Jakarta (ANTARA) - Sejumlah raksasa di bidang teknologi, termasuk Google, mengikuti langkah Facebook menuntut perusahaan yang membuat spyware NSO karena perangkat buatan mereka dianggap berbahaya.

Dikutip dari Reuters, Selasa, Microsoft, Cisco, Google, VM Ware (milik Dell Technologies) dan Internet Association mengajukan berkas ke Pengadilan Banding untuk Sirkuit Kesembilan, Court of Appeals for the Ninth Circuit.

Raksasa teknologi itu menyatakan bahwa memberikan kekebalan kedaulatan pada NSO akan mengakibatkan perkembangan teknologi peretasan dan "lebih banyak pemerintah asing dengan perangkat pengawas yang berdaya dan berbahaya".

Mereka juga khawatir perangkat tersebut akan jatuh ke tangan yang salah dan digunakan untuk kejahatan.

Facebook tahun lalu juga mengajukan tuntutan ke NSO karena spyware yang disusupkan ke WhtasApp untuk mengintai lebih dari 1.400 orang di seluruh dunia.

NSO dalam kasus tersebut berargumen mereka seharusnya mendapatkan "kekebalan kedaulatan", sovereign immunity, langkah hukum yang melindungi pemerintah asing dari tuntutan, karena menjual perangkat pengintai ke polisi dan agen intelijen.

NSO kalah dalam kasus tersebut di Pengadilan Distrik Utara California pada Juli lalu, kemudian mereka mengajukan banding ke pengadilan Sirkuit Kesembilan.

NSO belum berkomentar atas tuntutan baru ini, namun, menilai perangkat mereka dibuat untuk memerangi kejahatan.

Perusahaan teknologi Citizen Lab beberapa waktu lalu mengeluarkan laporan bahwa NSO dipasang di di tiga lusin ponsel milik jurnalis, produser, pembawa berita dan pejabat di media jurnalistik Al Jazeera di Qatar dan seorang jurnalis Al Araby TV di London.

NSO juga disebut berkaitan dengan pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khasoggi, yang dimutilasi di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Video blogger Omar Abdulaziz, teman Khasoggi, mengatakan kematian sang jurnalis disebabkan oleh kemampuan pemerintah Arab Saudi untuk mengintai pesan WhatsApp mereka.

NSO sudah membantah keterlibatan mereka di kasus Jamal Khasoggi, namun, tidak berkomentar soal apakah perangkat mereka digunakan untuk mengintai jaringan sang jurnalis. (*)

Pewarta : Natisha Andarningtyas
Editor : Mario Sofia Nasution
Copyright © ANTARA 2024