Jakarta, (ANTARA) - Perum Bulog berencana membangun 6 unit corn drying center (CDC) untuk pengolahan dan penyimpanan pascapanen jagung yang akan dilaksanakan tahun ini guna memaksimalkan pengadaan jagung dalam negeri.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog, Imam Subowo, menyebutkan pusat pengeringan jagung atau CDC ini akan dilengkapi dengan mesin pengering (dryer) berkapasitas 90 ton per hari dan silo untuk penyimpanan jagung sebesar 9.000 ton.
"Total CDC yang dibangun ditempatkan di enam lokasi, yakni di 2 unit di Jawa Tengah serta 1 unit masing-masing di Gorontalo, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Lampung," kata Imam di Jakarta, Rabu.
Imam menjelaskan bahwa Bulog menganggarkan biaya Rp400 miliar untuk membangun enam unit CDC tersebut. Dana ini berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang didapat Bulog pada 2016 lalu sebesar Rp2 triliun.
Jika pembangunan sudah terealisasi, Bulog akan memiliki tempat penyimpanan jagung sendiri, karena sebelumnya BUMN pangan tersebut belum memiliki silo.
Selain membangun tempat penyimpanan jagung, Bulog berupaya memaksimalkan penggunaan PMN sebesar 16 persen hingga akhir tahun ini, atau sebesar Rp320 miliar dengan membangun fasilitas penunjang pangan lainnya.
Sejauh ini, Bulog sudah membangun dua gudang penyimpanan kedelai dengan biaya sebesar Rp20 miliar dan berencana membangun satu gudang lainnya di Grobogan, Jawa Tengah, dengan biaya investasi sebesar Rp7 miliar.
Pengembangan bisnis Bulog juga merambah pada layanan online-offline dengan pembangunan gudang modern. Rencananya gudang modern ini akan dibangun di Jakarta, Surabaya, Makassar dan Medan.
"Model gudangnya untuk melayani 'offline' dan 'online', semacam gudang komersial yang menyimpan stok tapi dalam bentuk grosiran," tambah Imam. (*)
Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog, Imam Subowo, menyebutkan pusat pengeringan jagung atau CDC ini akan dilengkapi dengan mesin pengering (dryer) berkapasitas 90 ton per hari dan silo untuk penyimpanan jagung sebesar 9.000 ton.
"Total CDC yang dibangun ditempatkan di enam lokasi, yakni di 2 unit di Jawa Tengah serta 1 unit masing-masing di Gorontalo, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Lampung," kata Imam di Jakarta, Rabu.
Imam menjelaskan bahwa Bulog menganggarkan biaya Rp400 miliar untuk membangun enam unit CDC tersebut. Dana ini berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang didapat Bulog pada 2016 lalu sebesar Rp2 triliun.
Jika pembangunan sudah terealisasi, Bulog akan memiliki tempat penyimpanan jagung sendiri, karena sebelumnya BUMN pangan tersebut belum memiliki silo.
Selain membangun tempat penyimpanan jagung, Bulog berupaya memaksimalkan penggunaan PMN sebesar 16 persen hingga akhir tahun ini, atau sebesar Rp320 miliar dengan membangun fasilitas penunjang pangan lainnya.
Sejauh ini, Bulog sudah membangun dua gudang penyimpanan kedelai dengan biaya sebesar Rp20 miliar dan berencana membangun satu gudang lainnya di Grobogan, Jawa Tengah, dengan biaya investasi sebesar Rp7 miliar.
Pengembangan bisnis Bulog juga merambah pada layanan online-offline dengan pembangunan gudang modern. Rencananya gudang modern ini akan dibangun di Jakarta, Surabaya, Makassar dan Medan.
"Model gudangnya untuk melayani 'offline' dan 'online', semacam gudang komersial yang menyimpan stok tapi dalam bentuk grosiran," tambah Imam. (*)