Jakarta, (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yakin pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, tidak akan mempengaruhi industri perhotelan.
Ditemui di Kompleks Balai Kota Jakarta, Kamis, mantan Menteri Pendidikan ini menyebut dirinya percaya diri industri perhotelan di Jakarta tetap akan bertahan meski sumber paling utama pendapatan hotel yakni rapat, atau perjalanan dinas dari daerah ke Jakarta hampir bisa dipastikan hilang setelah ibu kota pindah, lewat sumber lainnya.
"Nanti dikaji dulu, karena kan potensi pariwisata Jakarta juga terus berkembang ini kan jadi sumber lainnya. Kalau anda lihat banyak sekali tempat-tempat yang bisa jadi tempat wisata," kata Anies.
Kendati demikian, Anies menyebut pihaknya akan memberi perhatian khusus terhadap hal ini dengan membuat berbagai kajian.
"Biar nanti dikaji khusus, kalo itu (soal kelangsungan industri perhotelan) jangan spekulasi. Harus ada kajiannya harus ada proyeksinya," ucap Anies menambahkan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta yang terakhir diperbaharui (update) 23 Februari 2017, di Jakarta terdapat 440 hotel dengan 47.663 kamar, dengan sebaran Jakarta Pusat 192 hotel, Jakarta Barat 82 hotel, Jakarta Selatan 58 hotel, Jakarta Utara 54 hotel, Jakarta Timur 31 hotel dan Kepulauan Seribu 23 hotel.
Dari berbagai survei, selama ini sebagian besar hotel ternyata menggantungkan pemasukan dari berbagai acara yang digelar di hotel, misalnya rapat, seminar, pameran, dan semacamnya. Besaran kontribusinya-pun tak main-main.
Bahkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B. Sukamdani pada Rabu (13/2), mengatakan tak jarang berbagai rapat, seminar, atau acara yang diadakan pemerintah mampu menyumbang hingga 80 persen pemasukan hotel.
Kebanyakan hotel yang pendapatannya didominasi penyewaan ruang untuk rapat berada di luar DKI Jakarta dan daerah-daerah tujuan wisata. (*)
Ditemui di Kompleks Balai Kota Jakarta, Kamis, mantan Menteri Pendidikan ini menyebut dirinya percaya diri industri perhotelan di Jakarta tetap akan bertahan meski sumber paling utama pendapatan hotel yakni rapat, atau perjalanan dinas dari daerah ke Jakarta hampir bisa dipastikan hilang setelah ibu kota pindah, lewat sumber lainnya.
"Nanti dikaji dulu, karena kan potensi pariwisata Jakarta juga terus berkembang ini kan jadi sumber lainnya. Kalau anda lihat banyak sekali tempat-tempat yang bisa jadi tempat wisata," kata Anies.
Kendati demikian, Anies menyebut pihaknya akan memberi perhatian khusus terhadap hal ini dengan membuat berbagai kajian.
"Biar nanti dikaji khusus, kalo itu (soal kelangsungan industri perhotelan) jangan spekulasi. Harus ada kajiannya harus ada proyeksinya," ucap Anies menambahkan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta yang terakhir diperbaharui (update) 23 Februari 2017, di Jakarta terdapat 440 hotel dengan 47.663 kamar, dengan sebaran Jakarta Pusat 192 hotel, Jakarta Barat 82 hotel, Jakarta Selatan 58 hotel, Jakarta Utara 54 hotel, Jakarta Timur 31 hotel dan Kepulauan Seribu 23 hotel.
Dari berbagai survei, selama ini sebagian besar hotel ternyata menggantungkan pemasukan dari berbagai acara yang digelar di hotel, misalnya rapat, seminar, pameran, dan semacamnya. Besaran kontribusinya-pun tak main-main.
Bahkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B. Sukamdani pada Rabu (13/2), mengatakan tak jarang berbagai rapat, seminar, atau acara yang diadakan pemerintah mampu menyumbang hingga 80 persen pemasukan hotel.
Kebanyakan hotel yang pendapatannya didominasi penyewaan ruang untuk rapat berada di luar DKI Jakarta dan daerah-daerah tujuan wisata. (*)