Padang (ANTARA) - Setelah berjuang selama 70 puluh hari sejak 26 September hingga 5 Desember 2020 merebut hati warga Sumatera Barat, akhirnya pelayaran delapan orang terbaik yang maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur berlabuh di tepian.
Tepat pada tanggal 9 Desember 2020 Ranah Minang kembali menggelar Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar secara langsung untuk keempat kalinya sejak 2005 diikuti empat pasang petarung.
Berlangsung di tengah pandemi dan dalam kondisi yang terbilang sulit, Pilgub Sumbar 2020 diikuti Mulyadi-Ali Mukhni yang diusung Partai Demokrat dan PAN, Nasrul Abit-Indra Catri diusung Partai Gerindra, Fakhrizal-Genius Umar diusung NasDem, Golkar, dan PKB, serta Mahyeldi-Audy Joinaldy diusung PKS dan PPP.
Semua kandidat yang maju pada Pilgub Sumbar 2020 merupakan orang terbaik dan pilihan. Mulyadi adalah anggota DPR RI tiga periode dari Partai Demokrat dan peraih suara terbanyak di Dapil Sumbar II pada Pemilu 2019.
Wakilnya Ali Mukhni juga memiliki rekam jejak panjang di pemerintahan, dimulai dari Wakil Bupati Padang Pariaman pada tahun 2005 hingga akhirnya menjadi Bupati Padang Pariaman selama dua periode, 2010—2020.
Sementara itu, Nasrul Abit merupakan birokrat yang mengawali karier sebagai Wakil Bupati Pesisir Selatan sejak 2000 dan pada tahun 2005—2015 dia menjadi orang nomor satu di Pesisir Selatan. Selepas itu Nasrul pun dipinang menjadi Wakil Gubernur Sumbar oleh Irwan Prayitno dan terpilih pada Pilgub Sumbar 2015.
Wakil Nasrul juga tak kalah trengginas. Indra Catri merupakan Bupati Agam dua periode sejak 2010 yang mengawali karier sebagai PNS di Pemkot Padang dan pernah menjadi Kepala Bappeda di kota itu.
Lanjut ke Fakhrizal, purnawirawan polisi bintang dua ini jabatan terakhirnya di kepolisian adalah Kapolda Sumatera Barat dan dia memilih Wakil Genius Umar yang pernah menjabat Wakil Wali Kota Pariaman hingga akhirnya menjadi Wali Kota Pariaman.
Berikutnya, Mahyeldi adalah Wali Kota Padang sejak 2014 dan kembali terpilih untuk kedua kali pada Pilkada Padang 2018. Dia juga sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota Padang 2009—2014 dan sebelumnya adalah Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumbar 2004—2009.
Adapun wakilnya Audy Joinaldy adalah pengusaha muda di bidang peternakan dan pertanian dengan enam gelar akademik dan saat ini tengah menyelesaikan program doktoral di IPB.
Karena Pilgub Sumbar diikuti oleh orang-orang hebat, peta persaingan pun menjadi amat kompetitif dan berimbang.
Berdasarkan hasil hitung cepat dua lembaga survei, yaitu Poltracking dan Voxpopuli Center, pada tanggal 9 Desember 2020 menyatakan pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy unggul dengan perolehan suara 32 persen.
Sehari setelahnya pada tanggal 10 Desember 2020, PKS selaku pengusung Mahyeld-Audy mengumumkan hasil final rekapitulasi C1 yang dimiliki saksi di TPS.
"C1 adalah dokumen yang dikumpulkan oleh para saksi dari seluruh TPS yang ada di Sumatera Barat, berdasarkan hasil final rekap Mahyeldi-Audy Joinaldy unggul dengan perolehan suara 32,64 persen," kata Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera Sumbar Irsyad Safar.
Menurut dia, pada Pilgub Sumbar 2020 PKS menurunkan saksi di seluruh TPS yang ada, yaitu sebanyak 12.547 dan semua rekap C1 sudah dihimpun 100 persen.
Ia menyebutkan total pemilih pada Pilgub Sumbar mencapai 3.719.429 dan partisipasi pemilih mencapai 61,22 persen.
Dari penghitungan riil yang didapatkan pasangan nomor urut 01 Mulyadi-Ali Mukhni memperoleh 27,48 persen, pasangan nomor urut 02 Nasrul Abit-Indra Catri 30,05 persen, dan pasangan nomor urut 03 Fakhrizal-Genius Umar 9,83 persen. Ada selisih pasangan Mahyeldi-Audy 2,5 persen atau 57.000 suara dengan Nasrul Abit-Indra Catri.
Ia menyampaikan Mahyedi-Audy menang di 10 kabupaten/kota, yaitu Kota Padang, Solok, Sawahlunto, Payakumbuh, Padang Panjang, Kabupaten Sijunjung, Solok, Dharmasraya, Tanah Datar, dan Agam.
Sementara itu, Mulyadi-Ali Mukhni unggul di lima kabupaten/kota, Nasrul Abit-Indra Catri unggul di tiga kabupaten/kota, dan Fakhrizal-Genius Umar unggul di Kota Pariaman.
Calon Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan terima kasih atas kerja keras yang luar biasa dari para kader dan pengurus PKS dan PPP di seluruh kabupaten/kota, para sukarelawan, simpatisan, dan seluruh pendukung.
Ia meminta seluruh saksi tetap mengawal perhitungan suara sampai KPU Provinsi Sumbar menetapkan hasil akhir.
"Mari bela suara Mulyadi, Nasrul Abit, dan Fakhrizal, tidak mau suara ditambah dan tidak mau juga mengurangi suara kandidat lain," ujarnya.
Sejalan dengan itu Calon Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menyampaikan bahwa pasca-Pilkada 2020 sudah tidak ada lagi nomor 1, 2, 3, dan 4, kemudian diganti dengan salam lima jari, yaitu sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ia akan menjalankan visi dan misi yang dipaparkan selama kampanye dan mohon dukungan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun Sumbar ke depan.
PKS vs Gerindra
Berbeda dengan Pilgub Sumbar 2015, PKS dan Gerindra merupakan sekutu yang berhasil mengantarkan Irwan Prayitno-Nasrul Abit jadi pemenang, pada Pilgub Sumbar 2020 dua partai yang juga bergandengan erat di Pilpres 2019 ini malah menjadi rival dengan jagoan masing-masing.
Perseteruan dua partai ini di Pilgub Sumbar benar-benar terasa, apalagi Gerindra merupakan partai pemenang pada Pemilu 2019 di Ranah Minang sehingga bisa mengusung sendiri calon gubernur tanpa harus berkoalisi.
Demikian pula, PKS yang dalam 10 terakhir kadernya duduk menjadi gubernur tentu tak akan rela melepas kursi nomor satu ke tangan orang lain.
Hal ini terlihat dari seluruh jajaran pengurus pusat Partai Gerindra turun tangan ke Sumbar untuk memenangkan calon yang diusung, mulai dari Ketua Harian hingga Sandiaga Uno.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco mengatakan bahwa kemenangan Nasrul Abit-Indra Catri di Pilgub Sumatera Barat merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.
"Sumbar merupakan halaman depan Gerindra. Oleh karena itu, semua kader Partai Gerindra harus habis-habisan memenangkan NA-IC," katanya pada Rapat Konsolidasi Daerah Pemenangan Pilkada Serentak 2020.
Menurut dia, pemenangan NA-IC adalah muruah Prabowo dan semua harus bergerak.
"Perang ini harus dimenangkan," katanya menegaskan.
Tak hanya itu, foto Prabowo pun menjadi salah satu bahan yang dipajang di sejumlah atribut kampanye, mulai dari baliho hingga kalender.
Seakan tak mau ketinggalan PKS juga turun total mengerahkan segenap daya, mulai dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu hingga jajaran pengurus lainnya.
Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang Edi Indrizal menilai setelah Pemilu 2019 Gerindra berjaya dan berusaha maksimal menjaga muruah dengan memenangi Pilgub Sumbar .
"PKS juga demikian sebagai partai yang dianggap konsisten sebagai oposisi, ditambah lagi dua periode terakhir gubernur terpilih dari PKS, tentu ada motivasi yang luar biasa mempertahankannya," katanya.
Ia melihat ini berbeda dengan partai lain, seperti Demokrat yang tidak optimal menggerakkan mesin politik memenangkan Mulyadi.
Kendati pada pekan terakhir menjelang pilgub, Agus Harimurti Yudhoyono datang ke Padang, dia menilai tak berpengaruh banyak bagi Mulyadi, termasuk video ajakan SBY untuk memilih calon Demokrat.
Baca juga: Membaca hasil pilkada Gubernur Sumatera Barat 2020 (2)
Tepat pada tanggal 9 Desember 2020 Ranah Minang kembali menggelar Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar secara langsung untuk keempat kalinya sejak 2005 diikuti empat pasang petarung.
Berlangsung di tengah pandemi dan dalam kondisi yang terbilang sulit, Pilgub Sumbar 2020 diikuti Mulyadi-Ali Mukhni yang diusung Partai Demokrat dan PAN, Nasrul Abit-Indra Catri diusung Partai Gerindra, Fakhrizal-Genius Umar diusung NasDem, Golkar, dan PKB, serta Mahyeldi-Audy Joinaldy diusung PKS dan PPP.
Semua kandidat yang maju pada Pilgub Sumbar 2020 merupakan orang terbaik dan pilihan. Mulyadi adalah anggota DPR RI tiga periode dari Partai Demokrat dan peraih suara terbanyak di Dapil Sumbar II pada Pemilu 2019.
Wakilnya Ali Mukhni juga memiliki rekam jejak panjang di pemerintahan, dimulai dari Wakil Bupati Padang Pariaman pada tahun 2005 hingga akhirnya menjadi Bupati Padang Pariaman selama dua periode, 2010—2020.
Sementara itu, Nasrul Abit merupakan birokrat yang mengawali karier sebagai Wakil Bupati Pesisir Selatan sejak 2000 dan pada tahun 2005—2015 dia menjadi orang nomor satu di Pesisir Selatan. Selepas itu Nasrul pun dipinang menjadi Wakil Gubernur Sumbar oleh Irwan Prayitno dan terpilih pada Pilgub Sumbar 2015.
Wakil Nasrul juga tak kalah trengginas. Indra Catri merupakan Bupati Agam dua periode sejak 2010 yang mengawali karier sebagai PNS di Pemkot Padang dan pernah menjadi Kepala Bappeda di kota itu.
Lanjut ke Fakhrizal, purnawirawan polisi bintang dua ini jabatan terakhirnya di kepolisian adalah Kapolda Sumatera Barat dan dia memilih Wakil Genius Umar yang pernah menjabat Wakil Wali Kota Pariaman hingga akhirnya menjadi Wali Kota Pariaman.
Berikutnya, Mahyeldi adalah Wali Kota Padang sejak 2014 dan kembali terpilih untuk kedua kali pada Pilkada Padang 2018. Dia juga sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota Padang 2009—2014 dan sebelumnya adalah Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumbar 2004—2009.
Adapun wakilnya Audy Joinaldy adalah pengusaha muda di bidang peternakan dan pertanian dengan enam gelar akademik dan saat ini tengah menyelesaikan program doktoral di IPB.
Karena Pilgub Sumbar diikuti oleh orang-orang hebat, peta persaingan pun menjadi amat kompetitif dan berimbang.
Berdasarkan hasil hitung cepat dua lembaga survei, yaitu Poltracking dan Voxpopuli Center, pada tanggal 9 Desember 2020 menyatakan pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy unggul dengan perolehan suara 32 persen.
Sehari setelahnya pada tanggal 10 Desember 2020, PKS selaku pengusung Mahyeld-Audy mengumumkan hasil final rekapitulasi C1 yang dimiliki saksi di TPS.
"C1 adalah dokumen yang dikumpulkan oleh para saksi dari seluruh TPS yang ada di Sumatera Barat, berdasarkan hasil final rekap Mahyeldi-Audy Joinaldy unggul dengan perolehan suara 32,64 persen," kata Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera Sumbar Irsyad Safar.
Menurut dia, pada Pilgub Sumbar 2020 PKS menurunkan saksi di seluruh TPS yang ada, yaitu sebanyak 12.547 dan semua rekap C1 sudah dihimpun 100 persen.
Ia menyebutkan total pemilih pada Pilgub Sumbar mencapai 3.719.429 dan partisipasi pemilih mencapai 61,22 persen.
Dari penghitungan riil yang didapatkan pasangan nomor urut 01 Mulyadi-Ali Mukhni memperoleh 27,48 persen, pasangan nomor urut 02 Nasrul Abit-Indra Catri 30,05 persen, dan pasangan nomor urut 03 Fakhrizal-Genius Umar 9,83 persen. Ada selisih pasangan Mahyeldi-Audy 2,5 persen atau 57.000 suara dengan Nasrul Abit-Indra Catri.
Ia menyampaikan Mahyedi-Audy menang di 10 kabupaten/kota, yaitu Kota Padang, Solok, Sawahlunto, Payakumbuh, Padang Panjang, Kabupaten Sijunjung, Solok, Dharmasraya, Tanah Datar, dan Agam.
Sementara itu, Mulyadi-Ali Mukhni unggul di lima kabupaten/kota, Nasrul Abit-Indra Catri unggul di tiga kabupaten/kota, dan Fakhrizal-Genius Umar unggul di Kota Pariaman.
Calon Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan terima kasih atas kerja keras yang luar biasa dari para kader dan pengurus PKS dan PPP di seluruh kabupaten/kota, para sukarelawan, simpatisan, dan seluruh pendukung.
Ia meminta seluruh saksi tetap mengawal perhitungan suara sampai KPU Provinsi Sumbar menetapkan hasil akhir.
"Mari bela suara Mulyadi, Nasrul Abit, dan Fakhrizal, tidak mau suara ditambah dan tidak mau juga mengurangi suara kandidat lain," ujarnya.
Sejalan dengan itu Calon Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menyampaikan bahwa pasca-Pilkada 2020 sudah tidak ada lagi nomor 1, 2, 3, dan 4, kemudian diganti dengan salam lima jari, yaitu sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ia akan menjalankan visi dan misi yang dipaparkan selama kampanye dan mohon dukungan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun Sumbar ke depan.
PKS vs Gerindra
Berbeda dengan Pilgub Sumbar 2015, PKS dan Gerindra merupakan sekutu yang berhasil mengantarkan Irwan Prayitno-Nasrul Abit jadi pemenang, pada Pilgub Sumbar 2020 dua partai yang juga bergandengan erat di Pilpres 2019 ini malah menjadi rival dengan jagoan masing-masing.
Perseteruan dua partai ini di Pilgub Sumbar benar-benar terasa, apalagi Gerindra merupakan partai pemenang pada Pemilu 2019 di Ranah Minang sehingga bisa mengusung sendiri calon gubernur tanpa harus berkoalisi.
Demikian pula, PKS yang dalam 10 terakhir kadernya duduk menjadi gubernur tentu tak akan rela melepas kursi nomor satu ke tangan orang lain.
Hal ini terlihat dari seluruh jajaran pengurus pusat Partai Gerindra turun tangan ke Sumbar untuk memenangkan calon yang diusung, mulai dari Ketua Harian hingga Sandiaga Uno.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco mengatakan bahwa kemenangan Nasrul Abit-Indra Catri di Pilgub Sumatera Barat merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.
"Sumbar merupakan halaman depan Gerindra. Oleh karena itu, semua kader Partai Gerindra harus habis-habisan memenangkan NA-IC," katanya pada Rapat Konsolidasi Daerah Pemenangan Pilkada Serentak 2020.
Menurut dia, pemenangan NA-IC adalah muruah Prabowo dan semua harus bergerak.
"Perang ini harus dimenangkan," katanya menegaskan.
Tak hanya itu, foto Prabowo pun menjadi salah satu bahan yang dipajang di sejumlah atribut kampanye, mulai dari baliho hingga kalender.
Seakan tak mau ketinggalan PKS juga turun total mengerahkan segenap daya, mulai dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu hingga jajaran pengurus lainnya.
Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang Edi Indrizal menilai setelah Pemilu 2019 Gerindra berjaya dan berusaha maksimal menjaga muruah dengan memenangi Pilgub Sumbar .
"PKS juga demikian sebagai partai yang dianggap konsisten sebagai oposisi, ditambah lagi dua periode terakhir gubernur terpilih dari PKS, tentu ada motivasi yang luar biasa mempertahankannya," katanya.
Ia melihat ini berbeda dengan partai lain, seperti Demokrat yang tidak optimal menggerakkan mesin politik memenangkan Mulyadi.
Kendati pada pekan terakhir menjelang pilgub, Agus Harimurti Yudhoyono datang ke Padang, dia menilai tak berpengaruh banyak bagi Mulyadi, termasuk video ajakan SBY untuk memilih calon Demokrat.
Baca juga: Membaca hasil pilkada Gubernur Sumatera Barat 2020 (2)