Jakarta (ANTARA) - Maybank tingkatkan semangat kewirausahaan komunitas disabilitas di tengah pandemi melalui program Reach Independence and Sustainable Entrepreneurship (RISE) 2.0 berkelanjutan secara daring di empat kota.

Meskipun perekonomian nasional sedang melemah akibat pandemi COVID-19 dan telah berdampak pada pergerakan dunia usaha termasuk diantaranya para pelaku usaha dari komunitas disabilita.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) bersama Maybank Foundation, yayasan yang menangani corporate responsibility (CR) Maybank Group, tetap melanjutkan program pelatihan untuk pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas dan komunitas marjinal yaitu RISE 2.0 guna membantu mereka yang terdampak pandemi agar tetap dapat menjalankan usaha, seperti dalam rilis diterima, Minggu.

Pelatihan RISE 2.0 yang diselenggarakan oleh Maybank Indonesia meliputi dua level yaitu Basic dan Standard
 dimana untuk pelatihan level Basic kali ini dilaksanakan pada 28 September – 2 Oktober 2020 untuk peserta di Lombok, 12-15 Oktober untuk peserta di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan 19-22 Oktober untuk peserta di Sumatera Selatan. Sedangkan pelatihan level Standard 
juga dilaksanakan untuk peserta yang sudah pernah mengikuti level Basic di Sumatera Selatan dan Yogyakarta, 5-9 Oktober 2020.

Pelatihan RISE 2.0 Level Basic dan Standard ini berlangsung secara daring dengan total peserta sebanyak 25 orang di masing-masing lokasi pelatihan.

Para peserta level Basic merupakan para penyandang disabilitas yang belum pernah mengikuti pelatihan dengan berbagai latar belakang usaha seperti penjahit, penjual makanan, toko kelontong, kerajinan tangan, pembuat meubel, jasa kursus pendidikan dan peserta yang mempunyai rencana membuka usaha.

Sedangkan peserta level Standard dipilih berdasarkan penilaian ketika mereka mengikuti pelatihan dan monitoring di level Basic sebelumnya, serta sesuai perkembangan usaha yang mereka miliki di beberapa jenis bidang usaha seperti penjahit, toko kelontong, servis elektronik, kerajinan tangan dan usaha kuliner.

 Program RISE 2.0 adalah kelanjutan dari pelatihan daring RISE yang pernah dilaksanakan di Palembang, Solo, Yogyakarta, Lombok, Lampung dan Jambi dengan menggunakan aplikasi Zoom.

Pelatihan daring ini akan dilaksanakan di 25 kota di Indonesia dan menargetkan 4.780 peserta. Pelatihan ini dapat menjangkau lebih banyak para peserta khususnya dari daerah pedalaman, memberi pembekalan perubahan pola pikir (mindset), meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk siap memulai dan mengembangkan usaha termasuk keterampilan menjual dan memasarkan produk.

Selain itu juga meningkatkan pemahaman mereka terkait pengelolaan keuangan serta mengenalkan para peserta kepada mereka produk dan layanan perbankan.

Setelah level Basic, pelatihan RISE 2.0 berlanjut ke level Standard kemudian yang terakhir level  Premium 
dengan perbedaan pada kedalaman materi pelatihan, pendampingan (mentoring) dan durasi.

Untuk level Standard dan Premium, peserta akan mendapatkan pelatihan pemanfaatan teknologi dan pengetahuan digital guna mendukung pengembangan usaha para peserta di era disrupsi dan industri 4.0 masa kini.

Disamping itu, tersedia juga program pendampingan (mentoring) yang terstruktur, untuk level Standard
 peserta akan mendapatkan program mentoring 
dan coaching selama enam bulan.

Sedangkan untuk level Premium selama 12 bulan melalui mentoring secara personal yaitu face-to-face mentoring jika kondisi sudah memungkinkan dan telephone mentoring, guna memantau dan memacu peserta dalam meningkatkan pendapatan dan kapasitas usaha.

Pelaksanaan program RISE 2.0 yang dimulai sejak awal 2020 ini akan berlangsung hingga 2023 dan menargetkan lebih banyak komunitas penyandang disabilitas dan komunitas marjinal di berbagai wilayah di Indonesia dengan total peserta (level Basic, Standard & Premium) sekitar 7.350 peserta.

Program ini secara regional telah diluncurkan pada 26 September 2019 di Manila, Filipina dan akan diperluas cakupan pelatihannya hingga ke enam negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Laos dan Myanmar.

Program RISE 2.0 dirancang untuk menyempurnakan program RISE tahap pertama, yang terintegrasi dari awal hingga akhir dengan menggunakan pendekatan 3E (Embrace, Embed & Engage).

Melalui ketiga pendekatan tersebut, Maybank Indonesia dan Maybank Foundation akan mengoptimalkan penggunaan teknologi sebagai sarana pelatihan dan mentoring, melakukan pendampingan yang intensif dan berkelanjutan, tracking sistematis perkembangan usaha dan peningkatan pendapatan peserta, menciptakan basis data online dan marketplace sebagai sarana peserta menjual produk, serta menghubungkan peserta dengan produk, layanan dan teknologi perbankan digital yang dibutuhkan peserta.

Pada awalnya, program pelatihan RISE diinisiasi di Malaysia dan telah diikuti lebih dari 1.300 peserta di negara asalnya. Kemudian pada 2016 program ini mulai dikembangkan ke regional, termasuk ke Indonesia dan Filipina.

Pada program RISE tahap pertama, sebanyak 2.267 peserta penyandang disabilitas dan komunitas marjinal telah mendapatkan pelatihan kewirausahaan dan kemandirian yang berasal dari 17 kota di Indonesia pada 2016 hingga 2019.

Keberhasilan dari program RISE tahap pertama ini dapat dilihat dari peningkatan yang signifikan terhadap penghasilan rata-rata per bulan peserta. Pada September 2019 sebanyak 40 persen dari peserta semula berpenghasilan Rp1.264.782 telah meningkat menjadi Rp5.543.735, atau naik sebesar 338,3 persen dan makin melesat sebesar 403.7 persenpada Oktober 2019 dan 60 persen dari 2.267 peserta secara keseluruhan juga telah memulai usaha atau meningkatkan usaha mereka selama tiga bulan pasca pelatihan.

CEO Maybank Foundation, Shahril Azuar Jimin, mengatakan pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu fokus corporate responsibility (CR) Maybank Indonesia.

Melalui program RISE, Maybank Group turut mendukung upaya membangun komunitas yang mandiri, dengan menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan berdampak positif bagi masyarakat, selaras dengan misi humanising financial services.

"Program ini juga selaras dengan misi ASEAN dan lima sasaran United Nations Sustainable Development Goals yaitu tanpa kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak dan mengurangi kesenjangan," katanya.

Head, Corporate & Brand Communication, Esti Nugraheni mengatakan, di tengah pandemi, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19, Maybank Indonesia melanjutkan komitmen untuk memberikan perhatian kepada individu maupun komunitas wirausaha penyandang disabilitas dengan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan semangat pantang menyerah, meningkatkan percaya diri, keterampilan hingga kapasitas usaha untuk mencapai masa depan yang mandiri dan sejahtera melalui program RISE 2.0. 

Dengan melakukan program secara daring, kami berharap program ini tetap dapat membangun sekaligus meningkatkan kapabilitas usaha mikro-UKM dan menciptakan komunitas yang mandiri sehingga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan di sekitarnya, tambahnya.

Dengan peningkatan kapabilitas usaha, para penyandang disabilitas bukan hanya dapat mendorong kemandirian dan kemampuan berwirausaha namun juga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi sesama komunitas penyandang disabilitas yang juga akan mendorong dan menciptakan motivasi usaha bagi masyarakat marjinal di sekitarnya sehingga dapat memberikan multiplier effect.

Dalam pelaksanaan program ini, Maybank Indonesia dan Maybank Foundation menjalin kemitraan dengan People Systems Consultancy.


Pewarta : Rls-ant
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024