perlombaan kesenian.
"Ada Lomba Tari, Tambua Tansa dan lainnya, ada 18 perwakilan yang ikut, antaranya Bundo Kandung masing-masing Jorong, Sekolah, PKK dan grup kesenian," kata dia.
Ia mengatakan kegiatan ini akan diadakan rutin setiap tahunnya yang diselingi dengan pengukuhan 56 orang pengurus Karang Taruna di daerah setempat.
Nagari Tabek Panjang memiliki empat jorong yang memiliki potensi daerah masing-masing mulai dari Jorong Sungai Janiah dengan potensi pariwisatanya, Jorong Baso dengan perdagangan, Jorong Sungai Cubadak dengan pendidikan serta Jorong Tabek Panjang dengan potensi unggulan di bidang pertanian.