Solok (ANTARA) - PT. Tirta Investama (TIV) Pabrik Aqua Solok, Sumatera Barat kembali melanjutkan Program Corporate Social Responsibility (CSR) 2019 dengan kegiatan program akses air bersih, sekolah lapangan dan konservasi untuk masyarakat Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang.

"Pada 2019 ada dua kegiatan yang kami angkat, yaitu program air bersih dan sekolah lapangan atau konservasi untuk masyrakat di tiga jorong Nagari Batang Barus," kata Stakeholder Relation PT.TIV Solok Azra`i didampingi CSR Jon Betrit di Kayu Aro, Sabtu.

Ia menyebutkan kegiatan untuk tiga Jorong yang ada di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok tersebut merupakan lanjutan dari pada program 2018.

Program akses air bersih dilakukan untuk masyarakat Dusun Rawang Jorong Lubuk Selasih dan Dusun Jariang Jorong Kayu Aro.

"Program ini dipilih berdasarkan usulan dari masyarakat dan assessment yang kami lakukan bersama mitra CSR Aqua Solok Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)," katanya.

Menurut penelitian timnya, di dua dusun tersebut hanya 13 persen masyarakat yang memiliki akses terhadap air bersih, namun tidak permanen dan dalam keadaan terbuka serta sering kekeringan.

Kemudian hanya 18 persen masyarakat memiliki jamban di rumah masing-masing dan selebihnya aktivitas BAB masyarakat di sungai, gali tutup lubang,  menumpang ke rumah tetangga dan ke masjid atau mushalla. 

Sedangkan pengelolaan sampah masih belum terkelola dengan baik, dan masih ada masyarakat yang buang sampah ke parit atau banda atau dibakar. 

Menurutnya, masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku sehat masih belum terlihat.

"Masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmati akses air bersih sampai ke rumah-rumah," ujarnya.

Hal ini sebagai tanggung jawab perusahaan untuk membantu program pemerintah dalam mengatasi akses air bersih dan secara langsung menaikkan peringkat Nagari Batang Barus dalam akses persentase Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) secara nasional, pada 2017 di angka 56,2 persen, 2018 di angka 61,8 persen dan di pertengahan 2019 sudah diangka 66,7 persen.

Kemudian program kedua CSR pada 2019 yaitu sekolah lapangan dan konservasi untuk masyarakat Dusun V Jorong Kayu Aro.

Ia menjelaskan program ini dilaksanakan untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memelihara tanaman palawija atau sayuran agar bisa tumbuh lebih baik dengan hasil yang berkualitas.

Selain itu, masyarakat nantinya dapat mengolah hasil pertanian sayuran menjadi produk olahan yang lebih baik sebagai alternatif ketika harga jual sayuran anjlok dipasaran.*

Pewarta : Tri Asmaini
Editor : Miko Elfisha
Copyright © ANTARA 2024