Pangkalpinang (ANTARA) - PT PLN (Persero) menargetkan interkoneksi kabel bawah laut yang menghubungkan Pulau Sumatera-Bangka selesai pada September 2022 sehingga bisa menambah kekuatan daya hingga 200 MW untuk peningkatan pelayanan pelanggan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Untuk saat ini baru sirkuit satu yang sudah bisa difungsikan dengan pasokan sebesar 30 Megawatt dan secara bertahap bertambah sampai dengan 90 Megawatt," kata General Manager PLN UIW Bangka Belitung Amris Adnan di Pangkalpinang, Kamis.
Sistem interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka merupakan penguatan pasokan listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjamin suplai listrik yang cukup untuk waktu lama di Babel.
Ia menjelaskan, operasional jaringan kabel bawah laut yang melintasi Selat Bangka tersebut, sebelumnya sempat terkendala karena kondisi medan dan faktor cuaca, sehingga baru bisa dilakukan pada Maret 2022.
Proyek pembangunan tersebut menghabiskan total investasi sebesar Rp1,5 triliun lebih yang dimanfaatkan untuk kesiapan dua sirkuit yang akan beroperasi. Saat ini baru satu sirkuit yang selesai.
"Dari segi biaya operasional pembangkit, interkoneksi ini lebih hemat jika dibandingkan biaya operasional pembangkit yang ada di Bangka," ujarnya.
Sementara itu, bahan bakar operasional pembangkit yang ada di Bangka saat ini merupakan penggabungan antara pembangkit berbahan bakar batu bara dan bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan pembangkit di Sumatera ada PLTU dan PLTG.
"Di Bangka pembangkit listrik bahan bakar minyak lebih dominan sedangkan di Sumatera sudah sedikit sehingga adanya jaringan ini jauh lebih efisien," katanya.
Dengan bertambahnya cadangan listrik di Babel diharapkan iklim investasi menjadi lebih baik dan investor banyak yang masuk.
Sebelumnya, Gubernur Babel Erzaldi Rosman meminta infrastruktur tersebut segera selesai guna mendorong pertumbuhan ekonomi Babel, sebab kebutuhan dan pemanfaatan listrik merupakan kebutuhan yang tertinggi di Indonesia. Contohnya, pada tahun lalu pertumbuhan kelistrikan di Babel mencapai 13,7 persen.
"Semoga dengan interkoneksi ini, peningkatannya akan lebih cepat lagi, karena para investor yang akan berinvestasi di Bangka Belitung, memang menunggu ketersediaan listrik ini, terutama investasi di sektor perikanan," kata Erzaldi.
Selain investasi di sektor perikanan seperti tambak ikan, tambak udang dan cold storage, rencana pembangunan smelter eliminate juga akan dapat terpenuhi dengan adanya tambahan pasokan listrik dari kabel bawah laut ini.
"Kami berikan apresiasi positif untuk PT PLN dan ke depan juga dibangun interkoneksi ke Pulau Belitung, yang saat ini ketersediaan listrik dalam jumlah besar juga telah ditunggu para investor di bidang perikanan dan perhotelan," katanya.
"Untuk saat ini baru sirkuit satu yang sudah bisa difungsikan dengan pasokan sebesar 30 Megawatt dan secara bertahap bertambah sampai dengan 90 Megawatt," kata General Manager PLN UIW Bangka Belitung Amris Adnan di Pangkalpinang, Kamis.
Sistem interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka merupakan penguatan pasokan listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjamin suplai listrik yang cukup untuk waktu lama di Babel.
Ia menjelaskan, operasional jaringan kabel bawah laut yang melintasi Selat Bangka tersebut, sebelumnya sempat terkendala karena kondisi medan dan faktor cuaca, sehingga baru bisa dilakukan pada Maret 2022.
Proyek pembangunan tersebut menghabiskan total investasi sebesar Rp1,5 triliun lebih yang dimanfaatkan untuk kesiapan dua sirkuit yang akan beroperasi. Saat ini baru satu sirkuit yang selesai.
"Dari segi biaya operasional pembangkit, interkoneksi ini lebih hemat jika dibandingkan biaya operasional pembangkit yang ada di Bangka," ujarnya.
Sementara itu, bahan bakar operasional pembangkit yang ada di Bangka saat ini merupakan penggabungan antara pembangkit berbahan bakar batu bara dan bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan pembangkit di Sumatera ada PLTU dan PLTG.
"Di Bangka pembangkit listrik bahan bakar minyak lebih dominan sedangkan di Sumatera sudah sedikit sehingga adanya jaringan ini jauh lebih efisien," katanya.
Dengan bertambahnya cadangan listrik di Babel diharapkan iklim investasi menjadi lebih baik dan investor banyak yang masuk.
Sebelumnya, Gubernur Babel Erzaldi Rosman meminta infrastruktur tersebut segera selesai guna mendorong pertumbuhan ekonomi Babel, sebab kebutuhan dan pemanfaatan listrik merupakan kebutuhan yang tertinggi di Indonesia. Contohnya, pada tahun lalu pertumbuhan kelistrikan di Babel mencapai 13,7 persen.
"Semoga dengan interkoneksi ini, peningkatannya akan lebih cepat lagi, karena para investor yang akan berinvestasi di Bangka Belitung, memang menunggu ketersediaan listrik ini, terutama investasi di sektor perikanan," kata Erzaldi.
Selain investasi di sektor perikanan seperti tambak ikan, tambak udang dan cold storage, rencana pembangunan smelter eliminate juga akan dapat terpenuhi dengan adanya tambahan pasokan listrik dari kabel bawah laut ini.
"Kami berikan apresiasi positif untuk PT PLN dan ke depan juga dibangun interkoneksi ke Pulau Belitung, yang saat ini ketersediaan listrik dalam jumlah besar juga telah ditunggu para investor di bidang perikanan dan perhotelan," katanya.