Sawahlunto (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Sawahlunto, Sumatera Barat, didukung PT. Bukit Asam Pertambangan Ombilin melaksanakan 'sharing session' atau berbagi inspirasi pembudidaya ikan dengan pemerintah dan instansi/perusahaan terkait, di Hall Ombilin Sawahlunto, Selasa.
Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta di Sawahlunto, Selasa, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi pembudidaya ikan, sarana untuk menemukan solusi bersama dari berbagai kendala yang dihadapi dan media dalam meningkatkan silahturahmi antar pembudidaya ikan.
"Pemkot Sawahlunto sudah melakukan berbagai kebijakan dan program dalam mendukung sektor perikanan ini. Kita sudah melaksanakan pembagian bibit ikan secara gratis kepada masyarakat dari Balai Benih Ikan (BBI), kemudian dibantu pula oleh PT. Bukit Asam juga ikut membantu membagikan bibit ikan," kata dia.
Ia menyebut, selain membagikan bibit ikan, program lainnya yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), pembinaan kelompok pembudidaya ikan, menjajaki kerjasama dengan pihak perusahaan pengembangan usaha perikanan, sampai mengajukan proposal pada Pemprov Sumbar untuk mendapatkan APBD Provinsi bagi empat Pokmawas perairan umum.
"Kami juga mengajak Pemerintah Desa agar ikut berkontribusi mendukung sektor perikanan dengan mengalokasikan bantuan bibit maupun pembinaan atau pengembangan usaha perikanan masyarakat pada APBDes. Karena jika hanya mengandalkan APBD Kota tentu ada keterbatasan sehingga daya jangkau belum maksimal," katanya.
Deri Asta kemudian menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PT. Bukit Asam yang telah menunjukkan perhatian serius mendukung perikanan Sawahlunto dengan membagikan bibit ikan sampai menyediakan lokasi dan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) untuk penyelenggaraan 'sharing session' pembudidaya ikan dengan pemerintah dan instansi/perusahaan terkait.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Sawahlunto, Henni Purwaningsih mengatakan dari data tahun 2021 diketahui bahwa ketersediaan ikan di Sawahlunto masih bergantung pada daerah lain, itu menunjukkan potensi pengembangan perikanan masih terbuka luas.
"Angka konsumsi ikan di Sawahlunto itu mencapai 36,92 Kg/kapita/tahun, untuk jumlah konsumsinya yakni 2.479,325 ton/tahun. Sementara jumlah produksi ikan di Sawahlunto pada 2021 baru mencapai 216 ton," ujar dia merinci.
Ia menjelaskan saat ini Sawahlunto memiliki 31 kelompok budidaya perikanan, 25 kelompok masyarakat pengawas dan enam kelompok pengolah hasil perikanan.
General Manager PT. Bukit Asam Pertambangan Ombilin, Yulfaizon menyebut pihaknya mendukung penyelenggaraan 'sharing session' tersebut sebagai kepedulian terhadap peningkatan kapasitas pembudidaya ikan di Sawahlunto.
"Ini keberlanjutan dari bantuan sebelumnya, yakni kita sudah bagikan bibit ikan. Sekarang agar bibit itu dirawat dengan baik dan bisa dieksplorasi potensi bisnisnya maka kami menggandeng pihak terkait yang bisa berbagi bagaimana tips dan trik untuk itu kepada para pembudidaya ikan," katanya.
Ia merinci, dalam kegiatan itu ada lima narasumber yaitu : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar dengan materi manajemen budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dan pakan alternatifnya dan pengusaha perikanan Sawahlunto, Hasjonny SY dengan materi prospek bisnis ikan lele.
Lalu, perwakilan dari e-Fishery (perusahaan kemitraan perikanan) Ovi Budi Saputra dengan materi sistem kemitraan pada budidaya ikan lele dan dari Bank Nagari Cabang Sawahlunto dengan materi skema kredit untuk budidaya ikan, serta Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Tayeh di Desa Salak Kecamatan Talawi dengan materi studi tiru budidaya maggot (ulat/larva untuk pakan ikan).
"Peserta kegiatan ini ada 100 orang lebih. Terdiri dari Kepala Desa, penyuluh pertanian dan penyuluh perikanan, kemudian masyarakat kelompok pembudidaya ikan," katanya.
Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta di Sawahlunto, Selasa, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi pembudidaya ikan, sarana untuk menemukan solusi bersama dari berbagai kendala yang dihadapi dan media dalam meningkatkan silahturahmi antar pembudidaya ikan.
"Pemkot Sawahlunto sudah melakukan berbagai kebijakan dan program dalam mendukung sektor perikanan ini. Kita sudah melaksanakan pembagian bibit ikan secara gratis kepada masyarakat dari Balai Benih Ikan (BBI), kemudian dibantu pula oleh PT. Bukit Asam juga ikut membantu membagikan bibit ikan," kata dia.
Ia menyebut, selain membagikan bibit ikan, program lainnya yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), pembinaan kelompok pembudidaya ikan, menjajaki kerjasama dengan pihak perusahaan pengembangan usaha perikanan, sampai mengajukan proposal pada Pemprov Sumbar untuk mendapatkan APBD Provinsi bagi empat Pokmawas perairan umum.
"Kami juga mengajak Pemerintah Desa agar ikut berkontribusi mendukung sektor perikanan dengan mengalokasikan bantuan bibit maupun pembinaan atau pengembangan usaha perikanan masyarakat pada APBDes. Karena jika hanya mengandalkan APBD Kota tentu ada keterbatasan sehingga daya jangkau belum maksimal," katanya.
Deri Asta kemudian menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PT. Bukit Asam yang telah menunjukkan perhatian serius mendukung perikanan Sawahlunto dengan membagikan bibit ikan sampai menyediakan lokasi dan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) untuk penyelenggaraan 'sharing session' pembudidaya ikan dengan pemerintah dan instansi/perusahaan terkait.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Sawahlunto, Henni Purwaningsih mengatakan dari data tahun 2021 diketahui bahwa ketersediaan ikan di Sawahlunto masih bergantung pada daerah lain, itu menunjukkan potensi pengembangan perikanan masih terbuka luas.
"Angka konsumsi ikan di Sawahlunto itu mencapai 36,92 Kg/kapita/tahun, untuk jumlah konsumsinya yakni 2.479,325 ton/tahun. Sementara jumlah produksi ikan di Sawahlunto pada 2021 baru mencapai 216 ton," ujar dia merinci.
Ia menjelaskan saat ini Sawahlunto memiliki 31 kelompok budidaya perikanan, 25 kelompok masyarakat pengawas dan enam kelompok pengolah hasil perikanan.
General Manager PT. Bukit Asam Pertambangan Ombilin, Yulfaizon menyebut pihaknya mendukung penyelenggaraan 'sharing session' tersebut sebagai kepedulian terhadap peningkatan kapasitas pembudidaya ikan di Sawahlunto.
"Ini keberlanjutan dari bantuan sebelumnya, yakni kita sudah bagikan bibit ikan. Sekarang agar bibit itu dirawat dengan baik dan bisa dieksplorasi potensi bisnisnya maka kami menggandeng pihak terkait yang bisa berbagi bagaimana tips dan trik untuk itu kepada para pembudidaya ikan," katanya.
Ia merinci, dalam kegiatan itu ada lima narasumber yaitu : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar dengan materi manajemen budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dan pakan alternatifnya dan pengusaha perikanan Sawahlunto, Hasjonny SY dengan materi prospek bisnis ikan lele.
Lalu, perwakilan dari e-Fishery (perusahaan kemitraan perikanan) Ovi Budi Saputra dengan materi sistem kemitraan pada budidaya ikan lele dan dari Bank Nagari Cabang Sawahlunto dengan materi skema kredit untuk budidaya ikan, serta Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Tayeh di Desa Salak Kecamatan Talawi dengan materi studi tiru budidaya maggot (ulat/larva untuk pakan ikan).
"Peserta kegiatan ini ada 100 orang lebih. Terdiri dari Kepala Desa, penyuluh pertanian dan penyuluh perikanan, kemudian masyarakat kelompok pembudidaya ikan," katanya.