Batusangkar, (ANTARA) - Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo Nagari Andaleh, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat masuk 20 nominasi Kalpataru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI 2022 kategori penyelamat lingkungan.
Ketua Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo, Erman di Batusangkar Selasa, menceritakan faktor yang mendorong kelompok tani dalam merawat lingkungan berawal dulu pada 1988- 2013 di Jorong Jirek Nagari Andaleh pernah terjadi kekurangan air untuk pertanian.
Tidak hanya untuk lahan pertanian, masyarakat di daerah itu juga kesulitan untuk mendapatkan air untuk mandi, bahkan harus berjalan hingga kurang lebih 900 meter.
Kekurangan air dikarenakan adanya lahan kritis di kebun rakyat termasuk kebun milik Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo, bahkan karena kekurangan terkadang timbul konflik dalam pembagian air.
Karena kekurangan air masyarakat setempat terpaksa menampung air hujan untuk menyirami tanaman dan memberi minum ternak.
Menyikapi hal itu, kemudian pada 2013, Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo melaksanakan Kebun Bibit Rakyat (KBR) terdiri dari bibit pohon surian, bayua, mahoni, durian, dan pokat.
Bibit yang ditanam tersebut jumlahnya lebih kurang 20.000 batang di area seluas 50 ha pada kebun rakyat, lahan kritis, sekitar mata air, dan digaris sempadan jalan.
Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo juga ikut dalam pengembangan jaringan Irigasi pada tahun 2014 hingga sekarang dan uga berkontribusi dalam konservasi dan promosi keanekaragaman hayati pohon andalas yang menjadi maskot Provinsi Sumatera Barat.
Kekurangan air yang menjadi kendala selama ini sejak 2019 telah teratasi, Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo berhasil mengatasi lahan kritis sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan dan perlindungan sumber daya air sehingga masalah kekurangan air untuk pertanian teratasi.
Sementara Kepala Dinas Perumahan dan Pemukim Lingkungan Hidup Tanah Datar Nofi Henri mengatakan Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo telah dilakukan verifikasi secara virtual oleh KLHK RI.
Selanjutnya akan dilanjutkan verifikasi lapangan pada Mei bulan depan, dan diharapkan Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo menyiapkan bahan yang diminta tim verifikaktor saat mengikuti verifikasi virtual.
Ketua Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo, Erman di Batusangkar Selasa, menceritakan faktor yang mendorong kelompok tani dalam merawat lingkungan berawal dulu pada 1988- 2013 di Jorong Jirek Nagari Andaleh pernah terjadi kekurangan air untuk pertanian.
Tidak hanya untuk lahan pertanian, masyarakat di daerah itu juga kesulitan untuk mendapatkan air untuk mandi, bahkan harus berjalan hingga kurang lebih 900 meter.
Kekurangan air dikarenakan adanya lahan kritis di kebun rakyat termasuk kebun milik Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo, bahkan karena kekurangan terkadang timbul konflik dalam pembagian air.
Karena kekurangan air masyarakat setempat terpaksa menampung air hujan untuk menyirami tanaman dan memberi minum ternak.
Menyikapi hal itu, kemudian pada 2013, Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo melaksanakan Kebun Bibit Rakyat (KBR) terdiri dari bibit pohon surian, bayua, mahoni, durian, dan pokat.
Bibit yang ditanam tersebut jumlahnya lebih kurang 20.000 batang di area seluas 50 ha pada kebun rakyat, lahan kritis, sekitar mata air, dan digaris sempadan jalan.
Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo juga ikut dalam pengembangan jaringan Irigasi pada tahun 2014 hingga sekarang dan uga berkontribusi dalam konservasi dan promosi keanekaragaman hayati pohon andalas yang menjadi maskot Provinsi Sumatera Barat.
Kekurangan air yang menjadi kendala selama ini sejak 2019 telah teratasi, Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo berhasil mengatasi lahan kritis sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan dan perlindungan sumber daya air sehingga masalah kekurangan air untuk pertanian teratasi.
Sementara Kepala Dinas Perumahan dan Pemukim Lingkungan Hidup Tanah Datar Nofi Henri mengatakan Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo telah dilakukan verifikasi secara virtual oleh KLHK RI.
Selanjutnya akan dilanjutkan verifikasi lapangan pada Mei bulan depan, dan diharapkan Kelompok Tani Elok Basamo Saiyo menyiapkan bahan yang diminta tim verifikaktor saat mengikuti verifikasi virtual.