Semarang (ANTARA) - SICE (Semarang International Cartoon Exhibition) Foundation berupaya mempertahankan Ibu Kota Kartun Nusantara agar tidak pindah ke kota lain, atau tetap di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah.
"Ini tidak lepas dari peran SICE Foundation yang 15 tahun terakhir selalu eksis menumbuhkembangkan kartun," kata kartunis senior Semarang Slamet Widodo sekaligus pendiri SICE di Semarang, Minggu pagi.
Slamet Widodo menyebutkan Semarang mendapat gelar Ibu Kota Kartun Nusantara dari Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan IV (1983—1988) Ali Said.
Gelar tersebut, kata Slamet Widodo, karena kegiatan kartun, mulai dari lomba, pameran, sampai workshop rutin setiap tahun. Bahkan, pada tahun 2018—2020, setiap bulan pas tanggal muda selalu ada pameran kartun di lapangan Simpang Lima Semarang.
Ia lantas mengungkapkan alasan lain kenapa Semarang mendapat sebutan sebagai ibu kota karena Kota Lumpia itu banyak melahirkan kartunis terkenal, seperti Jaya Suprana, Koesnan Hoesie, Mas Prie G.S., Gunawan Pranyoto, Yehana S.R., Ramli Badrudin, Leak Kustiya, Slamet Widodo, Agus Eko Santoso, sampai Boedy Hari Pujiono.
Menyinggung soal pandemi COVID-19 dengan segala variannya, Slamet Widodo mengatakan bahwa wabah ini tidak menjadikan halangan, tetapi justru sebuah tantangan bagi kartunis untuk terus berkarya.
"Tidak hanya action ke luar negeri, tetapi juga ke dalam negeri," kata Slamet Widodo yang pernah sebagai Ketua SICE Foundation.
Kini, lanjut dia, SICE tidak lagi dipimpin senior tetapi junior. Ketuanya adalah seorang youtuber muda Aditiya Widodo Putra dibantu Sekretaris Aprilia Agatha.
Setelah reorganisasi pada tanggal 28 Oktober 2021, kata dia, langsung tancap gas membuat kegiatan positif. Salah satunya adalah 5 Th Semarang International Cartoon Exhibition yang rencananya pada tanggal 20 Mei 2022 di Taman Indonesia Kaya dan Kota Lama Semarang.
Adapun bentuknya lomba dan pameran kartun secara daring juga luring dengan tema "Vaksinasi COVID-19 dan Kehidupan Pascapandemi".
Sejak rilis pada bulan Desember 2021, kata Ketua SICE Aditiya Widodo Putra, panitia sudah menerima kiriman 1.031 gambar karya 312 kartunis dari 56 negara, termasuk Rusia dan Ukraina yang sedang berkonflik.
Aditiya menyebutkan mereka tidak hanya kartunis kawakan, seperti Raed Khalil (Syria), Izabela Kowalska (Polandia), Rossem (Malaysia), Soltan Soltanli (Azerbaijan), Nahid Maghsoudi (Iran), Jordan Pop Iliev (Macedonia), Oleg Gutsol (Ukraina), dan Vladimir Vasiliev (Rusia), tetapi juga kartunis baru yang notabene masih pelajar.
Theoretical High School Nicolae Titulescu Slatina Rumania, kata dia, menyaring 134 siswanya yang pandai menggambar. Selanjutnya, memilih 10 terbaik untuk ikut ke level internasional, yaitu 5 Th SICE.
"Ini langkah beda yang bagus karena biasanya murid sekolah langsung kirim ke panitia. Jenjang prestasi memang wajib diberlakukan demi terciptanya regenerasi kartunis. Ini salah satu keberhasilan tujuan kami," kata Aditiya yang juga selaku pimpinan proyek (pimpro) lomba.
Ia menjelaskan bahwa tujuan lain dari 5 Th SICE adalah mengampanyekan hidup sehat terhindar COVID-19, memberi penghargaan kepada para pejuang pembasmi pandemi COVID-19, memulai kegiatan di semua bidang tanpa lupa mematuhi prokes, dan menjalin kerja sama yang baik antara swasta, negeri, dan pemangku kepentingan.
Disebutkan pula bahwa event berskala internasional yang kelima ini didukung Pemkot Semarang, Riski EO, dan Yayasan Filal Khoirot Indonesia.
"Kami membuka kesempatan kepada siapa saja untuk kerja sama saling menguntungkan. Sayang jika event besar yang mendapat banyak apresiasi dari luar negeri tidak digarap ramai-ramai oleh pihak dalam negeri," kata Aditiya.
"Ini tidak lepas dari peran SICE Foundation yang 15 tahun terakhir selalu eksis menumbuhkembangkan kartun," kata kartunis senior Semarang Slamet Widodo sekaligus pendiri SICE di Semarang, Minggu pagi.
Slamet Widodo menyebutkan Semarang mendapat gelar Ibu Kota Kartun Nusantara dari Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan IV (1983—1988) Ali Said.
Gelar tersebut, kata Slamet Widodo, karena kegiatan kartun, mulai dari lomba, pameran, sampai workshop rutin setiap tahun. Bahkan, pada tahun 2018—2020, setiap bulan pas tanggal muda selalu ada pameran kartun di lapangan Simpang Lima Semarang.
Ia lantas mengungkapkan alasan lain kenapa Semarang mendapat sebutan sebagai ibu kota karena Kota Lumpia itu banyak melahirkan kartunis terkenal, seperti Jaya Suprana, Koesnan Hoesie, Mas Prie G.S., Gunawan Pranyoto, Yehana S.R., Ramli Badrudin, Leak Kustiya, Slamet Widodo, Agus Eko Santoso, sampai Boedy Hari Pujiono.
Menyinggung soal pandemi COVID-19 dengan segala variannya, Slamet Widodo mengatakan bahwa wabah ini tidak menjadikan halangan, tetapi justru sebuah tantangan bagi kartunis untuk terus berkarya.
"Tidak hanya action ke luar negeri, tetapi juga ke dalam negeri," kata Slamet Widodo yang pernah sebagai Ketua SICE Foundation.
Kini, lanjut dia, SICE tidak lagi dipimpin senior tetapi junior. Ketuanya adalah seorang youtuber muda Aditiya Widodo Putra dibantu Sekretaris Aprilia Agatha.
Setelah reorganisasi pada tanggal 28 Oktober 2021, kata dia, langsung tancap gas membuat kegiatan positif. Salah satunya adalah 5 Th Semarang International Cartoon Exhibition yang rencananya pada tanggal 20 Mei 2022 di Taman Indonesia Kaya dan Kota Lama Semarang.
Adapun bentuknya lomba dan pameran kartun secara daring juga luring dengan tema "Vaksinasi COVID-19 dan Kehidupan Pascapandemi".
Sejak rilis pada bulan Desember 2021, kata Ketua SICE Aditiya Widodo Putra, panitia sudah menerima kiriman 1.031 gambar karya 312 kartunis dari 56 negara, termasuk Rusia dan Ukraina yang sedang berkonflik.
Aditiya menyebutkan mereka tidak hanya kartunis kawakan, seperti Raed Khalil (Syria), Izabela Kowalska (Polandia), Rossem (Malaysia), Soltan Soltanli (Azerbaijan), Nahid Maghsoudi (Iran), Jordan Pop Iliev (Macedonia), Oleg Gutsol (Ukraina), dan Vladimir Vasiliev (Rusia), tetapi juga kartunis baru yang notabene masih pelajar.
Theoretical High School Nicolae Titulescu Slatina Rumania, kata dia, menyaring 134 siswanya yang pandai menggambar. Selanjutnya, memilih 10 terbaik untuk ikut ke level internasional, yaitu 5 Th SICE.
"Ini langkah beda yang bagus karena biasanya murid sekolah langsung kirim ke panitia. Jenjang prestasi memang wajib diberlakukan demi terciptanya regenerasi kartunis. Ini salah satu keberhasilan tujuan kami," kata Aditiya yang juga selaku pimpinan proyek (pimpro) lomba.
Ia menjelaskan bahwa tujuan lain dari 5 Th SICE adalah mengampanyekan hidup sehat terhindar COVID-19, memberi penghargaan kepada para pejuang pembasmi pandemi COVID-19, memulai kegiatan di semua bidang tanpa lupa mematuhi prokes, dan menjalin kerja sama yang baik antara swasta, negeri, dan pemangku kepentingan.
Disebutkan pula bahwa event berskala internasional yang kelima ini didukung Pemkot Semarang, Riski EO, dan Yayasan Filal Khoirot Indonesia.
"Kami membuka kesempatan kepada siapa saja untuk kerja sama saling menguntungkan. Sayang jika event besar yang mendapat banyak apresiasi dari luar negeri tidak digarap ramai-ramai oleh pihak dalam negeri," kata Aditiya.