Padang, (ANTARA) - Jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 di Sumatera Barat bertambah tiga orang dari hari sebelumnya menjadi 48 orang dengan empat orang meninggal.
"Data dari Dinas Kesehatan Sumbar tiga pasien positif itu masing-masing dua dari Padang dan satu dari Pariaman. Satu pasien dari Padang meninggal dunia di RS Yos Sudarso semalam," kata Juru Bicara COVID-19 Sumbar, Jasman di Padang, Selasa.
Pasien tersebut telah dimakamkan dengan SOP pemakaman positif COVID-19. Satu pasien dari Padang lainnya perempuan 29 tahun langsung isolasi mandiri di rumahnya.
Sementara pasien dari Kota Pariaman, pria usia 31 tahun dan sekarang sedang karantina di Bapelkes Provinsi Sumbar di Padang.
Baca juga: Sempat tertunda, pasien positif Corona di Dharmasraya dites swab pagi ini, berikut riwayat perjalanannya
"Jadi total keseluruhan positif berjumlah 48 orang masing-masing 16 orang dalam perawatan intensif, 21 orang isolasi di rumah, tujuh orang telah sembuh dan empat orang meninggal dunia," katanya.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) hingga hari ini tercatat 5.571 orang. Sebanyak 859 orang masih dipantau dan 4.712 orang selesai pemantauan.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 170 orang masing-masing 32 orang masih dirawat di berbagai rumah sakit rujukan sambil menunggu hasil laboratorium, 111 orang dinyatakan negatif dan isolasi diri di rumah 32 orang.
Sebelumnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mendorong dua daerah masing-masing Kota Padang dan Bukittinggi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena jumlah positif COVID-19 pada dua daerah itu sangat tinggi.
Baca juga: Tiga kelurahan di Bukittinggi masuk zona merah COVID-19, berikut daerah dan kondisinya
Namun, setelah menggelar rapat dengan dua wali kota, wacana tersebut mentah kembali karena dua kota itu sangat bergantung pada daerah di sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan pangan.
Karena itu PSBB yang dibatasi pada dua daerah itu dinilai tidak efektif. Wacana PSBB kemudian dikembangkan untuk seluruh kota dan kabupaten di Sumbar. (*)
Baca juga: Bukittinggi dukung PSBB asal penerapannya menyeluruh semua daerah di Sumbar
"Data dari Dinas Kesehatan Sumbar tiga pasien positif itu masing-masing dua dari Padang dan satu dari Pariaman. Satu pasien dari Padang meninggal dunia di RS Yos Sudarso semalam," kata Juru Bicara COVID-19 Sumbar, Jasman di Padang, Selasa.
Pasien tersebut telah dimakamkan dengan SOP pemakaman positif COVID-19. Satu pasien dari Padang lainnya perempuan 29 tahun langsung isolasi mandiri di rumahnya.
Sementara pasien dari Kota Pariaman, pria usia 31 tahun dan sekarang sedang karantina di Bapelkes Provinsi Sumbar di Padang.
Baca juga: Sempat tertunda, pasien positif Corona di Dharmasraya dites swab pagi ini, berikut riwayat perjalanannya
"Jadi total keseluruhan positif berjumlah 48 orang masing-masing 16 orang dalam perawatan intensif, 21 orang isolasi di rumah, tujuh orang telah sembuh dan empat orang meninggal dunia," katanya.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) hingga hari ini tercatat 5.571 orang. Sebanyak 859 orang masih dipantau dan 4.712 orang selesai pemantauan.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 170 orang masing-masing 32 orang masih dirawat di berbagai rumah sakit rujukan sambil menunggu hasil laboratorium, 111 orang dinyatakan negatif dan isolasi diri di rumah 32 orang.
Sebelumnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mendorong dua daerah masing-masing Kota Padang dan Bukittinggi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena jumlah positif COVID-19 pada dua daerah itu sangat tinggi.
Baca juga: Tiga kelurahan di Bukittinggi masuk zona merah COVID-19, berikut daerah dan kondisinya
Namun, setelah menggelar rapat dengan dua wali kota, wacana tersebut mentah kembali karena dua kota itu sangat bergantung pada daerah di sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan pangan.
Karena itu PSBB yang dibatasi pada dua daerah itu dinilai tidak efektif. Wacana PSBB kemudian dikembangkan untuk seluruh kota dan kabupaten di Sumbar. (*)
Baca juga: Bukittinggi dukung PSBB asal penerapannya menyeluruh semua daerah di Sumbar