Padang (ANTARA) - Setiap pemimpin suatu daerah maupun negara mesti memiliki warisan yang akan menjadi buah bibir untuk dikenang setelah tidak lagi menjabat. Warisan bisa dalam dalam bentuk fisik maupun non fisik seperti kebijakan yang memberi nilai positif hingga masa datang.

Begitu juga dengan harapan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, salah satu yang akan menjadi warisan adalah konversi Bank Nagari atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) dari konvensional ke sistem syariah.

Untuk mewujudkannya upaya mendorong pemegang saham bertahun tahun telah dilakukannya dan pada 30 November 2019 gong untuk konversi Bank Nagari Sumatera Barat resmi ditabuh saat rapat pemegang saham.

Secara aklamasi para pemegang saham yaitu bupati dan wali kota telah sepakat Bank Nagari beralih menjadi Bank Umum Syariah (BUS).

Namun, akibat pandemi COVID-19 prosesnya terkendala dalam pemenuhan persyaratan yang ditentukan sesuai peraturan perundang-undangan.

Salah satunya pembahasan Ranperda menjadi Perda oleh DPRD provinsi yang masih tersendat. Pada 2020, pembatasan sosial berskala besar (PSPB) diterapkan dan protokol kesehatan 3M (Mencuci tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak).

Kendati demikian, setidaknya pesan terakhir Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno terhadap perkembangan konversi Bank Nagari ke sistem syariah hendaknya tetap dapat diwujudkan.

Konversi harus tetap dilanjutkan dan persyaratan terus dilengkapi mengingat konversi Bank Nagari menjadi bank umum syariah sudah menjadi keniscayaan.

Pasalnya penerapan sistem ini dinilai akan membawa keberkahan secara materil dan bagi nasabah maupun pengelolanya.

Dengan sistem syariah masyarakat akan dapat dua keuntungan. Untung di sisi materil dan untung dapat keberkahan.

Gubernur yang suka berpantun itu, tak lupa pula mengucapkan pantun begini bunyi baitnya, "Pergi haji berkeliling ka'bah. Cari amal dengan sadakah jariah. Bank nagari kini sudah berubah. Dari Konvensional ke Syariah".

Para pemegang saham sudah menyetujui dan semuanya kompak serta setuju, tidak ada yang menolak.

Begitu pula dengan direksi dan komisaris Bank Nagari juga setuju yang telah memproses satu per satu sebagaimana disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kita mencari uang bukan untuk urusan dunia semata tetapi ingin dapatkan berkah di dunia dan akhirat. Itulah keberkahan sistem syariah untung di dunia dan akhirat,"katanya.

Berpindahnya Bank Nagari dalam penerapannya sistem syariah bukan suatu yang aneh dan sulit pula. Sudah ada yang lebih dulu memulai seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh dan NTB yang lebih dulu.

Malahan progresnya cukup bagus di dua daerah itu sehingga manajemen Bank Nagari tidak "manaruko" atau harus memulai dari awal tetapi sudah ada yang bisa ditiru.

Manajemen Bank Nagari diminta agar menyiapkan secara tuntas persyaratan konversi menjelang pelaksanaannya nanti. Pelaksanaan secara menyeluruh sistem syariah di Bank Nagari ditargetkan pada akhir November 2021.

Bahkan bank syariah di Sumbar, cukup prospek karena sesuai dengan filosofi hidup masyarakat Minang ABS-SBK, sehingga tidak hanya menjadi slogan namun direalisasikan dalam bidang ekonomi.

Sebagai contoh di Minang dalam bisnis dan usaha semua menganut bagi hasil dan tidak ada buruh tani di Sumbar, karena dalam membuka lahan disebut sapatigoan, artinya pengelola saat panen mendapatkan satu bagian dan pemilik dua bagian.

Sedangkan kalau di bidang peternakan pola konsinyasi atau "sapaduoan", kalau beranak satu ekor dibagi dua. Jadi, praktik yang sudah pakai selama ini dan artinya sudah nyambung dengan konsep bisnis dan usaha masyarakat Sumbar.

Ditambah dengan masyarakat yang religius, semoga makin semangat karena bisa dapat keberkahan. Apa yang telah dimulai dengan peralihan Bank Nagari dari konvensional menjadi Bank Umum Syariah, tentu tak ingin terhenti.

Namun manajemen Bank Nagari tetap terus mempersiapkan prasyarat sesuai harapan pemegang saham dan yang masih kurang agar dilengkapi sampai terpenuhi menjelang pelaksanaan nantinya.

Disisi lain apresiasi atas capaian kinerja Bank Nagari yang cukup baik mesti dihadapkan dengan kondisi sulit di tengah pandemi COVID-19 pada 2020. Musibah dalam bentuk bencana non alam siapa yang menduga dapat terjadi, namun harus dihadapi dan beradaptasi dengan kenyataan, buktinya manajemen Bank Nagari tetap bisa menghasilkan kinerja yang cukup positif.

Data Bank Nagari, perkembangan kinerja Bank Nagari cukup baik dilihat pada posisi laba ditutup pada akhir Desember 2020 mencapai Rp332,7 miliar dengan capaian target 129,9 persen.

Sedangkan dilihat dari perolehan laba bersih bisa sampai lebih dari yang ditargetkan, begitu juga penyaluran kredit masih bisa tercapai, bahkan lebih dari yang direncanakan. Sedangkan dalam pengendalian Non Performing Loan (NPL) di bawah target yang ditetapkan.

Dari sisi kualitas kredit atau pembiayaan NPL pada Desember 2020 tercatat Rp565,59 miliar dalam artian disini bisa menekan angka. Jika dibandingkan dengan 2019, dan dalam pengendalian kredit cukup baik.


Tumbuh Positif

Komitmen manajemen Bank Nagari tetap ditunjukkan dalam upaya konversi dari konvensional ke syariah. Sejalan dengan kepercayaan pemegang saham dan harapan masyarakat di provinsi itu.

Direksi Bank Nagari mencatat kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) tumbuh positif pada 2020. Salah satunya melihat dari sisi aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga bergerak cukup baik dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini diungkapkan Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad pada paparan laporan akhir tahun 2020.

Aset pada 2019 sebesar Rp1,7 triliun yang mengalami kenaikan pada posisi Desember 2020 menjadi sebesar Rp2,3 triliun.

Sedangkan di sisi pembiayaan pada 2019 sebesar Rp1,5 triliun dan menjadi senilai Rp1,58 triliun,  meningkat Rp73 miliar dan pertumbuhan aset sebesar 33,65 persen year on year ( yoy ) pada 2020.

Sementara itu, di sisi dana pihak ketiga pada 2019 senilai Rp1,53 triliun dan pada posisi Desember 2020 sebesar Rp2,09 triliun, artinya bertumbuh sekitar 36,6 persen.

Laba UUS Bank Nagari pada 2019 tercatat Rp54,56 miliar, sedangkan pada 2020 senilai Rp38,9 miliar. Kendati di sisi laba terjadi penurunan tetapi sisi kualitas pembiayaan cukup bagus," katanya.

Terjadi penurunan laba untuk UUS, tentu ada pengaruh selama pandemi COVID-19 dengan kebijakan restrukturisasi kredit dan pembiayaan.

Dengan restrukturisasi tentu melakukan seperti penundaan, pembayaran marjin dan menyesuaikan dengan kondisi lapangan.

Market share atau pangsa pasar unit usaha syariah Bank Nagari di posisi Desember 2020 sebesar 28,41 persen untuk aset, dan pembiayaan 32,37 persen.

Kalau dilihat dari sisi pembiayaan UUS Bank Nagari masih mendominasi dibanding unit syariah Himbara di Sumbar. Jadi hampir 33 persen dari sisi pembiayaan unit usaha syariah Bank Nagari.

Sementara itu, Dewan komisaris merasa bahagia dan bersyukur dengan pencapaian kinerja yang baik oleh direksi dan jajaran.

"Melihat dari laporan yang sudah disampaikan dan dipaparkan oleh Dirut Bank Nagari Muhammad Irsyad bahwa pencapaian cukup baik," kata Komisaris Utama Hamdani.

"Artinya target-target yang ditetapkan tercapai, bahkan ada yang bisa melebihi atau peningkatan pada indikator keuangan utama dan rasio utama bank," kata dia.

"Pada 2020 direksi Bank Nagari dapat merealisasikan target-target keuangan maupun rasio sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB). Pencapaiannya sangat baik,"kata Alumni Bung Hatta itu.

Oleh karena itu, dewan komisaris mengucapkan terima kasih kepada gubernur Sumbar dan bupati/wali kota selaku pemegang saham yang terus memberi dukungan baik modal dan dukungan .

"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada mitra Bank Nagari, termasuk media massa yang sudah memberikan dukungan,"ujarnya.

 

Pewarta : Siri Antoni
Editor : Mario Sofia Nasution
Copyright © ANTARA 2024