Painan (ANTARA) - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Hendrajoni mengatakan Responsive Innovative Fund (RIF) Tahap II atau Dana Responsif Inovatif diarahkan untuk mendukung pengembangan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh, pada 2019-2020.
"RIF merupakan bagian dari proyek kemitraan antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dengan Pemerintah Kanada," katanya usai membuka sosialisasi program RIF Kabupaten Pesisir Selatan di Painan, Rabu.
Ia menambahkan pada pembukaan sosialisasi RIF digelar beberapa kegiatan yakni diskusi interaktif, pembelajaran, serta penayangan video sebelum dan sesudah dilaksanakannya RIF tahap I.
"Kegiatan awal sengaja dirancang semenarik mungkin guna memetakan potensi dan inovasi sehingga tergambar peluang-peluang yang akan dikembangkan," katanya lagi.
Menurutnya, KWBT Mandeh selain menyuguhkan keindahan wisata bahari yang memukau di kawasan juga terdapat buah jeruk dan durian yang melimpah.
"Semoga dengan kegiatan RIF jeruk dan durian bisa diolah dengan maksimal sehingga berdampak pada harga jual yang lebih tinggi dari sebelumnya," imbuhnya.
Bahkan, menurutnya yang tidak kalah penting olahan dari keduanya juga bisa dijadikan sebagai buah tangan bagi wisatawan yang datang berkunjung.
Ia mengatakan Pesisir Selatan termasuk kabupaten yang beruntung karena pada RIF tahap II ini dari sekian banyak kabupaten dan kota di Indonesia hanya enam yang dipilih.
Lima kabupaten lainnya ialah Manokrawi, Papua Barat, Dompu, Nusa Tenggara Barat, Mempawah, Kalimantan Barat, dan Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Sesuai informasi yang didapatkannya pada pelaksanaan RIF tahap I yang digelar dari Maret 2018 hingga April 2019 sekitar 6.105 penerima manfaat yang meliputi pemerintah, sektor swasta, akademisi, lembaga penelitian, komunitas dan lainnya telah mendapat pelatihan hingga 209 kali.
Selanjutnya juga mendapat dukungan teknis untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, pengembangan produk, ekspansi pasar dan penciptaan produk unggulan dan penciptaan lapangan kerja.
"RIF merupakan bagian dari proyek kemitraan antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dengan Pemerintah Kanada," katanya usai membuka sosialisasi program RIF Kabupaten Pesisir Selatan di Painan, Rabu.
Ia menambahkan pada pembukaan sosialisasi RIF digelar beberapa kegiatan yakni diskusi interaktif, pembelajaran, serta penayangan video sebelum dan sesudah dilaksanakannya RIF tahap I.
"Kegiatan awal sengaja dirancang semenarik mungkin guna memetakan potensi dan inovasi sehingga tergambar peluang-peluang yang akan dikembangkan," katanya lagi.
Menurutnya, KWBT Mandeh selain menyuguhkan keindahan wisata bahari yang memukau di kawasan juga terdapat buah jeruk dan durian yang melimpah.
"Semoga dengan kegiatan RIF jeruk dan durian bisa diolah dengan maksimal sehingga berdampak pada harga jual yang lebih tinggi dari sebelumnya," imbuhnya.
Bahkan, menurutnya yang tidak kalah penting olahan dari keduanya juga bisa dijadikan sebagai buah tangan bagi wisatawan yang datang berkunjung.
Ia mengatakan Pesisir Selatan termasuk kabupaten yang beruntung karena pada RIF tahap II ini dari sekian banyak kabupaten dan kota di Indonesia hanya enam yang dipilih.
Lima kabupaten lainnya ialah Manokrawi, Papua Barat, Dompu, Nusa Tenggara Barat, Mempawah, Kalimantan Barat, dan Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Sesuai informasi yang didapatkannya pada pelaksanaan RIF tahap I yang digelar dari Maret 2018 hingga April 2019 sekitar 6.105 penerima manfaat yang meliputi pemerintah, sektor swasta, akademisi, lembaga penelitian, komunitas dan lainnya telah mendapat pelatihan hingga 209 kali.
Selanjutnya juga mendapat dukungan teknis untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, pengembangan produk, ekspansi pasar dan penciptaan produk unggulan dan penciptaan lapangan kerja.