Painan, (ANTARA) - Safri Wendra (40) alias Wen Kacak warga Kampung Basung, Nagari Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat secara spontan meminta rekannya Imen (35) mengemudikan boat berselang boat yang dikemudikan Regok (55) dihantam gelombang di pintu Muara Surantih pada Rabu (29/1).

"Waktu itu saya tidak lagi memikirkan si bungsu Akif (1), yang saya pikirkan ialah cara menyelamatkan Regok dan kawan-kawan," kata Kacak di Muara Surantih, Jumat.

Bahkan, tambahnya, waktu itu ia tidak meminta izin ke pemilik boat yang digunakan untuk menyelamatkan Regok dan kawan-kawan.

Tidak mudah bagi Kacak dan Imen melakukan upaya penyelamatan, selain gelombang sedang tinggi, arus muara ke laut juga deras dan hujan turun dengan intensitas tinggi.

"Waktu itu saya melihat dua nelayan bergantung ke jeriken, dua memegang boat dan lima nelayan lainnya mencoba berenang ke tepi," sebut ayah empat anak itu.

Usai nelayan yang bergantung ke jeriken dan di boat diselamatkan, ia baru sadar keberadaan juru mudi, Regok (55) tidak diketahui.

"Setidaknya saya dan Imen mengitari lokasi hampir dua jam, namun Regok juga tidak kunjung ditemukan," kata dia.

Pria yang berprofesi sebagai pedagang ikan ini bercerita, sebelum boat yang dikemudikan Regok dihantam gelombang, mesin boatnya terlebih dahulu mati.

Sementara itu, Wali Nagari Lansano Taratak, Nopen Hendri, menyebut, kisah heroik Kacak dan Imen hingga hari ini masih menjadi perbincangan di kedai-kedai di nagari setempat.   

"Kisah Kacak ini terus menjadi perbincangan, terlebih waktu itu tidak hanya ia yang menyaksikan Regok dan kawan-kawan diamuk gelombang, namun banyak orang, namun hanya ia dan Imen yang berani menolong," ungkapnya.

Hanya saja, kata dia, Regok, sang juru mudi yang menjadi korban boat tenggelam ditemukan meninggal dunia pada Kamis malam (30/1) jam 22.25 WIB setelah dicari sejak ia dinyatakan tenggelam.

Regok ditemukan sekitar satu mil dari lokasinya tenggelam ke arah barat daya, pencariannya melibatkan nelayan setempat, polisi, TNI dan tim SAR.

Atas berbagai pertimbangan, jelasnya, jenazah korban dikebumikan Jumat pagi di pemakaman keluarga.

Pihaknya atas nama pribadi dan pemerintah nagari menyatakan bela sungkawa atas kejadian tersebut, semasa hidupnya ia mengenal almarhum Regok sebagai pribadi yang baik dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap berbagai hal.

Gelombang tinggi yang menghantam boat yang dikemudikan Regok dan kawan-kawan disebabkan karena cuaca ekstrem, kejadian juga berdampak pada beberapa kapal bagan di perairan setempat, enam diantaranya mengalami rusak berat dan empat bagan lain tenggelam. (*)

Pewarta : Didi Someldi Putra
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024