Padang (ANTARA) - Atlet bulutangkis nasional Jonatan Christie menceritakan tentang kisah hidupnya menjadi atlet bulu tangkis di Chanel YouTube Daniel Mananta Network baru-baru ini.

"Waktu kecil itu memang bisa di bilang sebenarnya ngak ada kepikiran buat jadi atlet. Mungkin orang tua itu latar belakangnya atlet. Tetapi gue pribadi ngak ada kepikiran untuk kesan. Seperti biasa anak-anak pada umumnya kayak sekolah, pulang ke rumah, biasa aja gitu ngak ada yang istimewa dan gimana- gimana juga". Ujarnya.

Ia menceritakan terjun ke dunia atlet itu waktu ketika ia di kelas 1 SD di umur 6 tahun itu ia benar-benar baru belajar bulutangkis. Benar- benar ngak ada pengetahuan tentang bulutangkis. Bahkan atlet Susi Susanti pun dia tidak mengetahui waktu itu. 

" Di umur 6 tahun itu baru pertama kali benar- benar memegang reket , belajar mukul Masi ngak kena segala macam itu ia coba kurang lebih 6 bulan sampai 1 tahun", ujarnya.

Ia hanya menekankan bahwa latihan pertama di sebuah kejuaraan tersebut yang membuatnya jatuh cinta dengan olahraga bulutangkis.

"Namanya anak kecil, juara dan dapet uang kan seneng, tapi dari situ jadi jatuh cinta dan lebih menemuki bulutangkis," ujarnya

Selain menceritakan tentang kejuaraan , ia pun menceritakan tentang keterbatasan ekonomi yang di alami oleh keluarganya. Waktu itu beberapa tahun kemudian ia pindah dari klub kecil ke klub yang lumayan cukup besar . Saat itu, ia sekeluarga memutuskan untuk pindah ke daerah Jakarta Barat. 

Selanjutnya, ia dan papanya hidup di rumah neneknya, Ibu dari sang Ayah selama hidup di sana, kebutuhan makan dijamin oleh nenek dan dibantu oleh pamannya.

Hal tersebut karena pekerjaan Ayahnya tidak mendukung untuk mencukupi kebutuhan gizi ia.

"Jadi nenek sama om waktu itu support kebutuhan kaya vitamin, susu, telor, vitamin dan lain-lain," ucapnya.

Pernah suatu ketika ada momen di mana Ayah Jojo tidak mampu membeli makan."Ada nasi padang, trus si Papa kasih lauknya ke aku, pas aku tanya Papa gimana katanya udah, ternyata malah ga makan, itu karena kepepet karena biaya." Ujarnya.

Sebegitu inginnya sang Ayah melihat Jonatan jadi atlet, ketika ia idak berlatih dengan baik, bahkan ia dihukum sang Ayah untuk lari dari tempat latihan ke rumah.

Meski melewati masa yang cukup sulit, Jonatan menyebut lolos ke Pelatnas sebagai berkah. Pasalnya, dengan usia yang sangat muda yakni, 15 tahun Jonatan berhasil mengantongi tiket sebagai Tim Nasional Bulutangkis Indonesia. Di usia tersebut pula, Jonatan mengalahkan atlet saingannya yang mayoritas berumur dibawah 19 tahun di kejuaraan nasional.

"Dari kejurnas itu diambil juara 1-4 untuk lolos ke timnas, nah waktu itu aku dapet juara 3," tuturnya.

Dengan demikian, kejuaraan tersebut dapat menjadi catatan penting dari tim PBSI dalam mencari atlet berbakat seperti Jonatan Christie. Sehingga, ia menyebutnya ini sebuah berkah dari Tuhan karena dapat lolos di Tim Nasional di usia muda.

* Pewarta merupakan mahasiswa magang dari Universitas PGRI Sumatera Barat

Pewarta : Rika Nur Amalia
Editor : Maswandi
Copyright © ANTARA 2024