Simpang Empat (ANTARA) - Ratusan umat Muslim yang menjadi korban gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melaksanakan shalat tarawih tahun ini di mushala darurat yang beratapkan terpal dan berdinding tripleks karena tempat ibadat yang biasa mereka gunakan rusak berat akibat gempa pada Jumat (25/2).
Menurut Ketua Pengurus Mushala Nurul Islam Sungai Lampang Jorong Tanjung Beruang Kajai Rozikin pada Selasa (5/4) malam mereka shalat berjamaah dan tarawih di mushala darurat beratapkan terpal, beralaskan tikar dan berdinding tripleks untuk tetap bisa melaksanakan ibadah selama Ramadhan tahun ini.
Meskipun tempat seadanya, Warga Sungai Lampang begitu semangat melaksanakan shalat Isya, shalat tarawih dan shalat Subuh secara berjamaah .
"Jamaah lumayan ramai sejak Jumat (1/4) malam sampai saat ini mencapai 60 orang setiap malam. Istilah kami ini adalah tambaro atau tampek ibadah samantaro (tempat beribadah sementara)," sebutnya.
Ia menyebutkan pendataan sudah ada namun perbaikan mushala belum. Mereka berharap ada bantuan untuk memperbaiki musala secepatnya.
Seorang jamaah Shalat Tarawih Bakri (60) mengatakan ia tetap semangat beribadah meskipun hanya di tenda darurat seadanya.
"Bagaimana lagi, kita ingin juga beribadah sementara mushala yang ada rusak. Mudah-mudahan mushala yang rusak segera dapat diperbaiki," harapnya.
Selain di Sungai Lampang, umat Muslim yang beribadah di mushala darurat juga ditemukan di Kampung Padang Kajai. Merak shalat berjamaah di tenda darurat beratapkan terpal dan beralaskan tikar.
Begitu juga di Lubuk Panjang dan di Masjid Raya Kajai yang ambruk warga shalat berjamaah di tenda darurat.
Sementara warga di Nagari Kajai pada umumnya masih bermalam di tenda-tenda darurat yang berdiri dekat rumah mereka yang ambruk.
"Hunian sementara memang sudah ada sebagian namun sangat sedikit dan butuh penambahan," kata salah seorang warga Lubuk Panjang Febri. (*)
Menurut Ketua Pengurus Mushala Nurul Islam Sungai Lampang Jorong Tanjung Beruang Kajai Rozikin pada Selasa (5/4) malam mereka shalat berjamaah dan tarawih di mushala darurat beratapkan terpal, beralaskan tikar dan berdinding tripleks untuk tetap bisa melaksanakan ibadah selama Ramadhan tahun ini.
Meskipun tempat seadanya, Warga Sungai Lampang begitu semangat melaksanakan shalat Isya, shalat tarawih dan shalat Subuh secara berjamaah .
"Jamaah lumayan ramai sejak Jumat (1/4) malam sampai saat ini mencapai 60 orang setiap malam. Istilah kami ini adalah tambaro atau tampek ibadah samantaro (tempat beribadah sementara)," sebutnya.
Ia menyebutkan pendataan sudah ada namun perbaikan mushala belum. Mereka berharap ada bantuan untuk memperbaiki musala secepatnya.
Seorang jamaah Shalat Tarawih Bakri (60) mengatakan ia tetap semangat beribadah meskipun hanya di tenda darurat seadanya.
"Bagaimana lagi, kita ingin juga beribadah sementara mushala yang ada rusak. Mudah-mudahan mushala yang rusak segera dapat diperbaiki," harapnya.
Selain di Sungai Lampang, umat Muslim yang beribadah di mushala darurat juga ditemukan di Kampung Padang Kajai. Merak shalat berjamaah di tenda darurat beratapkan terpal dan beralaskan tikar.
Begitu juga di Lubuk Panjang dan di Masjid Raya Kajai yang ambruk warga shalat berjamaah di tenda darurat.
Sementara warga di Nagari Kajai pada umumnya masih bermalam di tenda-tenda darurat yang berdiri dekat rumah mereka yang ambruk.
"Hunian sementara memang sudah ada sebagian namun sangat sedikit dan butuh penambahan," kata salah seorang warga Lubuk Panjang Febri. (*)