Sarilamak (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan, di Minangkabau ninik mamak orang yang berbudi tinggi dan panutan adat bagi anak kemenakan.

Momentum pati ambalau penghulu yang disaksikan, harus dimaknai secara mendalam bagaimana peran penting seorang panghulu dalam kehidupan masyarakat adat Minangkabau.

Dimana penghulu merupakan sebutan kepada niniak mamak pemangku adat yang bergelar datuk, kata Wakil Gubernur Nasrul Abit pada acara Peresmian Balai Godang Ronah Talago Gontiang dan Alek Godang Pati Ambalau Penghulu Nagari VII Koto Talago, Kabupaten Limapuluh Kota, pada 26 Desember 2019.

Pemilihan seorang panghulu di Minangkabau dilakukan melalui proses yang panjang, balicak pinang, batapuang batu lebih dahulu. Artinya, penghulu yang akan dipilih itu dipertimbangkan masak-masak, diteliti dengan seksama. 

Karena ciri seorang panghulu di Minangkabau adalah orang yang tinggi tampak jauh. Lebih dari itu, budaya Minangkabau menggabungkan antara kapabilitas yakni kemampuan, dengan akseptabilitas yaitu persetujuan atau penerimaan masyarakat atas diri seorang panghulu.

Hadir dalam kegiatan tersebut,  Rektir UNP, Prof. Ganefi, utusan Unand Prof. Helmi, Pucuak Adat Rajo Ronah Dt Bandaro Hitam, Para penghulu, cadiak pandai, alim ulama, bundo kanduang, Bupati dan Wabup Limapuluh Kota, Ketua KAN, Wali Nagari dan Ketua LKAAM. 

Wagub Sumbar juga katakan, seorang panghulu harus berbudi luhur dan mempunyai tingkah laku yang baik dan tutur kata yang sopan, sehingga menjadi panutan dan dambaan oleh anak kemenakan, dan panghulu dalam kehidupannya sehari-hari harus memegang prinsip manimbang samo barek, mambagi samo banyak, lamak dek awak katuju dek urang.

Seorang panghulu memiliki beberapa persyaratan khusus berupa sifat-sifat baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

"Dalam ajaran adat Minangkabau seorang panguhulu harus memiliki empat sifat utama yang merujuk kepada sifat kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW, yang disebut dengan sifat panghulu nan ampek yaitu :
Siddiq (Benar), Amanah (dipercaya) Tablig (menyampaikan), Fathonah (bijak dan cerdas) karena pangulu merupakan panutan oleh anak kemenakan, makanya seorang penghulu dalam berfikir, berbuat, dan bertingkah laku harus benar,"katanya. 

Menurut dia, penghulu tidak boleh memiliki sifat bohong dan dusta, karena kepadanya diserahkan segala persoalan hidup anak kemenakan, baik lahir maupun bathin. 

"Selain seorang penghulu memiliki sifat nan ampek, seorang panghulu juga memiliki peran dan tanggungjawab besar dalam menghadapi ancaman degradasi moral yang terjadi pada generasi muda yang merupakan anak dan kemenakan dilingkungannya", katanya. 

Saat ini moral generasi muda Sumbar, kata Wagub mengalami degradasi moral yang disebabkan, rendahnya pemahaman agama dan adat, pergaulan bebas, narkoba, pengaruh negatif kemajuan teknolgi, pengaruh budaya barat, kurangnya pengawasan orangtua dan peran niniak mamak. 

" Degradasi moral yang terjadi merupakan keperihatinan kita yang sangat mendalam, karena tulang punggung suatu Nagari rapuh termakan oleh hancurnya moral, dipundak merekalah masa depan dipertaruhkan, jika generasi mudanya hancur, maka hancurlah suatu Nagari. Sudah saatnya generasi muda Minangkabau kita arahkan pada yang baik dengan menempatakan peran fungsi generasi muda mambuek tapian menjadi elok, membuat visi nagari menjadi aman dan damai,"imbaunya.  Wakil Gubernur Nasrul Abit pada acara Peresmian Balai Godang Ronah Talago Gontiang dan Alek Godang Pati Ambalau Penghulu Nagari VII Koto Talago, Kabupaten Limapuluh Kota. (Ist) Nasrul Abit juga ajak peran panghulu selaku penanggungjawab kaum dilingkungan anak kemenakannya, menentukan kewenangan dalam menjatuhkan sanksi sosial terhadap anak kemenakan dan kaum yang di pimpinnya bila melanggar, sebagai sesuatu yang tidak bisa dibela. Karena peran penting itulah, seorang panghulu sangat dihargai di Minangkabau.

Namun harus pahami, bahwa perkembangan dan tantangan degradasi moral generasi muda, harusnya tidak hanya menjadi beban panghulu saja. "Tetapi menjadi tugas kita bersama saling bersinergi, antara pemerintah, panghulu, alim ulama, cadiak pandai dan bundo kanduang dengan memegang teguh filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam menjalankan peran masing-masing untuk menghadapi dan mencarikan solusi setiap persoalan yang ada", terangnya.

Pewarta : Rls-ant
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024