Padang Aro (ANTARA) - Direktur Bisnis Regional PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan pembangunan menara transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV Solok Selatan-Dharmasraya, Sumatera Barat, merupakan yang tercepat di Indonesia.
"Ini rekor pembangunan baru sebab untuk menyelesaikan transmisi 150 KV dengan 300 tower dari Solok Selatan-Dharmasraya hanya butuh waktu 14 bulan, yang tercepat dari yang pernah kami lakukan selama ini," katanya saat syukuran pengoperasian Gardu Induk (GI) Muaralabuh, Solok Selatan, di Padang Aro, Kamis.
Dia mengatakan jika di tempat lain pembangunan 300 menara itu bisa dua sampai tiga tahun.
Kendala yang sering dihadapi saat pembangunan jalur transmisi ini, sebutnya adalah permasalahan pembebasan tanah tetapi di Sumbar bisa cepat teratasi.
Hal ini, katanya, membuktikan masalah tanah tidak ada kendala di Sumbar dan berharap pembangunan sektor industri dan pariwisata bisa berkembang.
"Ini kejutan bagi saya karena dalam waktu 14 bulan pengerjaannya sudah selesai. Kami mengucapkan terima kasih pada masyarakat Solok Selatan maupun Dharmasraya yang sudah mendukung pembangunan Transmisi ini," ujarnya.
Ia optimistis pembangunan kelistrikan akan lebih baik di Sumbar karena provinsi itu kaya akan Energi Baru Terbarukan.
Dia menambahkan, dengan telah beroperasinya PLTP Solok Selatan dan transmisi juga sudah selesai maka keluhan kurangnya pasokan sudah teratasi.
Selama ini, imbuhnya gangguan transmisi maupun GI kebanyakan karena petir dan pohon yang menempel sehingga berakibat pemadaman.
"Kami berharap masyarakat kalau melihat ranting kayu menyentuh transmisi segera melapor ke kantor PLN untuk dipotong sehingga tidak ada pemadaman," ujarnya.
"Ini rekor pembangunan baru sebab untuk menyelesaikan transmisi 150 KV dengan 300 tower dari Solok Selatan-Dharmasraya hanya butuh waktu 14 bulan, yang tercepat dari yang pernah kami lakukan selama ini," katanya saat syukuran pengoperasian Gardu Induk (GI) Muaralabuh, Solok Selatan, di Padang Aro, Kamis.
Dia mengatakan jika di tempat lain pembangunan 300 menara itu bisa dua sampai tiga tahun.
Kendala yang sering dihadapi saat pembangunan jalur transmisi ini, sebutnya adalah permasalahan pembebasan tanah tetapi di Sumbar bisa cepat teratasi.
Hal ini, katanya, membuktikan masalah tanah tidak ada kendala di Sumbar dan berharap pembangunan sektor industri dan pariwisata bisa berkembang.
"Ini kejutan bagi saya karena dalam waktu 14 bulan pengerjaannya sudah selesai. Kami mengucapkan terima kasih pada masyarakat Solok Selatan maupun Dharmasraya yang sudah mendukung pembangunan Transmisi ini," ujarnya.
Ia optimistis pembangunan kelistrikan akan lebih baik di Sumbar karena provinsi itu kaya akan Energi Baru Terbarukan.
Dia menambahkan, dengan telah beroperasinya PLTP Solok Selatan dan transmisi juga sudah selesai maka keluhan kurangnya pasokan sudah teratasi.
Selama ini, imbuhnya gangguan transmisi maupun GI kebanyakan karena petir dan pohon yang menempel sehingga berakibat pemadaman.
"Kami berharap masyarakat kalau melihat ranting kayu menyentuh transmisi segera melapor ke kantor PLN untuk dipotong sehingga tidak ada pemadaman," ujarnya.