Lubukbasung, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat 64 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di daerah itu selama Januari sampai Juni 2020.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Agam, Tri Pipo di Lubukbasung, Jumat, mengatakan ke 64 kasus itu tersebar di 10 dari 23 Puskesmas di daerah itu.
"13 Puskesmas nihil kasus atau tidak ada kasus DBD dan ini berdasarkan laporan pihak puskesmas," katanya.
64 kasus DBD itu tersebar di Puskesmas Tiku 14 kasus, Puskesmas Pasar Ahad satu kasus, Puskesmas Matur dua kasus, Puskesmas Padang Lua 13 kasus.
Selain itu Puskusmas Sungaipua tiga kasus, Puskesmas Biaro 11 kasus, Puskesmas Lasi delapan kasus, Puskesmas Baso enam kasus, Puskesmas Pakan Kamih du kasus, Puskesmas Koto Alam empat kasus.
"Kasus terbanyak berada di pasar tradisional, karena lokasi sangat kotor. Tidak ada pasien meninggal dunia akibat DBD itu," katanya.
Untuk meminimalisasi kasus DBD, Dinas Kesehatan mengerahkan 100 petugas memeriksa jentik nyamuk aedes aegypti di rumah warga apabila ada laporan DBD.
Satu petugas akan memeriksa 10 rumah setiap hari selama satu minggu. Pemeriksaan jentik nyamuk juga dilakukan di sekolah, sarana ibadah dan kantor pemerintahan.
Petugas yang diturunkan juga akan menyosialisasikan tentang pencegahan DBD kepada warga dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
"PSN bisa dilakukan melalui gotong royong membersihkan selokan dan aksi 3 M yakni menguras, menutup dan mengubur barang bekas yang menyebabkan berkembangnya jentik nyamuk," katanya.
Ia mengimbau pihak keluarga agar tidak terlambat membawa pasien jika menderita DBD dengan gejala demam dan terdapat bintik merah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
"Sebagai penanganan dini, jika anak panas segera beri minum. Apabila ada tetangga yang panas dan demam, maka segera melapor dan membawanya ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Jangan sampai terlambat mendapatkan penanganan," katanya. (*)
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Agam, Tri Pipo di Lubukbasung, Jumat, mengatakan ke 64 kasus itu tersebar di 10 dari 23 Puskesmas di daerah itu.
"13 Puskesmas nihil kasus atau tidak ada kasus DBD dan ini berdasarkan laporan pihak puskesmas," katanya.
64 kasus DBD itu tersebar di Puskesmas Tiku 14 kasus, Puskesmas Pasar Ahad satu kasus, Puskesmas Matur dua kasus, Puskesmas Padang Lua 13 kasus.
Selain itu Puskusmas Sungaipua tiga kasus, Puskesmas Biaro 11 kasus, Puskesmas Lasi delapan kasus, Puskesmas Baso enam kasus, Puskesmas Pakan Kamih du kasus, Puskesmas Koto Alam empat kasus.
"Kasus terbanyak berada di pasar tradisional, karena lokasi sangat kotor. Tidak ada pasien meninggal dunia akibat DBD itu," katanya.
Untuk meminimalisasi kasus DBD, Dinas Kesehatan mengerahkan 100 petugas memeriksa jentik nyamuk aedes aegypti di rumah warga apabila ada laporan DBD.
Satu petugas akan memeriksa 10 rumah setiap hari selama satu minggu. Pemeriksaan jentik nyamuk juga dilakukan di sekolah, sarana ibadah dan kantor pemerintahan.
Petugas yang diturunkan juga akan menyosialisasikan tentang pencegahan DBD kepada warga dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
"PSN bisa dilakukan melalui gotong royong membersihkan selokan dan aksi 3 M yakni menguras, menutup dan mengubur barang bekas yang menyebabkan berkembangnya jentik nyamuk," katanya.
Ia mengimbau pihak keluarga agar tidak terlambat membawa pasien jika menderita DBD dengan gejala demam dan terdapat bintik merah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
"Sebagai penanganan dini, jika anak panas segera beri minum. Apabila ada tetangga yang panas dan demam, maka segera melapor dan membawanya ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Jangan sampai terlambat mendapatkan penanganan," katanya. (*)