Sawahlunto (ANTARA) - Pemerintah Desa Talawi Mudiak Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat, menurunkan angka stunting (gagal tumbuh anak) melalui rumah gizi, posyandu dan kunjungan dari rumah ke rumah.

Kepala Desa Talawi Mudiak Syamsir, di Talawi, Sabtu menyampaikan rumah gizi dengan nama 'Ragi Canting' atau rumah gizi cegah stunting itu menjadi tempat memasak dan memberikan makanan bergizi dan bervitamin tinggi terhadap sasaran yakni anak-anak stunting dan rawan stunting. 

"Jadi sistemnya  ketika kami mendeteksi ada anak yang rawan atau sudah stunting berdasarkan pemeriksaan di Posyandu, itu kami ajak ke rumah gizi ini bersama ibunya. Nanti di sini disediakan bahan makanan bergizi dan bervitamin, kemudian dengan didampingi oleh ahli gizi dari Puskesmas para ibu itu memasak makanan tersebut bersama kader-kader Keluarga Berencana (KB) setelah itu langsung diberikan kepada anak-anak sasaran," kata dia menjelaskan. 

Ia menyampaikan pendampingan dan pemberian makanan di rumah gizi dengan jumlah sasaran sekarang adalah 12 orang itu berlangsung selama 10 hari untuk masing-masing sasaran. 

"Setelah 10 hari itu kami periksa kembali. Kalau anaknya sudah bertambah berat badan dan tercukupi gizinya itu kami berikan sertifikat dan beberapa hadiah, sementara jika masih belum mencapai itu maka kami menindaklanjuti dengan pelayanan di Posyandu atau Puskesmas sampai tindakan lebih intensif yakni kunjungan langsung ke rumah," ujar dia.

Ia menyatakan Pemerintah Desa Talawi Mudiak memberikan perhatian besar terhadap penurunan stunting melalui berbagai kebijakan/program dan anggaran, dimana pada tahun ini dialokasikan dari Anggaran Dana Desa (ADD) yakni Rp 60 juta. 

Ketua rumah gizi Yasmayenti, mengatakan untuk mendampingi ibu anak-anak sasaran memasak dan menyajikan makanan ada lima orang kader KB yang piket setiap harinya. 

"Untuk menu,  bersumber dari kontribusi pemerintah desa, kelompok tani, kelompo ternak dan juga Kelompok Wanita Tani (KWT). Yang kami masak itu makanan bergizi sesuai arahan ahli gizi dari Puskesmas," ujar dia. 

Ia mencontohkan, untuk menu makanan di hari Senin terdiri dari ; nasi putih, rolade daging, tahu bacem, tumis labu siam campur wortel dan daun kelor kemudian untuk buah adalah jeruk. 

Tenaga Ahli Analisis Pengeluaran Publik Bappenas Jony Chandra, yang mengunjungi rumah gizi itu Jum'at (26/11)  menyampaikan apresiasi dan berharap menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Sumatera Barat dan nasional. 

"Ini telah menjadi bukti nyata dari komitmen pemerintah desa untuk keikutsertaan dalam menurunkan stunting. Luar biasa, sangat rinci dan tersusun sekali langkah-langkah penanganan bagi anak rawan dan stunting di Desa Talawi Mudiak ini," katanya. 

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat Fatmawati, menyebut keberadaan rumah gizi ini juga menjadi salah satu penerjemahan dari program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) uang dilaksanakan kader-kader KB. 

"Ini integrasi program BKKBN untuk pemenuhan gizi. Sangat bagus sekali di Sawahlunto ini turut didukung oleh tidak hanya pemerintah namun juga perusahaan lokal, instansi terkait sampai yang paling utama kesadaran dan partisipasi dari masyarakat setempat," kata dia. 

Sementara Wali Kota Sawahlunto Deri Asta menyatakan, rumah - rumah gizi memang menjadi salah satu upaya Pemkot Sawahlunto bersama Pemerintah Desa setempat dalam memenuhi gizi anak dan penurunan angka stunting. 

"Angka stunting Kota Sawahlunto sekarang adalah 6,1 persen, itu sudah jauh di bawah angka stunting nasional yakni 27,30 persen. Meski sudah dibawah angka nasional, kami berkomitmen untuk terus menekan semaksimal mungkin angka stunting ini untuk memastikan generasi penerus kita itu sehat, kuat dan unggul," kata dia menegaskan. (Yudha Ahada)


Pewarta : Yudha Ahada
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2025