Padang (ANTARA) - Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hal tersebut didukung oleh lokasi yang strategis dan iklim tropis yang membuat berbagai jenis hewan dapat hidup di Indonesia. Mulai dari mamalia seperti harimau, badak, gajah, trenggiling hingga pesut, berbagai jenis burung seperti cendrawasih, kuau raja, rangkong, hingga jalak bali, berbagai jenis reptile seperti penyu hutan, buaya siam, kura-kura leher ular, hingga ular sendok pun terdapat di Indonesia, dan semua itu hanya sebagian dari hewan endemik Indonesia. Luar biasa bukan?
Salah satu kelompok hewan yang masih sangat jarang diperhatikan di Indonesia adalah kelompok amphibi. Amphibi yang umum dikenal masyarakat Indonesia adalah katak dan kodok, namun ada salah satu jenis amphibi yang sangat unik dan sangat jarang dikenal oleh masyarakat, yaitu sesilia. Sesilia adalah satu-satunya jenis dari kelas amphibi yang tidak mempunyai kaki. Hewan bernama latin Ichthyophis elongatus ini memiliki tubuh bulat memanjang, dan hidup di bawah permukaan tanah. Karena keadaan tersebut banyak orang yang salah mengira sesilia sebagai ular, belut, maupun cacing. Kesalahpahaman ini dibuktikan dengan masyarakat menamai hewan ini di beberapa daerah yaitu “Ular tanah”.
Apakah hewan ini berbahaya? Nah, hewan ini tidak berbahaya sama sekali bagi manusia, karena hewan ini tidak memiliki bisa maupun gigi yang sanggup melukai manusia. Satu-satunya perlindungan diri hewan ini yaitu mengeluarkan lendir dari kulitnya ketika merasa terancam. Lendir ini tidak berbisa tapi beberapa penelitian menyebutkan lender ini dapat menimbulkan alergi ringan bagi orang dengan kulit sensitif apabila bersentuhan dengan hewan ini. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hewan ini membuat hewan ini sering kali dibunuh apabila ditemukan oleh masyarakat karena banyak masyarakat menganggap hewan ini adalah ular dan dapat membahayakan mereka.
Sesilia adalah bagian dari kelas amphibi yang sangat langka, jumlahnya hanya 3 persen dari seluruh amphibi yang telah diketahui di dunia. Dan Indonesia adalah salah satu daerah yang sangat beruntung karena memiliki hewan ini. Sesilia hanya dapat hidup di tempat yang masih asri, tanah dan air yang tidak tercemar adalah habitat hewan ini.
Sehingga keberadaan hewan ini di suatu daerah menunjukan bahwa daerah tersebut adalah daerah dengan lingkungan yang baik dan masih asri. Beberapa daerah di Sumatera barat yang diketahui terdapat hewan ini yaitu Tanah datar, Solok, Pasaman, dan Solok selatan.
Sekelompok peneliti yang di ketuai oleh Try Surya Harapan, melakukan penelitian mengenai keberadaan hewan ini di beberapa daerah di Sumatera Barat, menemukan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai hewan ini masih sangat minim sekali, sehingga menjadi ancaman bagi keberadaan sesilia. Sebagai salah satu hewan langka di dunia, namun kita dapat menemukannya di Indonesia khususnya Sumatera Barat, maka sudah seharusnya kita menjaga dan melindungi hewan ini serta tidak membunuhnya sehingga hewan ini dapat terlindungi dari ancaman kepunahan, agar kestabilan lingkungan dan kekayaan alam tetap terjaga.
Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas
Salah satu kelompok hewan yang masih sangat jarang diperhatikan di Indonesia adalah kelompok amphibi. Amphibi yang umum dikenal masyarakat Indonesia adalah katak dan kodok, namun ada salah satu jenis amphibi yang sangat unik dan sangat jarang dikenal oleh masyarakat, yaitu sesilia. Sesilia adalah satu-satunya jenis dari kelas amphibi yang tidak mempunyai kaki. Hewan bernama latin Ichthyophis elongatus ini memiliki tubuh bulat memanjang, dan hidup di bawah permukaan tanah. Karena keadaan tersebut banyak orang yang salah mengira sesilia sebagai ular, belut, maupun cacing. Kesalahpahaman ini dibuktikan dengan masyarakat menamai hewan ini di beberapa daerah yaitu “Ular tanah”.
Apakah hewan ini berbahaya? Nah, hewan ini tidak berbahaya sama sekali bagi manusia, karena hewan ini tidak memiliki bisa maupun gigi yang sanggup melukai manusia. Satu-satunya perlindungan diri hewan ini yaitu mengeluarkan lendir dari kulitnya ketika merasa terancam. Lendir ini tidak berbisa tapi beberapa penelitian menyebutkan lender ini dapat menimbulkan alergi ringan bagi orang dengan kulit sensitif apabila bersentuhan dengan hewan ini. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hewan ini membuat hewan ini sering kali dibunuh apabila ditemukan oleh masyarakat karena banyak masyarakat menganggap hewan ini adalah ular dan dapat membahayakan mereka.
Sesilia adalah bagian dari kelas amphibi yang sangat langka, jumlahnya hanya 3 persen dari seluruh amphibi yang telah diketahui di dunia. Dan Indonesia adalah salah satu daerah yang sangat beruntung karena memiliki hewan ini. Sesilia hanya dapat hidup di tempat yang masih asri, tanah dan air yang tidak tercemar adalah habitat hewan ini.
Sehingga keberadaan hewan ini di suatu daerah menunjukan bahwa daerah tersebut adalah daerah dengan lingkungan yang baik dan masih asri. Beberapa daerah di Sumatera barat yang diketahui terdapat hewan ini yaitu Tanah datar, Solok, Pasaman, dan Solok selatan.
Sekelompok peneliti yang di ketuai oleh Try Surya Harapan, melakukan penelitian mengenai keberadaan hewan ini di beberapa daerah di Sumatera Barat, menemukan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai hewan ini masih sangat minim sekali, sehingga menjadi ancaman bagi keberadaan sesilia. Sebagai salah satu hewan langka di dunia, namun kita dapat menemukannya di Indonesia khususnya Sumatera Barat, maka sudah seharusnya kita menjaga dan melindungi hewan ini serta tidak membunuhnya sehingga hewan ini dapat terlindungi dari ancaman kepunahan, agar kestabilan lingkungan dan kekayaan alam tetap terjaga.
Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas